“Yu Zhiya, jangan khawatir, aku tidak akan membiarkanmu disakiti oleh siapapun,” bisik Lingga. “Aku juga tidak takut, selama kamu berada disisiku, pasti semuanya akan baik-baik saja. Tapi, Lingga, apa ini tidak keterlaluan?” tanya Zhiya. “Keterlaluan bagaimana, Zhiya?” Zhiya menghela nafasnya. “Bagaimanapun juga, wanita itu adalah tunanganmu dimasa ini,” lirih Zhiya. “Aku tidak peduli. Aku hanya ingin bersamamu. Aku tidak ingin kehilangan dirimu, Zhiya,” lirih Lingga. Zhiya terdiam. Ia kemudian memalingkan wajahnya kearah luar jendela. “Lingga, sudah saatnya aku kembali,” lirih Zhiya. “Tidak. Aku masih merindukanmu, Zhiya.” Zhiya menggeleng. “Entah sudah berapa lama aku tertidur disana. Tapi, kurasa ini waktunya aku kembali,” “Beri aku waktu, sedikit lagi. Kumohon,” bisik Lingga sembari memeluk tubuh Zhiya dari arah belakang. Pria itu menghirup aroma tubuh Zhiya yang begitu khas. Ia juga mengecupi punggung Zhiya karena ia tahu, mereka akan lama tidak berjumpa lagi. Perla
Última atualização : 2025-11-13 Ler mais