All Chapters of Boss Mafia, I Love You: Chapter 1 - Chapter 10
131 Chapters
Malam Pertemuan
Mexico city   "Bos, mau kemana?"   "Jalan-jalan, kamu tidak perlu menemani ku. Aku ingin sendiri di kota ini."   "Tapi Bos, bagaimana nanti kalau ada musuh yang mengetahui kedatangan Bos yang sedang jalan-jalan tanpa penjagaan dari siapapun? Aku tidak mau ambil resiko sebesar itu Bos," ujar Ace asisten pribadi Allen Clarck.   Allen Clarck adalah boss mafia yang paling ditakuti dinegara adidaya Amerika Serikat, yang berpusat di Kota Miami Florida.   Hari ini setelah bertemu dengan salah satu bandar narkoba di kota ini untuk membicarakan bisnis, Allen memutuskan untuk menikmati waktu sendirinya sebelum mereka kembali ke Miami nanti malam.   "Jangan khawatir, aku bisa menjaga diri aku sendiri Ace. Kau juga bisa menikmati waktumu sebentar disini tanpa perlu menemani dan menjagaku," ujar Allen yang minta diturunkan disebuah tempat makan kaki lima yang menjual bera
Read more
Buruk!
Manik mata biru itu perlahan mulai terbuka, Allen memicingkan mata saat cahaya lampu rumah sakit memancar tepat diatas kepalanya.   "Bos ...."   Suara Ace asisten pribadinya membuat Allen menyadari kalau dia ternyata masih diberikan kesempatan untuk hidup.   "Sebentar aku panggilkan dokter Bos."   Ace berlalu keluar ruangan dimana Allen dirawat, tidak sampai lima menit dia kembali bersama seorang lelaki bertubuh tinggi dengan jubah putih yang menunjukkan identitasnya sebagai dokter.   "Bagaimana perasaanmu Bos?" tanya dokter Liam.   "Buruk!" jawab Allen singkat.   Bos Mafia ini tidak pernah berucap baik jika diberi pertanyaan seperti itu, bagi Allen hidup dia selalu buruk dan tidak pernah ada kata baik sejak dia kecil.   Liam terkekeh dan menggelengkan kepala. "Kau selalu kuat seperti biasa Al, untung saja tidak ada p
Read more
Mengaku Atau Mati
"Bos, biar aku gantikan perban ditubuhmu," tawar Ace yang duduk disamping Allen. Keduanya berhasil take off meninggalkan Bandar Udara Internasional Benito Juárez Mexico, setelah mengecoh pihak musuh dengan cara berganti mobil saat mereka mengambil rute lain. Mobil yang dikejar oleh pihak musuh hanya terdapat anggota Blue Fire yang rela mati demi bisa menyelamatkan bos mereka. Untuk bisa menjadi salah satu anggota Mafia Blue Fire, mereka akan melewati beberapa ritual dengan kontrak menggunakan darah. Dan setelah bergabung dengan mafia yang paling ditakuti ini, mereka harus menyerahkan sepenuhnya hidup dan mati mereka demi sang bos yang mereka layani. Dengan bantuan biaya hidup yang tinggi serta kehidupan keluarga mereka yang terjamin, banyak yang tergoda ingin ikut bergabung dengan Blue Fire milik Allen Clarck sekalipun nyawa mereka yang menjadi taruhan. 
Read more
Wanita Pemuas
Seorang wanita cantik memakai dress putih berbahan satin menjuntai kebawah sampai pada pahanya yang berkulit eksotis, berjalan dengan anggun menuruni tangga apartemen mewah milik Allen Clarck.   Dengan rambutnya yang cokelat dan manik mata yang berwarna senada, wanita itu tersenyum bahagia melihat sosok seorang pria yang selama hampir lima tahun ini menjadi kekasihnya.   Bukan, lebih tepatnya wanita ini yang beranggapan kalau mereka adalah sepasang kekasih.   Allen tidak pernah menggangap hubungan keduanya lebih dari sekedar pemuas nafsunya belaka. Mereka masih bersama hingga sekarang hanya karena saling menguntungkan saja.   "I'm miss you so much Al." ujarnya memeluk tubuh atletis sang bos mafia.   "Kau sudah menyiapkan air untuk aku mandi?" tanya Allen masih dalam dekapan wanita yang malam ini sengaja berpenampilan seksi dan wangi demi memuaskan lelaki penuh nafsu ini.
