Itu adalah hal yang dulu pernah ia impikan.Namun kini, ketika semuanya telah berubah, ketika wajahnya bukan lagi wajah yang dulu sering diejek, momen itu justru terasa pahit.Begini caramu membuktikan rasa, Aluna? batinnya getir. Ketika aku sudah tampan, baru kau berani menciumku?Ada sesak yang mengalir di dadanya, bukan bahagia, melainkan kecewa yang lembut namun tajam.Dengan perlahan tapi tegas, Aksa menahan bahu Aluna dan menjauhkan dirinya.“Jangan lakukan itu lagi,” ucapnya pelan, namun suaranya tegas dan dingin.Ia berbalik, mendorong pintu gudang, dan keluar tanpa menoleh sedikit pun.Langkahnya cepat, seolah ingin melarikan diri dari sesuatu yang menyesakkan di dada.Sementara itu, Aluna berdiri mematung di tempat, napasnya tak teratur, matanya menatap punggung Aksa yang semakin menjauh. “Kenapa dia…?” gumamnya tak percaya, lalu buru-buru mengejarnya keluar dari gudang.Udara siang yang panas menyambut mereka kembali, namun yang terasa di dada keduanya hanyalah hawa dingin
Last Updated : 2025-10-31 Read more