Share

Menikahi Suami Sahabatku
Menikahi Suami Sahabatku
Penulis: D Lista

Bab 1 Prolog

Ciitt, Braakk...

Sebuah mobil sport mewah berwarna hitam menghantam trotoar dan berakhir pada sebuah pohon rindang yang tinggi menjulang.

Sirine ambulans meraung memekakkan telinga. Mobil yang merajai jalan raya itu telah memasuki pelataran salah satu RS megah di ibukota, setelah membelah jalanan selama tak lebih dari tiga puluh menit. Mobil itu membawa penumpang yang bersimbah darah di beberapa bagian wajah dan tubuhnya.

"Bertahanlah, Rumi! Kalian pasti akan selamat."

Sebuah janji yang terucap dari mulut seorang sahabat sejatinya.

Mahira Swaraswati karyawan sebuah perusahaan kosmetik menjadi saksi kecelakaan yang terjadi pada sahabat beserta keluarga kecilnya.

"Aku titip anak-anakku, Hira, juga Mas Ily..."

"Rumi, kumohon bertahanlah. Rumi...Harumi. Tidak...."

Tak dipedulikan Hira, bajunya terkena ceceran darah segar. Raungan dan isak tangis memenuhi ruangan tempat sahabatnya terbujur kaku.

"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun Allah berkehendak lain. Tolong keluarga dari pasien dikabari untuk mengurus jenazahnya!" ucap duka salah satu dokter yang menangani.

Mahira mengangguk lemah, tak pernah dibayangkan sahabat suka dukanya akan berakhir meregang nyawa karena sebuah kecelakaan tragis.

Suami dari sahabatnya, Ilyas Arkana Wijaya sedang bertarung dengan alat-alat di ruang ICU. Sementara itu, dua anak kembarnya yang cantik dan mungil hanya pingsan dan luka ringan.

Dipeluknya erat dua malaikat kecil yang selalu memberikan wajah gemasnya saat Hira pertama bersua Harumi ibunya.

"Mas David, tolong ke RS sekarang! Hira butuh bantuan," ucapnya disela isakan yang belum reda melalui benda pipih hitam di tangannya.

David segera memacu mobil bersama Muna istrinya.

Laki-laki yang berprofesi sebagai dosen di sebuah universitas ibukota menjadi satu-satunya orang yang menyayangi Hira. Terlahir dan besar di panti asuhan menjadikan Hira dan David seperti kakak adik.

David selalu ada dimana Hira membutuhkan bantuan. Seperti saat ini, David menjadi orang pertama yang dihubungi Hira untuk membantu mengurus kecelakaan keluarga Ilyas Arkana.

***

Sebulan kemudian di halaman rumah mewah dilangsungkan akad nikah sederhana.

...

"Saya terima nikahnya Mahira Saraswati binti Ahmad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

...

"Saksi, sah?"

"Sah."

"Alhamdulillah...."

Ucap syukur keluar dari mulut keluarga yang hadir.

David dan Muna menjadi satu-satunya keluarga yang hadir untuk Mahira yang yatim piatu. Mengundang ibu asuhnya jelas tidak mungkin karena jauh di kampung halaman pelosok kota Magelang Jawa Tengah.

"Selamat Mahira Saraswati, semoga bisa menjadi pengganti menantuku Harumi yang kebaikannya tak tertandingi,"

Deg, nyes,

Itulah yang dirasakan Hira mendengar ucapan ibu mertuanya. Entah ucapan sebagai cambuk semangat atau justru ejekan apa dia bisa seperti Rumi yang memang tak diragukan lagi kesholihannya.

"Selamat datang di keluarga Wijaya, kakak ipar!" Gadis muda berjilbab anggun memberi selamat pada Hira dengan wajah sedikit sinis.

'Ya Rabb, kenapa aku jadi ragu bisa menggantikan Rumi,' lirih Hira dalam lamunannya.

"Selamat ya, Mahira! Semoga menjadi istri dan ibu yang baik untuk Keisha dan Keyla." Setidaknya satu dari keluarga Arkana menyambut baik kehadiran Hira. Dia adalah Om Reno adik dari mendiang ayah Arkana.

Malam menjelang, Hira memeluk erat Keisha dan Keyla yang bersiap memeluk guling di ranjang mungilnya.

Hatinya bergemuruh saat dua malaikat kecil sahabatnya telah terbang ke alam mimpi.

Ini pertanda dia harus segera kembali ke kamarnya. Kamar yang akan dihuninya bersama Arkana suaminya.

Hira tak bisa membayangkan bagaimana melewati malam pertama dengan suami sahabatnya. Berat setidaknya itulah yang dirasakannya. Karena ada pembanding yang lebih dulu menawarkan cinta pada suaminya.

Apalagi pembanding itu sahabatnya sendiri yang kebaikannya tak diragukan lagi. Harumi nyaris tanpa cela dimata Mahira.

Cklek,

Pelan langkah yang diambil Hira sembari membawa dua cangkir susu jahe yag disiapkan Bu Surti atas perintah Bu Liyan ibunda Arkana.

Sunyi, hanya denting jarum jam yang menambah rasa gugupnya seperti saat di sidang ujian skripsi. Dilihatnya sang suami sedang menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

"Ar, diminum susu hangatnya!"

"Kamu panggil apa tadi?" sentaknya membuat Hira tergelak.

Sikap dingin dan wajah datar yang ditunjukkan Arkana membuat nyalinya menciut. Sikap yang jauh berbeda 180 derajat saat dijumpainya sebelum Rumi menghadap sang Illahi.

Hira menaruh nampan dan isinya di nakas.

"Jangan memanggilku seenakmu! Aku tidak suka dipanggil Arkana."

"Hah, lalu aku panggil apa? Ilyas, Mas, Pak?"

'Astaga, kenapa dia berubah dingin. Ini tidak semudah yang aku bayangkan,' batin Hira sembari meraup oksigen di sekitarnya.

"Kamu sekarang memang istriku, tapi jangan harap bisa menggantikan Rumi, Hira. Kamu cukup merawat putriku dan melayaninya."

"Tapi Ar, hmm maaf, Yas?"

" Kamu pikir aku akan membiarkan orang yang menyebabkan istriku kehilangan nyawa berkeliaran dan bahagia seenaknya, hah?"

Mulut Hira menganga tak percaya dengan ucapan Ilyas. Dipikirnya Ilyas menikahinya dengan tulus untuk mencarikan sosok pengganti ibu bagi anaknya dan juga sosok istri yang mendukung dibalik kesuksesannya. Tapi nyatanya dia dianggap tak lebih sebagai pengasuh dua putrinya.

"Kamu harus bertanggung jawab atas meninggalnya Rumi, Hira! Satu hal yang harus kamu ingat, aku tidak akan pernah memperlakukanmu selayaknya Rumi. Camkan itu!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status