Putri Meng dari kerajaan api sangat ambisius untuk mendapatkan kitab Lin, kitab yang di perlukan untuk bisa menguasai bumi. Itu semua di lakukan agar dia mendapat pengakuan dari ayahnya, sang raja api. Tetapi dia harus melewati berbagai rintangan untuk memperolehnya, salah satunya berperang melawan para kerajaan elemen lain, terutama musuh berat negeri api yaitu kerajaan es. Es dan api tidak pernah akur semenjak ribuan tahun lalu. Permusuhan pun berlangsung hingga keturunan mereka sekarang, dan permasalahan lain muncul saat negeri api ingin menguasai bumi. Suatu hari pangeran Liu dari kerajaan es ingin mengetahui seluk-beluk kerajaan api. Dia menyamar dan mendekati putri Meng untuk mendapat informasi. Liu menjadi pelayan setia Meng dan membuat putri Meng jatuh cinta padanya. Permasalahan semakin pelik antara es dan api karena terlibatnya cinta antar keduanya. Mampukah Meng dan Liu bersatu?
Lihat lebih banyakkriing...kriing...
bunyi bel tanda masuk sekolah di SMA Cahaya Hati membuat para siswa yang berlalu lalang perlahan masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
Keriuhan berubah menjadi sunyi tatkala seorang siswi manis nan mungil, memiliki rambut ikal sebahu plus poni depan menambah kesan imut bagi siapapun yang melihat.
Berjalan mengikuti guru yang diketahui bernama bu winda masuk ke dalam kelas XII IPA 1.
Zain amara cahya, gadis berusia sekitar 23 tahun yang berprofesi sebagai mata mata kepolisian. jika melihat penampilannya, memang ia masih terlihat seperti siswa SMA. Saat ini amara sedang menyamar sebagai salah satu siswi di SMA Cahaya Hati untuk menyelidiki dalang dibalik kasus penyerangan yang terjadi akhir akhir ini.
"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan siswi baru pindahan dari semarang. silvie silahkan perkenalkan nama kamu sama teman-teman di depan". ucap bu winda dengan senyum manis terukir d bibir merah meronanya.
"Halo,selamat pagi teman-teman semuanya. perkenalkan nama saya Silvie Ananda Syarif. mohon kerjasamanya".
"Aku nggak mau kerjasama ah, aku maunya bimbing kamu sebagai makmum ku". celoteh angga sontak membuat kelas langsung riuh oleh tawa di kelas itu.
"Lo mah semua juga di modusin, kucing tetangga abis keramas aja lo pacarin. hahahahaha". dimas yang duduk di sebelah angga tertawa terbahak-bahak.
"Syuuut, sudah cukup. kita mulai pembelajarannya. silvie, kamu bisa duduk di sebelah maya". ucapan bu winda membuat suasana kelas kembali tenang.
"Hai,kenalin gue maya". sambil mengulurkan tangan yang langsung di sambut oleh amara."
silvie,,panggil saja silv".
* flashback on
Pertemuan darurat yang di adakan intel kepolisian kota jakarta membahas tentang kejadian penyerangan yang terjadi di beberapa tempat hiburan di kota itu.
"Dari hasil penelusuran yang telah di laksanakan dan informasi dari beberapa tersangka yang di tangkap di tempat kejadian dan dalang dari peristiwa beruntun ini bersembunyi di salah satu SMA di jakarta yaitu SMA Cahaya Hati. namun, para tersangka hanya menyebut nama 'killian' tanpa tahu identitas asli dalang tersebut". pemaparan AKP Budi sanjaya kepada timnya yang beranggotakan Iptu wahyu mulyanto, Iptu Zein Amara Cahya, Ipda Agus susanto dan Ipda Sidik Irawan.
"Saya akan mengutus salah satu dari tim kita untuk menyelidiki siapa dalang di balik semua kejadian penyerangan yang terjadi selama ini. dan orang yang paling tepat adalah amara". senyum tajam penuh arti yang ditujukan kepada anggota manis nan cerdas ini.
