13 Reasons Why Genre

When Xeia entered Atienza's house, she entered their life as well. She met JD, her boss's nephew. They didn't get along at first, but as time went by, it changed. They felt like they had feelings for each other, but since she uncovered something about him, she kept distance from him. Until one day, he's nowhere to be found but thanks to DJ, she found him. They had conversation and just after a minute, she felt like as if heaven and earth had fallen on her. She didn't know what she should feel whether happy or sad. She just asked herself, why?

"Oh, jadi sekarang kau seorang gay?" "Ya, dan aku begini itu semua karena dirimu, Bri!" **** Berawal dari sebuah nominal uang sejumlah satu juta dollar, Brianna Caroline tidak pernah menyangka bahwa tantangan mendekati pria yang diklaim kebal terhadap rayuan wanita; berhasil menuntunnya untuk bertemu kembali dengan Ellecio William. Sosok pria dari masa lalu yang sangat ingin Brianna hindari. Entah bagaimana semesta bekerja, dari tujuh milyar jumlah penduduk bumi dan dari sekian juta orang yang mengalami kelainan orientasi seksual. Kenapa harus Ellecio yang menjadi target Brianna? Kenapa dia? Dia yang memandang Brianna sebagai penghancur kehidupannya. Dia yang setengah mati membenci sosok wanita itu. Bagaimanakah nasib Brianna ke depannya? Akankah Ellecio tetap membencinya ketika ada masa di mana satu persatu rahasia masa lalu berhasil terungkap?

บัตรเชิญสีดำพาพวกเขาเข้าสู่อควาเรียมที่ไม่มีในแผนที่ 13 กฎห้ามละเมิด…แต่เมื่อทำตาม พวกเขากลับเริ่มหายไปทีละคน

Sinopsis: Penginapan tua di sebuah desa kecil memiliki satu kamar yang terkenal angker, yaitu Kamar Nomor 13. Kamar ini menyimpan sejarah kelam, di mana seorang tamu pernah ditemukan tewas dengan wajah ketakutan, dan sejak itu berbagai kejadian mistis sering terjadi. Seorang pemuda bernama Damar, yang tidak percaya akan cerita-cerita mistis, memutuskan untuk menyewa kamar tersebut. Namun, malam itu berubah menjadi mimpi buruk saat Damar mengalami serangkaian kejadian aneh—suara bisikan, bayangan hitam menyeramkan, dan perasaan terjebak dalam kamar itu. Saat mencoba melarikan diri, Damar menyadari bahwa ia selalu kembali ke kamar yang sama, seolah-olah ruangan itu tak mengizinkannya pergi. Keesokan harinya, Damar menghilang tanpa jejak, meninggalkan sebuah pesan misterius. Kamar Nomor 13 tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan, dipercaya sebagai tempat roh penasaran yang menjebak para tamu yang nekat masuk ke dalamnya.

Adrienne prides herself for being smart, prim and proper. She doesn’t go against the rules of society and refuse to even take a shot of Tequila. In other words: Conservative. Boring. For just one night, she let lose. She left her eyeglasses, flat shoes, long skirt and knitted sweater behind. In high heels and a dress that accented her long legs and curves, she went to a club by herself and decided to find out what it was like to have a good time. Her night couldn’t even be more perfect when Justin Adams, the city’s most sought after bachelor, a.k.a. most notorious playboy fell prey to the charms she didn’t even know she possessed. Justin was every girl’s dream boat, but he never committed to a woman. He didn't date and didn't do relationships. But what was supposed to be just a one night stand with the City's most wanted playboy became a full-blown secret affair. Soon, she will find out that she's been living her life with all the right intentions... but for all the wrong reasons.

Athena adalah seorang Podcaster, yang tidak sengaja harus berhadapan dengan Ares, si lelaki penuh rencana licik dan kejam. Niat awal Athena adalah membuat prank untuk konten Youtube sahabatnya, tetapi malah dia yang merasa dikerjai oleh Ares hanya karena lelaki itu tak ingin wajahnya terekspos ke publik. Merasa tak adil karena Athena kabur begitu saja, Ares dengan sengaja pindah ke sekolah Athena dan memulai semua rencana untuk membuat gadis itu jera. Ternyata Ares mengerjai gadis itu bukan karena wajahnya terekspos ke publik saja, tapi juga ada sebab lain yang disembunyikannya. Ares butuh Athena untuk disalahkan atas kematian seseorang yang berharga baginya.

"Dasar wanita jalang! Kamu tidak pantas untuk hidup, kamu harus mati! Mati! Mati!" Terdengar sumpah serapah dari dalam sebuah rumah mewah yang berada di dekat sebuah perkebunan karet. "Tidak! Tidak! Jangan, saya tidak bersalah. Jangan bunuh saya, tolong jangan bunuh saya," pinta seorang wanita muda sambil mengesot menjauh. "Jangan lari kau, Jalang! Perempuan sundal sepertimu itu lebih baik menjadi penghuni neraka," caci seorang lelaki pada seseorang. Sebastiaan menatap puas tembok di depannya yang kini sudah berubah warna dengan semburat warna merah. Lelaki itu tertawa sambil memiringkan bibirnya seraya bergumam sendiri. "Sudah kubilang, jangan pernah berani bermain api denganku jika kau ingin selamat. Tapi, sayangnya kau tak percaya dengan semua ucapanku. Kau sudah kubereskan, tinggal laki-laki yang sudah berani menyentuhmu itu saja lagi yang harus kuselesaikan." Semenjak kejadian itu, suasana perkebunan itu menjadi suram dan mencekam, terlebih ketika rumah itu dijadikan tempat tinggal seorang resesi Perang Dunia II beserta istrinya dan pada akhirnya ditemukan sudah membusuk di dalam rumah itu, tidak ada satupun yang berani berbuat macam-macam meskipun hanya sekedar bercanda. Hingga berpuluh tahun kemudian, ketika ada serombongan kecil mahasiswa yang datang karena ingin mendaki gunung dan malah tersesat di rumah milik Sebastiaan Van de Kroft tersebut dan tidak bisa keluar lagi Suasana mencekam begitu terasa di rumah itu, terlebih saat satu per satu dari mereka harus menerima berbagai teror yang membahayakan nyawa.

My usually cold and distant wife shared a bowl of soup with her newly joined colleague. Surprisingly, I felt calm, even as I brought up divorce. She sneered at me, "Don't be ridiculous. I'm exhausted. He's just a colleague of mine." "Even if we're married, you have no right to interfere with what I do with my colleagues." "If that's what you think, then I can't help you." When I actually put the divorce papers in front of her, she flew into a rage. "Ryan, do you think the Wagners were still what they used to be? You're nothing without me!"

A sixteen year old girl whose life is full of problems, issues, suffering and any other words that you can think of which only implies a messed up situation, found a knight with chinito eyes in a very unique scene. But there came a day where fate takes place to ruin the perfect setting with the use of present revelations in each other's lives. Will this girl able to conquer these obstacles and fight for her love? Or she will ever thought that leaving this world will be the most suitable solution to the arising quagmire?

NITE ALBERONA—-When his beloved was raped and killed. He wants to know the culprit, and all pointing fingers are directed to a secret organization called Foedus Corp. Avenge. Mission. Requite. He found a way to be welcomed by the organization itself. And once he was in, he started to dig graves for the seven mighty founders of Foedus. And when he thought rainbows were not for him, he met her again—NOVEMBER SCOTTO—a pretty but lethal eighteen-year-old mafia heiress who asked his service to ambush all her bodyguards, so she could have a day alone and free from her brother.