"Pagi apanya? Matahari sudah terbit di atas kepala kamu, sayang. Terus, aku nggak salah loh, kamu yang menggodaku, tuh …," Arya memonyongkan bibirnya, memberikan kode pada Amara agar dia tahu, bukan dia yang salah, tapi tubuh istrinya yang terbuka memancing Arya menyentuh salah satu benda kenyal kesayangan. "Ya ampun!" sekarang Amara sadar dan menutupi lagi rapat tubuhnya dengan selimut agar terhindar dari tangan dingin yang menyentuh benda kenyalnya. "Jangan usil ya, Mas!" desis Amara cemberut. "Aku nggak usil. Itu kenyataan. Kenapa? Mau protes apa kamu malu? Semuanya sudah aku lihat, sentuh, beri tanda dan nikmati sepuasku kok," Arya tetap tidak mau mengalah ketika dia merasa Amara melupakan peristiwa belah durennya semalam. "Mas, ish, nggak gitu sih. Nggak usah bahas itu lagi. Aku malu," segera dengan cepat Amara menutupi wajahnya yang sudah panas dan memerah seperti udang rebus. Arya hanya tersenyum. Kebahagiaan semalam dan hari ini membuatnya seperti berada di taman surgawi.
Terakhir Diperbarui : 2025-10-30 Baca selengkapnya