Di Istana Dingin yang sunyi, Lusi duduk di sofa batu berhias ukiran lotus beku. Lentera minyak bergetar pelan, cahayanya memantulkan bayangan tajam di wajahnya. Seorang pelayan berlutut di hadapannya, tubuh gemetar saat menyampaikan laporan terbaru dari istana utama. “Putri… ada kabar baru… Roh Gadis itu—Nona Zhiya—telah muncul kembali di Qingzhou. Para dayang mengatakan ia terlihat di istana raja.” Desis napas Lusi langsung terhenti. Untuk sesaat, ia seperti patung es yang retak. Namun kemudian, bibirnya melengkung tipis—senyum yang tidak pernah menyentuh mata. “Jadi… bahkan ketika tubuhnya hampir mati di dunianya, dia masih kembali ke sini?” gumamnya pelan, hampir seperti bisikan. Pelayan itu menunduk lebih dalam, takut melihat kemarahan Lusi. Namun Lusi tidak meledak. Ia justru tertawa kecil—dingin, pelan, seperti suara jarum es jatuh ke tanah. “Bagus,” katanya akhirnya. “Itu berarti roh perempuan itu semakin lemah. Jika ia muncul di Qingzhou saat tubuhnya koma, itu hany
Última atualização : 2025-11-25 Ler mais