All Chapters of Kebangkitan Kaisar Beladiri: Chapter 151 - Chapter 160

Meskipun kalah dalam hal keterampilan, Si Ying arogan tetapi tidak sombong. Yang Teng mengalahkannya dengan ilmu pedang murni, dan Si Ying sepenuhnya yakin akan keunggulannya. Kalah dari seseorang yang lebih kuat dari diri sendiri bukanlah hal yang memalukan. Si Ying bertekad untuk berlutut di sana sampai Yang Teng setuju untuk mengajarinya ilmu pedang, setelah itu ia akan berdiri. Zhu Yiping segera menghela napas lega. Metode Tetua Yang memang luar biasa, sesuatu yang tidak pernah ia duga. Ia berpikir bahwa bahkan jika Si Ying kalah, ia akan dengan keras kepala menolak untuk mengakuinya dan melawan Yang Teng sampai mati. Jika itu yang terjadi, itu akan menempatkannya dalam posisi yang sulit, membuatnya sulit untuk mengelola sesama murid di bawah pengawasan Yang Teng. Murid-murid lainnya terkejut dan tidak dapat mempercayainya. Apakah ini masih Si Ying yang dikenal sebagai Orang Gila, yang benar-benar memohon kepada seorang anak laki-laki berusia enam belas tahun u

Hari demi hari berlalu, dan hari penilaian murid Pegunungan Luoxia pun tiba. Putaran pertama penilaian ditujukan untuk murid baru Pegunungan Luoxia, dibagi menjadi dua bagian: penilaian keterampilan alkimia dan tingkat kultivasi. Tidak ada murid baru di gua Yang Teng, jadi ia tidak perlu berpartisipasi dalam penilaian alkimia, tetapi ia tetap membawa Zhu Yiping dan yang lainnya untuk menonton. Si Ying bingung, "Tetua, apakah ada gunanya melihat mereka meracik pil? Bukankah ini buang-buang waktu?" Zhu Yiping juga tidak mengerti. Orang-orang ini hanya bisa menjadi murid formal setelah lulus penilaian alkimia dan tingkat kultivasi, tetapi status mereka masih jauh lebih rendah, dan keterampilan alkimia mereka tak tertandingi. Yang Teng berkata dengan nada formal, “Kalau kau berpikir seperti itu, kau salah. Jangan merasa lebih unggul hanya karena kau memasuki Pegunungan Luoxia beberapa tahun sebelumnya. Pegunungan Luoxia penuh dengan bakat luar biasa; banyak yang menunj

Beberapa hari kemudian, tibalah saatnya untuk bagian lain dari tahap pertama penilaian: tingkat kultivasi. Di kehidupan sebelumnya, pengalaman Yang Teng mirip dengan Lu Dong; ia tereliminasi di tahap alkimia dan tidak dapat berpartisipasi dalam penilaian kultivasi. Kali ini, Yang Teng telah mempersiapkan diri dengan matang untuk penilaian kultivasi. "Apakah akan ada bahaya dalam penilaian kultivasi? Apakah ada harta karun di alam rahasia? Apakah para kultivator yang berpartisipasi dalam penilaian akan saling membunuh saat memetik herba spiritual?" Yang Xin mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus, jelas tidak nyaman dengan Yang Teng yang hanya berpartisipasi dalam penilaian. "Kekhawatiran Nona Xin'er wajar." Zhu Yiping pernah berpartisipasi dalam tahap pertama penilaian sebelumnya dan mengetahui situasi di alam rahasia. "Kalau begitu cepat beri tahu aku, bahaya apa saja yang ada di dalam? Ayo bersiap, kita sama sekali tidak boleh menghadapi bahaya apa pun," kata Ya

Meskipun telah bereinkarnasi dan memiliki pengetahuan serta pengalaman selama seribu tahun, Yang Teng baru berusia enam belas tahun. Melihat ekspresi Hao Yong yang tercengang, ia pun gembira, berpikir, "Mari kita lihat apakah orang ini masih berani bersikap seperti bos di hadapanku. " Namun, Hao Yong hanya memujinya lalu membenamkan kepalanya dalam memanggang daging, tampaknya lebih tertarik pada kelezatan daging itu daripada pada jenis daging aneh apa itu. Yang Teng langsung merasa bosan dan mengambil daging panggang dari Hao Yong untuk dimakan. "Lumayan, rasanya memang sangat enak. Apa kau punya lagi?" tanya Hao Yong sambil makan. Yang Teng menatap Hao Yong dengan waspada; orang ini rakus! "Apa yang ingin kau lakukan!" Hao Yong terkekeh. "Setelah makan daging hewan lezat seperti itu, aku tidak bisa makan daging kelinci salju lagi. Untuk bulan depan, kau harus menafkahiku." "Itu saja. Hanya itu yang kumiliki. Jika kau mau, aku akan mengajakmu ke suatu temp

Air menetes dari mulut kura-kura tua itu, dan bau busuk tercium dari air liurnya. "Muuu!" kura-kura tua itu meraung, seolah mencoba mengungkapkan sesuatu. Yang Teng tidak mengerti bahasa hewan; telinganya berdenging, dan bintang-bintang berkelap-kelip di depan matanya. Ia pusing karena auman kura-kura itu. Melihat Yang Teng tidak bereaksi, kura-kura tua itu menjadi marah, membuka rahangnya yang besar, dan melemparkan Yang Teng ke dalam mulutnya. Pandangan Yang Teng menjadi gelap saat ia memasuki lubang hitam yang dipenuhi bau busuk. Kemudian ia merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya, terutama kepalanya, yang rasanya seperti akan meledak. Tiba-tiba, sesosok raksasa muncul di lautan kesadarannya. "Manusia bodoh! Kau membuatku marah!" Yang Teng terkejut saat mengetahui bahwa sosok raksasa itu adalah kura-kura tua, dan ia benar-benar mengerti apa yang dikatakan kura-kura tua itu. Oh tidak! Yang Teng ketakutan dan tak berdaya; kura-kura tua itu tela