"Alasannya karena kamu masih terlihat cocok sebagai siswi SMA". sontak kalimat terakhir dari ketua tim membuat amara kaget.
"Sa... saya menyamar sebagai siswi pak? bukan sebagai guru atau jabatan yang lain gitu?".
Wahyu yang sedari tadi serius mendengarkan arahan atasannya, memperhatikan amara dari kepala sampai kaki. "memang kamu itu cocok kok kalau balik lagi jadi anak sekolah". sambil mengangkat alisnya menggoda amara.
"Jika menyamar sebagai siswa, kamu bisa menyelidiki semua orang yang ada di sekolah tersebut amara". ujar AKP Budi Sanjaya.
"kalau begitu,mulai senin besok kamu sudah bisa mulai menjalankan misimu sebagai mata-mata untuk mengungkap siapa dalang dibalik penyerangan yang terjadi akhir-akhir ini. namamu di sekolah yaitu Silvie Ananda Syarif dan nama kode 'rubah'. rapat selesai".
*flashback off
Tiga jam berlalu bel istirahat berbunyi. lorong sekolah yang tadinya sepi langsung ramai dengan hiruk pikuk siswa. mulai dari yang tujuannya ke kantin sampai yang hanya jalan tanpa arah.
"Silv, kita ke kantin yuk. Gue mau kenalin lo ke temen-temen yang lain. tapi jangan kaget ya, soalnya mereka itu otaknya agak geser". maya menarik tangan amara ke arah kantin dengan semangat.
"May, calon makmum gue mau dibawa kemana? tungguin dong" angga teriak sambil mengejar maya dan amara ke kantin.
Mereka bertiga sampai di kantin, dan duduk di bangku yang biasa mereka duduki jika sedang d sana sambil menunggu teman-teman yang lain datang.
"Hei maya siapa ni di sebelah lo. punya temen baru jangan didiemin aja, kenalin dong". tanya siswa tampan berkacamata yang kalau dilepas mirip park hyung sik. hehehe
"Udah dateng aja lo. kenalin ini silvie. murid pindahan dari semarang. hari ini pertama dia masuk sekolah, makanya mau gue kenalin ke lo lo pada. o ya,silvie kenalin dia kenneth ruben alfons. panggil aja ruben". tambah maya
"Hai silv, kenalin gue ruben. kalau ada apa-apa bilang aja sama gue". senyum manis ruben mengembang melihat amara yang tengah duduk disamping maya.
"Hai juga ruben,,salam kenal ya. semoga kita bisa jadi akrab" senyum yang tak kalah manis dari bibir mungil amara.
"Haduuh bisa-bisa gue diabetes kalo keseringan liat senyum kalian yang manis pake banget ini. hati-hati silv, ruben ini adalah satu dari 2 cowok populer di sekolah kita loh. saingan lo banyak kalo mau deket sama ruben". goda maya mengedipkan mata ke arah ruben.
"Lebay lo may, masih banyak yang lebih ganteng dari gue. tuh si valdo banyak banget yang naksir". Ruben memposisikan duduknya di sebelah amara.
"Kan gue bilang lo satu dari dua cowok populer di sekolah kita. tapi kalo diibaratin lo itu anget kayak musim semi, kalo si valdo dingin kayak musim salju".
"jadi kamu dari kelas XII IPA 2?". Tanya silvie sambil meminum es teh manis di meja kantin bersama maya, angga dan ruben.
"Ia, gue dari kelas sebelah lo. Ngomong-ngomong jangan panggil saya kamu dong, kaku banget kesannya". Ruben yang selain terkenal dengan wajah yang tampan, tapi juga sikapnya yang ramah ke semua orang. Menjadikan dia populer di kalangan para siswi di SMA Cahaya Hati. Tapi entah kenapa belum ada gadis yang menarik perhatiannya untuk dijadikan kekasih.
"Oh, maaf saya memang nggak terbiasa dengan panggilan lo gue". Jawaban amara sontak mendapat godaan dari angga.
