Dewa Maut membungkuk di hadapan wanita itu, yang fisiknya tampak jauh lebih muda daripada usianya yang sebenarnya —sebuah hasil dari Prana Air yang memelihara. Mata Rimasuri, meski kosong, tiba-tiba memfokuskan pandangannya pada sosok Dewa Maut. Sebuah senyum tipis, pahit, dan profetik muncul di bibirnya. “Kau… kau berhasil,” bisik Rimasuri, suaranya lemah, seperti angin yang nyaris mati. “Kau berhasil menembus angin dan membunuhku dari jarak nol. Taktik kotor yang sempurna.” “Kemenangan adalah kemenangan,” jawab Dewa Maut, nada suaranya datar. Ia mengulurkan tangan, siap untuk melakukan absorpsi. Rimasuri tertawa pelan, batuk darah bercampur air laut yang kental. “Ambil Inti Samudra-ku, Dewa Maut. Ambil Air dan Angin. Kau kini menguasai Lima Elemen.” Dewa Maut menghentikan tangannya sejenak. “Kau memberikannya dengan mudah?” “Aku tidak memberikannya,” Rimasuri mengoreksi, tatapannya kini menyi
Last Updated : 2025-12-06 Read more