Read more
Berkas Lamaran
Dua tahun kemudian "Good morning Bos!" sapa seluruh karyawan A, Corp setiap kali bertemu dengan pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. Allen yang selalu dingin dengan orang lain hanya mengangguk tanpa membalas sapaan karyawannya. "Hari ini berkas lamaran untuk sekretaris baru Bos sudah ada diatas meja," ujar Ace sebelum membuka pintu masuk ruangan Allen. Satu buah meja kerja bersama tempat duduk nyaman berwarna hitam dan satu stel kursi sofa berwarna abu-abu mengisi ruangan sang Bos Mafia di perusahaan ini. Setumpuk berkas sudah tersusun rapi disamping kiri meja dan segelas kopi hitam yang masih mengepul berada disamping kanannya. "Kamu mau kemana Ace?" tanya Allen saat melihat asistennya akan menutup pintu dan keluar dari ruangan dia. "Aku akan pergi kebagian keuangan bos, laporan bulan lalu ada sedikit masalah. Aku harus mengeceknya
Read more
Rose White
"Dad...!" "Iya Nak, Dady ada dibelakang!" sahut seorang pria yang tahun ini sudah genap berumur lima puluh tiga tahun dengan rambut yang mulai beruban. Dia adalah Alex White, ayah kandung dari Rose White. Mereka pindah ke Miami tepat dua tahun lalu, saat ibu Rose meninggal dunia karena sakit kanker yang dideritanya. Rose yang saat itu baru setahun menjalani kuliah di salah satu universitas ternama di kota Mexico, terpaksa harus mengikuti ayahnya Alex kembali ke kota asal dia demi bisa menyambung hidup. Segala kepunyaan keluarga mereka dikota kelahiran ibunya harus habis terjual demi pengobatan wanita itu yang memakan biaya hingga ratusan juta dollar. Di kota Miami Florida, Alex membuka usaha toko bunga yang sejauh ini cukup ramai dan  memiliki pelanggan tetap. Melalui usaha dia ini, Alex berhasil menguliahkan anak mereka satu-satunya
Read more
Satu Ruangan
"Gimana Dad?" "Perfect!" Rose sedang mematut dirinya didepan cermin saat ayahnya Alex keluar dari dalam kamar. "Jam berapa kamu mau ke kantor Rose?" tanya Alex dari arah dapur. Jarak dari dapur dengan kamar mereka hanya berbatas dinding. Rose sedang berdiri di depan kamar dia, dimana terdapat cermin berukuran satu badan peninggalan ibunya dulu. Ibu Rose memang senang berlama-lama di depan cermin seperti kebanyakan wanita pada umumnya. "Sebelum jam delapan aku harus sudah tiba disana Dad." sahut Rose sambil memakai heels lima centi berwarna hitam miliknya. "Kalau begitu kamu sarapan dulu, Dady buatkan omelette mau?" "Boleh ... tapi jangan lama-lama Dad." Alex dengan sigap mengambil tiga butir telur dari dalam lemari pendingin, dan mulai meracik bumbu untuk sarapan omelette mere
Read more
Rangkulan Dipinggang
Pagi-pagi sekali Allen sudah bersiap-siap untuk berangkat ke perusahaan A, Corp miliknya. Ace bahkan diminta untuk menjemput dia pukul tujuh tepat di Mansion.   Memakai setelan jas berwarna hitam dengan sepatu berwarna senada yang mengkilat, Allen turun dari tangga melingkar dengan gagahnya.   "Good morning Bos!" sapa Ace membungkuk memberi hormat   Allen mengangguk dan keluar mendahului Ace menuju mobil mewah yang sudah terparkir di depan pintu kebaya mansionnya.   "Silahkan Bos...." ujar salah seorang penjaga membukakan pintu mobil untuk bos mereka.   "Apa kau sudah mengatur apa yang aku minta kemarin Ace?" tanya Allen saat mobil yang membawanya meluncur meninggalkan halaman mansion.   "Sudah Bos. Semua sudah aku atur sesuai dengan perintah Bos!" sahut Ace melirik sekilas bosnya dari kaca spion di depan.   Dia duduk dikursi kemudi denga
Read more
Bulu-bulu Halus
Sebulan sudah Rose bekerja di perusahaan A,Corp sebagai seorang sekretaris. Kini dia semakin lincah dan gesit dalam bekerja.  Semalam Ace menghubungi dia untuk pagi ini sebelum jam tujuh, dia sudah harus datang ke sebuah alamat yang Ace kirimkan melalui pesan singkat semalam pada Rose. Dan disinilah dia sekarang, berdiri di depan sebuah cottage mewah pinggir kota dengan perasaan bingung. Untuk apa Ace memintanya kesini? Asisten bos mereka itu tidak mengatakan secara detail apa yang harus dia lakukan pagi ini setelah tiba di alamat yang dia kirimkan. "Selamat pagi nona...," sapa seorang wanita paruh baya memakai seragam rapi. "Pagi...," sapa Rose kembali. "Mari nona, ikut saya kedalam." ajaknya dan berlalu masuk kedalam cottage. Dengan langkah pelan dan pikiran yang dipenuhi tanda tanya, Rose pun melangkah mengikuti wanita itu dari be
Read more
Tukang Perintah
Perjalanan dari Kota Miami, Florida menuju Negara kincir angin Belanda membutuhkan waktu selama lima belas jam lebih lamanya.   Selama berada di dalam pesawat jet pribadi milik sang Bos Mafia, Rose hanya duduk diam di kursi karena merasa pusing dengan perjalanan udara yang memakan waktu lama seperti ini.   "Apa kau butuh sesuatu Rose?" tanya Allen mendekati tempat duduk sekretarisnya.   Rose menggeleng dengan wajah yang sudah pucat pasi.   "Lebih baik kamu tidur dulu di kamar Rose, aku akan meminta pramugari membawakan kamu teh hangat nanti."   Rose mengangguk dan bangkit berdiri dari kursinya dengan lemah, menuju kamar dalam pesawat yang khusus disediakan untuk Allen jika dia ingin beristirahat.   "Ace…!" panggil Allen setelah Rose masuk ke dalam kamar.   "Iya Bos?"    "Kenapa kamu tidak bilang kalau Rose akan s
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status