"Wow, jaman sekarang langka loh ada cewek kayak lo silv, jadi makin jatuh cinta sama kamu".
"Ngomong-ngomong yang lain mana?kok nggak pada kesini sih". Tanya maya kepada ruben.
"Mereka masih ngerjain pr, kan abis ini pelajaran matematika. Daripada di suruh bersihin kamar mandi kan".
Maya menepuk dahinya, "Ya ampun gue lupa, belum ngerjain pr biologi juga. Untung lu ngomong pr ben".
"Silv, sorry banget ya abis ini gue tinggal ke kelas. Niatnya gue mau ajak lo keliling sekolah".
"Ia nggak papa kok".
"Mau gue aja yang anter lo keliling sekolah?". Ruben menawarkan diri untuk menemani amara berkeliling sekitar sekolah.
"Kalo saya nggak ganggu waktu kamu, boleh aja".
Amara dan ruben pun berkeliling sekolah. Mulai dari kantor, perpustakaan, uks, ruangan praktek dan lain lain. Ditengah perjalanan, banyak siswi yang menyapa ruben dan ruben pun membalas dengan ramah tanpa lupa senyum manisnya.
"Ternyata kamu emang benar-benar populer ya ben, saya nggak nyangka hampir semua siswa laki-laki sampai perempuan disini kenal sama kamu". Amara membuka percakapan.
"Gue juga nggak tau silv. Padahal gue juga nggak ada niat buat jadi populer di sekolah. Tapi apa daya, tampang emang nggak bisa bohong. Haha".
"Silv, Kamu kenapa bisa pindah ke jakarta?".
"Ayah saya dipindah tugas ke kantor pusat d jakarta. Jadi mau nggak mau saya juga ikut kesini".
'Kapan lagi ada kesempatan ngerjain atasan, biar nanti jadi ayah ku baru tau rasa'. Batin amara.
RUBEN POV
[Maya]"Ping".
[Ruben]
"Oi".
[Maya]
"Ntar kumpul di kantin nyok, di kelas gue ada siswi baru. Mau gue kenalin ke lo lo pada. Bilangin yang lain juga ya".
[Ruben]
"Oke, cakep nggak?".
[Maya]
"Liat aja sendiri. Gaya lo nanya tampang. Intan yang ngejar ngejar lo aja nggak di tengok noh, hahaha".
[Ruben]
"Sialan lo may. Gue nggak mau yang bekas giliran orang orang. Apa kabar harga diri gue".
[Maya]
"Berapa duit? Gue bayarin sini harga diri lo".
[Ruben]
"Sampe lo punya cucu sekampung, g bakal bisa bayar harga diri gue may".
[Maya]
"Hahaha sa ae lu ben, ya udah ntar kumpul di kantin y. Tempat biasa".
[Ruben]
"Oke".
Memasukan kembali ponselnya ke kantong celana, ruben lantas menghadap ke arah teman-temannya "Valdo, yudha, martin ntar istirahat ke kantin yuk. Si maya mau kenalin murid pindahan baru".
"Sorry banget ben, gue sama martin mau ngerjain pr matematika dulu ni. Semalem ketiduran soalnya. Kalo lo mau ngasih contekan nggak apa apa sini". Jawab yudha cepat.
"Ogah, otak gue sampe ngebul ngerjain tu pr. Lo malah minta contekan. Mabar mulu sih lo pada. Valdo, kalo lo gimana?bisa nggak?".
"Nggak dulu ben, ada yang mau gue kerjain di taman". Ekspresi data valdo melihat ke arah ruben.
Di perjalanan menuju kantin, terlihat maya, angga dan pesertinya murid yang mau dikenalin. Dilihat sepertinya memang anaknya manis, mungil pula sedang memesan es teh manis dan beberapa gorengan untuk di makan. Dari sekian banyak gadis yang pernah dilihat, gadis ini punya aura yang berbeda. Misterius tapi menarik.
"Akhirnya...". Batin ruben seraya senyum mengembang di bibirnya.**
"Ternyata cantik ya". Ruben mencuri pandangan ke arah amara."Apa? siapa?". Amara melihat ke segala arah, mungkin ada siswi yang menjadi incaran ruben.
