Aku Pemenang Dalam Hidupku
Ini sudah ke-seratus kalinya aku diabaikan oleh keluarga ini.
Saat ulang tahun, mereka hanya menyiapkan kue untuk adikku.
Saat sakit, aku terbaring sendirian di ranjang, sementar mereka semua mengelilingi adikku.
Aku selalu bilang pada diriku sendiri untuk bersabar dan jadi anak yang pengertian, tapi semua itu tak pernah tergantikan sekalipun dengan kasih sayang mereka.
Hingga hari pernikahanku tiba.
Aku kira setidaknya di hari itu, aku bisa merasakan sedikit kasih sayang yang benar-benar menjadi milikku.
Namun, aku salah.
Ayah, Ibu, Kakak, bahkan Jason, tunanganku yang merupakan seorang bos mafia, semuanya malah pergi ke acara wisuda adikku.
Mereka meninggalkanku sendirian di tempat pernikahan, membiarkanku menanggung tatapan iba dan ejekan para tamu.
Sedangkan Jason hanya melontarkan kalimat dingin, "Hanya pernikahan saja, bisa digantikan lain hari."
Ini bukan pertama kalinya.
Waktu acara pertunangan pun sama, begitu adikku mengeluh sakit perut, dia tanpa ragu langsung menemaninya ke rumah sakit.
Sementara aku harus tersenyum pada tamu-tamu sendirian
Saat ini, aku benar-benar sadar. Bagi mereka, aku hanyalah sosok yang tidak penting.
Jadi, aku memilih untuk pergi.
Aku membawa koper dan satu rahasia, yaitu anak dalam kandunganku.
Kali ini, aku tidak akan menunggu kasih sayang mereka lagi.
Aku akan memulai hidup baru, demi diriku dan demi anakku.