Udara di dalam kamar mendadak menjadi begitu padat hingga Nara merasa sulit bernapas. Bukan lagi sekadar dingin, melainkan dingin yang seolah memiliki bentuk, merayap di kulit, menyusup ke tulang, lalu mencoba menekan jantungnya perlahan.Laksmi berdiri di depan mereka, tubuhnya tegak, kedua tangannya terentang sedikit ke samping. Di sekelilingnya, lingkaran tipis berwarna keemasan tampak samar—bukan cahaya terang, tetapi seperti lapisan tipis sinar matahari yang diperas menjadi satu garis.“Jangan lepaskan genggamanmu padanya,” kata Laksmi tanpa menoleh, suaranya tenang namun mengandung tekanan. “Apa pun yang kau lihat nanti… tetap pegang tangan Nara.”Raka mengangguk, meski Laksmi tidak melihat. Ia menggenggam tangan Nara erat-erat, seolah jika ia melepasnya sedikit saja, Nara akan terseret ke tempat yang tidak bisa ia jangkau lagi.Nara sendiri masih memegang perutnya. Denyut aneh di dalam sana semakin jelas. Bukan rasa sakit biasa. Ada rasa berputar, kadang terasa seperti sesuatu
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-12-06 อ่านเพิ่มเติม