"Lucu juga". Lanjut ruben.
Masih sambil tengok ke kanan dan kiri amara berkata "kamu ngomong sama siapa sih?".
"Nggak, gue cuma lagi ngapalin dialog drama aja".
"Oh".
"Terlalu polos, tidak peka sama sekali. Kayaknya pr gue banyak ke depannya".
'Saya harus cepat menemukan pelakunya, kelamaan jadi siswi SMA, makin pusing ngadepin anak anak remaja model begini'. Batin amara.
Setelah Meng mengetahui siapa jati diri pengawal pribadinya yang sebenarnya ia merasa kecewa, ia tidak pernah menyangka bahwa Tianyu sebenarnya adalah pangeran Liu dan mengkhianati kepercayaannya. Padahal Meng sangat bahagia saat ia baru menemukan sahabat yang ia percayai.Beberapa hari ini Meng terlihat depresi, ia duduk di tepi danau sepanjang hari tanpa menjalankan perintah ayahnya. Semua dari kerajaan api jadi mencarinya termasuk adiknya, Feng. Ia terpaksa mencari keberadaan kakaknya sepanjang hari dan berhenti menemukannya di tepian danau."Kau menangisi pria itu?" tanya Feng tiba-tiba dengan nada mengejek. Ia menghampiri kakaknya yang sedang termenung sendirian.Meng menoleh terkejut, kedatangan Feng yang tiba-tiba membuatnya langsung tersadar dari lamunannya, ia langsung berdiri dengan memasang wajah sangar."Kenapa kau kemari?""Kau sudah berhari-hari tidak menjalankan tugas dari ayah, jadi aku mencarimu untuk mengadukannya pada ayah!" seru Feng dengan lantang, ia mengacakkan p
Meng mendekati mereka berdua, ia sudah tidak sabar ingin mengetahui semuanya."Kau memanggilnya dengan sebutan pangeran Liu?" tanya Meng kepada Fan Wei tiba-tiba. Meng tidak peduli dan ikut nimbrung di tengah perbincangan mereka."Putri Meng, kau di sini juga?" Fan Wei terkejut dengan kehadiran Meng.Wajah Tianyu berubah, ia seperti tertangkap basah. Kakutannya sejak awal datang ke kerajaan air terjadi, ia tidak bisa mengelak kali ini."Iya, dia pangeran Liu, tunanganku," lanjut Fan Wei lagi.Degg!Jantung Meng seakan berhenti. Ia terkejut sekaligus bingung apa yang terjadi sebenarnya. Meng tidak menyangka akan ada berita mengejutkan hari itu. Meng menatap wajah Tianyu, berharap dia menjelaskan dan menyanggah semuanya. Tetapi Tianyu malah memasang wajah pasrah, dia tidak mampu berkata-kata lagi di depan Meng dan Fan Wei."Apa kau bercanda?" Meng masih tidak percaya dengan ucapan Fan Wei."Kau tidak mengenalinya? Dia adalah pangeran dari negeri es, kami di jodohkan tahun lalu."Duarrr.
