“Maaf, aku sudah bersuami.”Kalimat itu jatuh seperti pedang yang tak bersuara, tapi menghantam tepat ke dada pemuda di hadapan Shen Liu Zi.Atmosfer sekeliling seketika berubah.Hening.Telinga pemuda tadi mendadak berdenging, seolah semua suara pasar lenyap sekaligus. Teriakan pedagang, tawa anak-anak, bahkan derap langkah orang lalu-lalang, semuanya menguap begitu saja.Pemuda itu membeku.Wajahnya menggelap, bukan karena marah, melainkan karena sesuatu yang jauh lebih sunyi—kehilangan harapan. Cahaya di matanya yang barusan menyala penuh keberanian, padam tanpa sisa. Senyum semangat yang tadi tergurat samar di sudut bibirnya, entah sejak kapan sudah menghilang.Tangannya yang mengulurkan setangkai mawar merah beserta kantong wewangian bersulam halus perlahan turun.Turun begitu saja! Seolah-olah bunga itu ikut layu, berat oleh kenyataan yang baru saja menghantamnya.“Oh,” gumamnya lirih, hampir tak terdengar.Dia menunduk, memberi hormat dengan gerakan kaku. “Maafkan kelancangan
Last Updated : 2025-12-23 Read more