Udara berubah begitu mereka melewati celah cahaya itu. Tidak lagi pekat dan menekan seperti di rumah Wiradipa, melainkan kosong dan sunyi, seolah dunia menahan napas. Raka masih memeluk Nara erat-erat, memastikan tubuh perempuan itu tidak ambruk setelah tekanan besar yang mereka hadapi.Laksmi berdiri hanya beberapa langkah dari mereka, wajahnya pucat. Meski ia berusaha terlihat tenang, napasnya masih memburu, menandakan mantra yang ia lakukan barusan menguras kekuatan besar.“Kita… sudah keluar, kan?” tanya Raka sambil menatap Laksmi.Laksmi tidak langsung menjawab. Ia menatap sekitar mereka—tanah lapang, pepohonan gelap di kejauhan, dan jalan kecil yang menghubungkan rumah Wiradipa ke jalan utama. Tidak ada kabut hitam. Tidak ada suara “Mama”. Tidak ada getaran halus yang biasanya menandakan kehadiran entitas itu.Namun Laksmi memejamkan mata sejenak, merasakan energi di udara.“Nara,” panggilnya perlahan. “Bagaimana perutmu? Apakah masih terasa berat?”Nara mengusap bawah perutnya.
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-12-06 อ่านเพิ่มเติม