"Saya pamit, Nyonya," ujar bodyguard yang mengantar Shazia ke kamar, sudah memasukkan koper Shazia dalam kamar. Shazia menganggukkan kepala, "terima kasih, Pak," ucap Shazia ramah. "Sama-sama, Nyonya," jawab bodyguard tersebut, membumkuk lagi lalu segera beranjak dari sana. Namun, ketika melihat tuannya, dia lagi-lagi membungkuk. Setelah itu melangkah lebih cepat karena takut pada aura mengerikan sang tuan. Di sisi lain, Shazia masuk ke dalam kamar tersebut. Dia menoleh ke sana kemari sambil berjalan ke ranjang. "Sepertinya ini kamarku sendiri deh," gumamnya pelan, menetap ranjang yang terlihat rapi lalu beralih menatap ke arah meja nakas. Tidak ada benda apapun di sini–seperti jam tangan ataupun handphone Rayden. Fix, ini memang kamarnya. Shazia berdiri lalu mengepalkan tangan, mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi dengan penuh semangat. "Yes, aku tidur sendirian! Buto Ijo yang sok-sokan cuek itu, wajahnya tidak akan kulihat. Tembok!" serunya bersemangat. Hal tersebut bers
Last Updated : 2025-11-20 Read more