Ruang ICU dipenuhi aroma antiseptik yang menusuk. Lampu-lampu putih menyorot wajah Zhiya yang masih pucat, tubuhnya terhubung pada berbagai selang infus dan monitor. Walau ia sudah sempat sadar sebentar, dokter menegaskan bahwa kondisinya masih labil—rohnya belum sepenuhnya kembali stabil dalam tubuh. Arga berdiri di luar kaca pemisah ICU, kedua tangannya menggenggam pagar metal dengan erat. Matanya terus menatap Zhiya, seolah takut jika ia berkedip, Zhiya akan menghilang lagi. Napas Arga pendek dan berat. “Aku harusnya kuat,” gumamnya rendah. “Tapi kenapa rasanya… aku nyaris kehilangan dia lagi?” Di balik kaca, Zhiya tampak gelisah meski tertidur. Jari-jarinya sesekali bergerak, bibirnya bergetar, seolah sedang berjuang dalam mimpi yang tidak bisa ia tinggalkan. Dan itu membuat Arga semakin cemas. Seorang perawat lewat dan berhenti tepat di sampingnya. “Mas Arga, jika capek, silakan duduk di ruang tunggu ya. Perawatan ICU sering berlangsung lama.” Arga menggeleng. “Tidak apa
Última atualização : 2025-11-22 Ler mais