Tianyu kesakitan. Ia di hukum oleh Meng karena mencoba menolongnya hingga membuat ia terluka kemarin. Meng menghidupkan bola api di tubuh Tianyu agar bereaksi, ia kesal lelaki itu sungguh ceroboh.Tianyu memohon kepada Meng untuk berhenti menyiksanya."Ampun, nona... Tolong hentikan sakitnya!!" Pinta Tianyu sambil mengerang kesakitan.Meng terus menyiksanya, ia menatap wajah Tianyu yang tengah menahan sakit. Meng merasa iba, kemudian ia berhenti."Ini hukuman karena kau terlalu mengambil resiko untuk menolongku," ucap Meng sembari memelototinya.Tianyu menggeleng, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Wajah Tianyu tampak pucat, ia jatuh terduduk di lantai."Aku memaafkanmu kali ini. Lain kali jika kau membuat dirimu terancam, hukumanmu lebih berat dari ini!!" Meng meninggalkan Tianyu sendirian. Tianyu hanya menatap kepergian Meng, ia tidak bisa melawan kekejaman yang Meng lakukan. Tianyu bingung dengan sikap Meng, kenapa ia marah saat dirinya berusaha menolong Meng, padahal niatny
Feng datang untuk menemui kakaknya. Feng memaksa putri Meng supaya pergi ke dunia para tabib untuk membicarakan kitab Lin. Ayahnya, Zhang Juo sudah mendesak mereka terus-terusan untuk segera merebut kitab Lin."Kau harus bersikap tegas sebagai putri dari negeri api, kenapa kau sangat lemah, kakak?""Enak saja kau bilang aku lemah! Siapa yang sering membantu ayah selama ini?! Kau putra laki-lakinya saja tidak becus!" balas Meng, ia tidak terima di remehkan oleh adiknya."Kalau begitu, pakai cara beringasmu!""Siapa kau berani memerintahkanku? Tianyu diam saja memerhatikan perdebatan antara mereka. Dia hanya menyimak dua orang di depannya."Dia siapa? Kenapa sangat mencurigakan?" tanya Feng saat menyadari keberadaan Tianyu. "Aku sering melihatmu kemana-mana bersamanya,""Dia pelayanku." "Kenapa seperti mata-mata, kau yakin mempercayainya?""Tidak ada urusannya denganmu, dia temanku dan aku mempercayainya, kau tidak boleh ikut campur atau menyentuh dia sedikit pun!""Teman? Sejak kapa
Setelah beberapa hari Meng di rawat oleh Tianyu, ia kembali pulih dan kembali berkelana seperti biasanya. Meng masih membawa Tianyu kemana pun dia berada. Tetapi meng curiga, bagaimana mereka bisa bebas dari kepungan prajurit tanah saat itu. Ia terus menyelidiki Tianyu, tetapi Tianyu diam saja dan tidak mau menjelaskan apa-apa.Hari itu Meng berniat menerobos masuk kerajaan dengan menyamar. Ia ingin bernegosiasi dengan raja tentang penyerahan kitab Lin.Kebetulan hari itu kerajaan tanah menggelar sayembara. Barang siapa yang bersedia menikah dengan pangeran kerajaan tanah, ia akan mendapatkan apapun yang di inginkannya.Meng tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Ia mengikuti sayembara yang di gelar oleh kerajaan tanah.Tianyu berusaha mencegah Meng, ia menyuruh Meng untuk memikirkan hal itu lagi. Meng tidak menggubris perkataan dari Tianyu. Ia tetap ingin merebut kitab Lin dengan cara mengikuti sayembara itu.Tianyu menuruti perkataan tuannya, ia hanya perlu berada di dekat Meng
Zhang Meng merupakan putri dari kerajaan api. Setiap hari ia bersama saudara-saudaranya menyusuri alam dan singgah ke kerajaan elemen lain untuk berbuat ulah. Hari itu, Zhang Meng dan adik laki-lakinya Feng mendatangi kerajaan tanah untuk mengincar kitab seperti biasa. Kitab Lin, kitab warisan kuno itu di incar oleh Meng atas perintah dari ayahnya.Kitab Lin berguna untuk dipelajari dan memperoleh ilmu yang mampu menguasai bumi. Kelima kerajaan masing-masing memiliki kitab Lin, hanya saja yang bersaing dan berambisi untuk mengambil alih kekuasaan hanya antara es dan api.Kerajaan es dan api bersaing untuk mengumpulkan kitab dari kerajaan lain yang memihak kepada mereka.Kerajaan es tidak rela jika bumi berhasil dikuasai oleh kerajaan api. Sudah sangat banyak ulah dari kerajaan api yang meresahkan. Kekejaman elemen api membuat seluruh kerajaan elemen lainnya kurang percaya. Tetapi, keserakahan dan ambisi api tidak mampu di tolak secara baik-baik. Kerajaan api terus bersikukuh untuk me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen