Siang itu, matahari sudah condong di atas atap kediaman jenderal Shang. Shen Liu Zi kembali melalui pintu samping. Tidak lagi dalam penyamaran seorang pemuda. Rambutnya disanggul rapi, gaun sederhana berwarna lembut melekat di tubuhnya, dan keranjang anyaman kecil bertengger di lengannya—penuh sayuran segar hasil belanja pasar. Langkahnya tenang saat melewati halaman, anggun tanpa dibuat-buat. Udara dapur yang hangat menyambutnya bersama aroma kayu bakar, serta kaldu yang sedang direbus. Dia meletakkan keranjang di atas meja panjang, lalu satu per satu mengeluarkan isinya, mulai dari daun bawang, lobak, jamur kering, juga seikat sawi yang masih segar dengan tetes air di ujung daunnya. Tangannya bergerak cekatan, seperti rumah tangga sudah lekat di urat nadi. Saat itulah, suara langkah ringan terdengar di ambang pintu. Kepala Xu berdiri di sana, kedua tangannya disilangkan di depan perut. Di wajahnya terpasang senyum tipis, rapi, sopan tapi kosong. “Nyonya,” sapanya lembut,
Last Updated : 2025-12-05 Read more