Skala masuk ke kamar. Luina sudah berbaring di tempat tidur, memejamkan mata, memunggungi pintu. Skala mendekat, dengan hati-hati duduk di tepi tempat tidur. Ia tidak langsung bicara. Ia merangkak sedikit lebih dekat dan perlahan tangannya terulur, memijat lembut pelipis Luina. “Masih pusing?” bisik Skala. Luina menepis tangan Skala. Penepisannya pelan, tetapi jelas. “Jangan sentuh aku, Mas,” ucap Luina dingin, matanya tetap terpejam, mempertahankan perannya. “Aku mau tidur sendiri.” Skala memilih untuk tidak memaksa. Ia tidak ingin lagi dituduh bertindak seperti orang gila atau agresif. "Baiklah, Sayang," ujar Skala pelan. "Mas mengerti. Mas minta maaf sekali lagi karena sudah nggak percaya sama kamu." Skala beranjak dari tepi tempat tidur, memberikan jarak yang Luina butuhkan. Ia berjalan ke lemari, mengambil kaus dan celana olahraga, lalu berjalan keluar kamar, menuju ruang ganti. "Mas akan kasih kamu waktu. Mas akan keluar sebentar," kata Skala dari ambang pintu ka
Last Updated : 2025-11-24 Read more