Todos os capítulos de SURA, PANGERAN TERBUANG: Capítulo 51 - Capítulo 60

Setiap pukulan Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia mengandung kekuatan ekstrem yang membuat udara dan langit bergetar keras. Tinju raksasanya menghantam naga qi yang mengamuk di udara; dalam sekejap, naga itu hancur berkeping-keping, berubah menjadi debu spiritual yang perlahan menghilang ditelan angin.Namun, Formasi Sekte Pedang tidak berhenti di situ. Begitu naga qi lenyap, warna langit berubah suram, lalu muncul sepuluh ribu pedang spiritual yang berkilau, melayang membentuk lautan pedang tanpa batas — membelah surga dan bumi.“Ubah langit dan bumi menjadi lautan pedang abadi!” seru para tetua serempak.Lautan pedang itu segera menghujani sang Iblis dari segala arah. Gunung-gunung runtuh, bumi bergetar hebat, dan pemandangan yang tercipta seolah menjadi adegan kehancuran dunia.Semua orang yang menonton dari kejauhan terpana, wajah mereka pucat bercampur kagum.“Sekte Pedang memang layak menyandang namanya!” seru seseorang yang saat itu juga tengah menyaksikan pertempuran dari

Si Yening, Penguasa Ras Iblis Siluman Rubah, bersama Delapan Belas Raja Iblis yang bergegas mencoba menyelamatkan Lin Boa, semuanya terlempar ke belakang oleh kekuatan dahsyat “Lima Cambuk Petir” milik Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia. Mereka berusaha keras untuk menyelamatkan diri agar tidak terkena serangan yang begitu menghancurkan.Di bawah kekuatan immortal sekuat itu, bagaimana mungkin makhluk seperti Penguasa Ras Iblis Siluman Rubah mampu menghentikan amukan tenaga tersebut? Tubuh mereka beterbangan, terhempas jauh dari pusat ledakan kekuatan.Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia kini menunjukkan kekuatan sejatinya. Ia tidak lagi bermain-main. Seluruh medan pertempuran seolah bergetar di bawah tekanannya—kekuatan seperti itu benar-benar tidak ada yang mampu menandingi.“NGUUUUNG!” Suara dengungan tajam menggema, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Namun di tengah situasi itu, untungnya Si Yening dan para Raja Iblis masih sempat memberikan pertolongan. Mereka

Tangan berwarna emas muncul dari langit, sebesar gunung, dan dalam sekejap menggenggam kelima naga guntur yang mengamuk. Dalam hitungan detik, kelima naga petir itu hancur berantakan, lenyap seolah tak pernah ada!Mata Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia terbelalak tak percaya.“Apa yang dilakukan orang ini?! Tangannya menghancurkan seranganku—yang menggunakan enam puluh persen kekuatanku—dalam satu gerakan?!”Seketika alam menjadi hening.Semua orang, para iblis, siluman, hingga kultivator manusia terdiam membeku. Bahkan Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia pun terpaku di tempatnya, tidak percaya dengan apa yang baru disaksikannya.Tidak ada satu pun yang berbicara.Semua hanya tahu satu hal — He Sura baru saja meniadakan teknik menyerang sekelas immortal hanya dengan satu gerakan tangan!Teknik pamungkas Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia hancur seketika, seolah busa yang ditiup angin. Tak seorang pun mengerti bagaimana He Sura melakukannya. Sebagian mulai berspekulasi bahw

“Hahahaha! Inilah akibatnya menentangku, Jenderal Keabadian! Tak ada yang bisa selamat dari tinjuku—”Ucapan itu mendadak terhenti.Tatapan Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia membeku ketika menyadari He Sura sudah berdiri tepat di belakangnya, tangan pemuda itu mencengkeram rambutnya dengan kuat.“A... apa—bagaimana bisa?!”He Sura tersenyum dingin.“Sepuluh kesempatanmu telah habis, Tuan Jenderal. Setelah sekian lama aku beristirahat, sekarang giliran tubuhku untuk sedikit berolahraga...”Gedebuk! Gedebak! Gedebuk! Gedebak!“Ahk...! Ahk...! Agh...!”He Sura menjambak rambut Immortal Iblis Monster Pemakan Manusia dan membantingnya ke kanan, kiri, depan, dan belakang seperti mainan.Tubuh sang jenderal immortal itu terhempas ke segala arah tanpa bisa melawan, menciptakan dentuman yang bergema di seluruh lembah.“Ahk...! Aghh...!”Setiap benturan membuat tanah terbelah. Rambut sang iblis tercabut berantakan seperti benang kusut, wajahnya memar dan bengkok tak berbentuk.He Sura berh

Wanita yang menjadi lawan Cao Yi melompat ke kanan dan ke kiri dengan gesit menghindari tebasan pedang yang mematikan.“Sialan kau, Cao Yi! Apa kau masih kekurangan pria di tempat tidurmu?! Kenapa tidak memberi kesempatan kepada kami agar bisa menghadiahkan satu untuk adik-adik kami yang masih muda dan belum menikah sampai sekarang?!” teriaknya dengan nada kesal.Wusshh… Wusshh… Wusshh…Slash!Gedebuk!Salah satu wanita terjatuh, pedangnya terlempar jauh. Pertarungan sengit pun terus berlanjut, penuh jurus andalan dan teknik unik masing-masing untuk bertahan dan merebut kemenangan.He Sura, yang baru saja diantarkan ke podium pertaruhan, berdiri bersama dua pria lainnya menyaksikan kekacauan indah itu—pertarungan bebas antar kultivator wanita yang tidak mengenal ampun. Siapa pun yang mampu bertahan hingga akhir akan menjadi pemenang.Tiga petarung dengan skor tertinggi berhak memilih pria yang mereka inginkan sebagai hadiah utama.Segala trik, jurus rahasia, dan tipu muslihat dikerahk