Her Lips

Her Lips

Oleh:  Wii  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
18Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Max Exsten; pria berusia 36 tahun ini memiliki paras yang tampan sehingga membuat siapapun tergila-gila akan ketampanannya. Selain itu, Max merupakan seorang duda beranak dua bernama Jessie Exsten dan Jasper Exsten. Jessie dan Jasper merupakan anak kembar yang berbeda jenis kelamin yang dilahirkan dari rahim seorang wanita cantik bernama Tiffany Austin.Tiffany harus menghembuskan napasnya saat usia kedua anaknya masih sekitar 1 tahun, karena mengalami kecelakaan dan mayatnya tak kunjung ditemukan hingga usia Jessie dan Jasper sudah mencapai 5 tahun. Dan di usia seperti itu, mereka pasti akan membutuhkan seorang ibu, namun Max tak kunjung memenuhi keinginan anak-anaknya. Bagi Max, menikah lagi bukanlah prioritasnya saat ini. Yang menjadi prioritasnya adalah Jessie dan Jasper. Hingga kedatangan seorang wanita berwajah sama dengan Tiffany pun membuat hati seorang Max tidak tenang. Bagaimana mungkin orang yang sudah mati bisa hidup kembali? Ikuti terus kisahnya dan temukan jawabannya ^^

Lihat lebih banyak
Her Lips Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Wii
Silahkan baca dan jgn lupa review ya semuanya 😊
2020-12-28 21:05:51
0
18 Bab
Bab 1
“Ayah, dimana ibu?”Pagi ini, Max Exsten harus menghadapi pertanyaan seperti itu. Dia sendiri bingung, bagaimana harus mengatakan kondisi ibu dari anak-anaknya saat ini. Jika dia mengatakan yang sejujurnya, maka anak-anaknya pasti menangis dan menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjaga ibu mereka dengan baik.“Ayah, cepat katakan dimana ibu?!” tanya Jessie lagi. Kali ini nada bicaranya sedikit meninggi karena tak pernah mendapatkan jawaban setiap kali ia bertanya tentang hal itu. “Ayah, katakan!”“Diam!” bentak Max yang langsung membuat Jessie menangis.Tangisan Jessie semakin membuat Max kebingungan dan jadi pusing sendiri. Apalagi ini masih pagi dan dia harus terburu-buru ke kantor untuk menyelesaikan tugasnya. Max tak mampu menjelaskan pada Jessie tentang kronologi kejadian yang telah merenggut nyawa ibunya 4 tahun lalu.Kejadian itu benar-benar memilukan bagi Max. Istrinya meninggal karena sebu
Baca selengkapnya
Bab 2
Max membuka pintu rumahnya tanpa mengatakan apapun pada wanita yang mengaku sebagai Tiffany itu. Ia segera memasuki kamarnya, meninggalkan Jessi dan Jasper bersama kembaran Tiffany. Setidaknya, itu sedikit meringankan pekerjaannya. Ia juga tidak ingin mengganggu kegembiraan kedua anaknya. “Ibu kemana saja selama ini?” tanya Jessi saat berada di kamar bersama ibunya.
Baca selengkapnya
Bab 3
“Cepat katakan!”Max semakin menambah tekanan suaranya. Hal itu menyebabkan Jessi dan Jasper terbangun, lalu keluar menghampiri ayahnya. Pria tampan itu tak mampu lagi mengontrol emosinya, terlebih dirinya baru saja melihat jasad Tiffany yang begitu mengenaskan. Max benar-benar hilang kendali akibat kesedihan yang dialaminy
Baca selengkapnya
Bab 4
 Max membasuh wajahnya berulang kali dengan air yang keluar dari wastafel kamar mandinya. Ia masih belum bisa percaya dengan apa yang terjadi semalam, antara dirinya dengan Kayla. Kenapa ia sampai tega merenggut kesucian dari wanita yang bahkan sama sekali belum dikenalnya? Itu sungguh berada di luar nalarnya. Bahkan, sampai detik inipun dia masih belum mengingat semua kejadian yang terjadi semalam. Yang ia ingat hanyalah pertengkarannya dengan wanita itu yang berujung pada wiskie sebagai bahan pelampiasannya.
Baca selengkapnya
Bab 5
Kayla terus terjaga untuk menjaga pria yang harusnya menjadi kakak iparnya. Ia terlihat begitu mengkhawatirkan kondisi Max yang terlihat begitu pucat. Kayla takut jika Max sakit karena memikirkan kejadian kemarin malam, dimana kesuciannya direnggut oleh Max. “Apa mungkin dia merasa bersalah padaku? Astaga! Jika benar, pasti saat ini dia sedang tertekan.” Kayla menggumam pelan dan terlihat sedikit panik.
Baca selengkapnya
Bab 6
“Ayah! Ibu! Help me!”
Baca selengkapnya
Bab 7
 Max pun segera berhenti di salah satu Motel yang letaknya jauh dari keramaian. Alasan mengapa dia tak kembali ke rumah ialah karena takut jika Tn. Austin akan bertindak macam-macam yang dapat membahayakan keluarganya."Malam ini, kita akan menginap di sini. Besok, aku akan mengajak kalian untuk bersembunyi di tempat lain." ujar Max diiringi anggukan kepala Kayla. Mereka berdua pun masuk ke dalam Motel tersebut seraya menggendong Jessi dan Jasper.
Baca selengkapnya
Bab 8
Max menghempaskan tubuhnya di sofa Hotel. Ia sedikit melonggarkan dasinya seraya memperhatikan Kayla yang tengah merapikan barang-barang anaknya. "Kau begitu cantik, Kayla. Sesuai dengan sikapmu." batin Max.Duda anak dua itu masih terus menatap kagum Kayla. Bahkan ia tak mendengarkan panggilan Jasper di sebelahnya. "Ayah!" Jasper merengek seraya menggoyangkan lengan kekar ayahnya. Max pun tersadar dan mengalihkan pandangannya keara
Baca selengkapnya
Bab 9
Kayla tampak mondar mandir di kamar Hotel tempatnya menginap. Dirinya merasa tidak tenang karena Max dan Jasper belum juga kembali. Ia yakin jika ini adalah rencana dari ayahnya.Tak lama, pintu kamar hotel diketuk dari luar. Amanda menoleh, "Siapa?""Max."Kayla pun segera membukakan pint
Baca selengkapnya
Bab 10
Kayla terduduk lemas di kamarnya. Kakinya tak mampu lagi untuk menopang berat tubuhnya. "Benarkah yang kudengar tadi? Atau hanya mimpi?" gumamnya dalam hati.Perlahan, air mata Kayla mengalir begitu saja. Dirinya masih terlihat tak percaya dengan perkataan Max. Ya. Dia mendengar semua percakapan antara Max dengan ibunya mengenai pernikahan. "Max, benarkah kau akan menikahiku? Aku benar-benar tidak percaya." gumamnya seraya menangis. Tak lama, pintu kamar diketuk dari luar. Mem
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status