“Ada sesuatu dalam diriku yang bergetar. Seolah darahku… mengingat sesuatu yang tidak seharusnya.” “Aku mengerti, Arga. Tolong, tenangkan dirimu,” lirih Zhiya. Gadis itu kemudian mulai mendekati Arga dan memapah Pria itu menuju sofa didekat mereka. Zhiya tahu, ada yang tidak beres dengan Arga. Dari sorot matanya, ia bisa mengerti bahwa raga Pria itu mulai diikuti oleh roh leluhurnya. Langit semakin gelap. Setelah kondisi Arga sedikit membaik, mereka memilih untuk pulang untuk beristirahat. “Besok libur. Kau ada waktu luang?” tanya Arga. “Besok aku akan mengunjungi Ibu,” ucap Zhiya. “Baiklah,” ucap Arga. Mereka kemudian berpisah diparkiran. Zhiya mulai menghela nafasnya kasar dan hanya bisa menatap mobil Arga yang mulai pergi menjauh. Gadis itu terlalu khawatir dengan kondisi Arga. Ditambah lagi, aura gelap yang mengelilingi Arga semakin jelas. “Lingga, apa yang harus aku lakukan?” lirih Zhiya sembari meletakkan dahinya di stir mobilnya. “Waktunya kau kembali, Zhiya,”
Última atualização : 2025-11-17 Ler mais