Semua Bab HASRAT TERLARANG SUAMI ORANG: Bab 21 - Bab 30

Dona gemetar badannya, ia kaget ada Monica di rumahnya. Bagaimana bisa Monica tahu rumah Dona. Doa takut kalau Monica bicara sembarangan kepada orang tua Dona yang mungkin bisa orang tua Dona sakit karena terkejut dengan berita yang disampaikan Monica. "Kenapa bengong saja disitu. Kemarilah kalian berdua," ucap Monica lagi. Senyumannya melebar seolah dia meraih kemenangan. Dona melirik Leon yang ada disebelahnya lalu Leon mengangguk pelan saja dan menggandeng Dona mendekat ke arah orang tuanya. "Lihatlah itu, bagaimana kamu mendidik anakmu itu. Masa bergandengan tangan dengan suami orang di depan istri sah," ucap Pak Malik sambil menunjuk Dona dan Leon.. Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Dona. Tamparan itu dari sang Ayah. "Dasar pembuat onar, bikin orang tua malu saja!" bentak sang Ayah. "Pak, ini bukan salah Dona," ucap Leon merangkul Dona. "Diam kamu!" seru Ayah Dona. "Kamu juga kenapa harus merusak putriku, padahal kamu sud

Leon mengangguk pelan, dia mencoba untuk setia kepada Dona. Tapi semua itu tergantung nanti saat susah menikah dengan Dona apakah orang tuanya ikut campur atau tidak. "Sejujurnya saya masih trauma jika orang tua pasangan saya akan ikut campur urusan rumah tangga," balas Dona. 'Jadi.kamu mau berjanji untuk setia atau tidak?" tanya Pak Somad sekali lagi. 'Aku beejanji," jawab Leon tegas. Pak Somad mengangguk pelan, dia setengah merelakan Dona berhubungan asmara dengan Leon. Coba saja Leon bukan suami orang. Mungkin Pak Somad akan mengijinkan mereka bersama sejak awal. "Sekarang pulang dulu, aku ingin mengobrol dengan Dona berdua saja," pinta Pak Somad. 'Baiklah, aku harap Pak Somad memberikan aku restu," ucap Leon. "Aku tunggu keseriusann mu dulu," balas Pak Somad.Pak Somad menatap tegas Leon. Dia tidak ingin anaknya juga dicampakan oleh Leon seperti istri yang sekarang dia campakan. Sebagai orang tua tentu saja harus seleksi memilih suami atau

Pak Somad mengelus rambut putri kesayangannya itu dengan lembut. Walau sudah dewasa. Dona tetap kecil Dimata Pak Somad. 'Aku ingin memberinya pelajaran. Aku akan mengajarinya apa itu arti setia," jawab Pak Somad. "Apa Ayah menilai Leon tidak setia?" tanya Dona. "Menurutmu seorang pria yang berselingkuh tapi mencari wanita lain untuk menyenangkan hatinya apa bisa disebut setia? Aku rasa Leon tidak setia," jawab Pak Somad. Mata Dona menjadi sendu, dia tidak berani menatap Ayahnya langsung. Dia sedih karena Leon dicap tidak setia oleh sang Ayah. Akankah hubungannya tidak mendapatkan restu. Atau akan berakhir begitu saja walau sudah dicap sebagai pelakor. "Leon tidak setia karena ada alasannya, Ayah," ucap Dona memberanikan diri membela Leon di depan Ayahnya. "Itu hanya modus saja untuk mendapatkan hatimu. Leon hanya membela dirinya saja," balas Pak Somad. Lelaki akan berdusta demi mendapatkan wanita yang dia incar. Saat sedang bosan dengan rum

Satpam segera berlari ke tempat kejadian perkara dimana Leon berteriak minta tolong. Suasana menjadi caos karena sekitar lima orang terus melempari telur busuk ke arah Leon dan Dona sembari mencari mereka. "Suami brengsek dan gundik pelakor pantas mendapatkan penghinaan seperti ini," ucap salah satu dari mereka. "Hentikan. Kalian bisa dilaporkan karena mengganggu ketertiban umum," ucap Satpam yang mencoba mengkondisikan suasana saat ini. "Jangan bela suami brengsek dan gundiknya ini, Pak!" tegas salah satu dari mereka sambil terus melempari telur busuk ke mereka. "Tapi tidak anarkis juga, mereka sudah mendapatkan sangsi sosial juga," balas Satpam. Dona dan Leon berhasil masuk mobil dikawal satpam. Tapi tubuh mereka menjadi bau amis dan busuk karena telur. Pak satpam mengode Leon supaya meninggal tempat semangat pak satpam menghalau dan bernegosiasi dengan pembuat onar agar tidak melanjutkan aksinya membiarkan Leon dan Dona pergi. "Beran

Leon tersenyum sebelum menjawab, "Kita akan ke tempat yang membuat kita hidup nyaman dan bahagia," "Iya, tempat itu ada dimana?" tanya Dona. "Mungkin kita akan membeli rumah yang kamu impikan dan membuka usaha yang kamu sukai," jawab Leon. Dona mengangguk pelan, sepertinya dia sudah ada bayangan akan kemana dia pergi. Meninggalkan gemerlapnya kota seperti ini juga pasti akan seru. "Aku ingin tinggal di tempat yang sejuk, damai, dan tenang," ucap Dona. "Aku akan turuti kemauamu. Kamu tentukan saja mau tinggal dimana," balas Leon. Dona mengangguk, wajahnya berseri-seri karena Leon sangat memanjakannya. Baik menuruti kemauannya maupun memberikan kasih sayang yang berlimpah padanya. "Sekarang kita makan dulu," ucap Leon sembari membelokkan mobil ke sebuah rumah makan. "Baiklah, aku juga lapar karena lelah habis melayanimu," balas Dona. "Maafkan aku yang terlalu bersemangat," ucap Leon sembari tertawa. "Aku maafkan kok, karena aku juga