Cure Mint

On the surface, Aurora Steele lived every woman’s dream, married to the powerful Xavier Steele, mother to a beautiful daughter, her life seemed perfect. But behind closed doors, warmth turned to cold distance, and shadows crept into her home. Her twin sister, Lilith, returned with a son who carried Xavier’s eyes, weaving herself into their lives until Aurora’s world shattered. Poison claimed her daughter. Betrayal silenced her pleas. And just when Aurora thought she had found the cure, death struck her down. But fate was not done with her. Reborn one year earlier before everything went to hell, Aurora steels her heart. No longer the loving wife waiting for scraps of affection, she vows to protect her daughter and expose the lies that once destroyed her. Bound by a contract marriage for one final year, she hides her pain behind a calm smile, even as Xavier grows unsettled by the woman he thought he knew. This time, the betrayed wife will not beg. This time, the forsaken mother will not forgive. And this time, the sister who stole everything… will pay it all back in blood.

Dunia Marisa luluh lantak ketika menerima kabar kecelakaan suaminya. Namun, itu belum seberapa sampai akhirnya dia menemukan bahwa suaminya mengalami kecelakaan bersama selingkuhannya. Ironisnya, rahasia lain terungkap saat suaminya mengalami koma. Sebuah surat yang terselip menunjukkan hasil tes suaminya mengalami kemandulan. Marisa marah karena suaminya menutupi hal itu dan justru membiarkan istrinya yang dituduh mandul. Masihkah Marisa bersedia merawat suami yang telah mengkhianatinya? Masihkah dia percaya cinta ketika badai rumah tangga akibat penghianatan suaminya terungkap?

Sejak awal, pernikahanku dan Ardi Wijaya memang dirahasiakan. Tiga tahun kami menikah secara diam-diam, aku bagaikan istri gelapnya saja. Di mata orang lain, dia itu dokter bedah terbaik di Mogowa. Dia dihormati dan disanjung banyak orang. Dia cuek dan sombong, juga tidak memedulikan orang lain. Sedangkan aku ini hanyalah seorang dokter magang anestesi biasa yang tidak berarti apa-apa baginya. Setiap malam, aku berdiri di balkon yang dingin sendirian menunggu dia pulang. Aku mengira kalau aku berusaha lebih keras dan belajar bersikap lebih lembut, suatu saat nanti dia akan tergugah melihatnya. Akan tetapi, kenyataan yang aku terima, bagaikan sebuah tamparan keras bagiku. Aku bertanya padanya dengan suara memeras sambil memohon dan menarik ujung bajunya, "Bisakah kamu tidak pergi mencari wanita itu lagi?" Dia tertawa ringan dan mencerca, "Ini hanya kawin kontrak saja. Apa kamu ketagihan berakting jadi Nyonya Wijaya?" ... Hari demi hari, aku menyaksikan bagaimana dia memperlakukan wanita itu dengan lembut. Aku tidak ingin bertengkar dengannya, juga tidak ingin mempermasalahkan apa pun yang dia lakukan. Aku meninggalkan selembar surat perceraian dan pergi. Hari itu, Kota Nowa diguyur hujan lebat. Di tengah hujan, Ardi sang dokter bedah yang tersohor itu berlutut. Dengan mata merah sembap, dia memohon untuk rujuk, "Istriku, kita tak usah bercerai, ya?" Bagiku, tetesan air matanya sudah tidak berarti sama sekali. Aku tersenyum tipis, "Jangan-jangan Dokter Ardi juga berwatak dramatis? Maaf, aku tak ada waktu buat menemanimu bermain sandiwara. Masa berlaku kontrak kita sudah habis. Kalau ingin mengejarku, silakan antre dulu."

"Jangan minta aja yang bisa! Makanya cari kerja dan bantu aku cari uang!" Dalam amarah, Mas Arga memintaku bekerja. Oke, akan kutunjukkan seperti apa istri wanita karir. "Jangan menyesal memintaku bekerja, Mas." Ternyata, ini awal dari terbongkarnya kebusukan Mas Arga yang merubah jalan hidupku, dengan mempertemukan dalam kisah yang lain.

Nafkah adalah hal yang wajib dipenuhi oleh seorang suami terhadap istri dan anaknya. Namun bagaimana jika seorang suami menceraikan istrinya, lalu dia meminta kembali nafkah yang pernah dia berikan pada istrinya selama tiga tahun pernikahan? Itulah yang dirasan Mirna, setelah diceraikan suaminya, Mirna justru dituntut untuk mengembalikan seluruh nafkah yang pernah Fahmi berikan. Tak hanya itu. Bahkan handphone jadul dan juga uang maharnyapun dia minta kembali. Hingga akhirnya Mirna menyetujui untuk mengembalikan apa yang diminta suaminya terapi dengan syarat sang suami harus mengembalikan semua apa yang Mirna berikan termasuk keperempuanannya. Namun ditengah perjalanan, Fahmi meenyerah, dia sadar apa yang terbuat hanya karena permintaan selingkuhan yang masih SMA yang terus memanfaatkan dan ingin menguasai harta nya. Dia menyesali perbuatannya dan ingin kemabli kepada Mirna, tetapi keputusan Mirna sudah bulat bahkan setelah mereka resmi bercerai, Ibu Fahmi sudah menjodohkan Mirna dengan sepupu Fahmi sendiri.

Gianna had tirelessly searched for employment, driven by the need to earn a living, and finally secured a position at one of the largest beverage companies in the Philippines. However, in an unforeseen twist of fate, she discovered that her new boss was none other than the man she vehemently despised: Francis Locan, the CEO and President of The Golden Scenery, one of the most renowned wine companies in the Philippines. He was known for his cold demeanor and his aversion to those who sought him out solely for his wealth. But beneath his icy gaze lay a secret he had guarded for a long time. He suffered from a rare condition called monochromacy disorder, which rendered him unable to perceive color and also significantly impaired his vision compared to that of a normal person. Yet, upon meeting Gianna, he couldn't explain why he could perceive the colors surrounding her, a phenomenon that defied all medical understanding. Driven by a desperate hope for a cure, he devised a plan to use Gianna, believing that somehow she held the key to his healing. However, as time passed, his feelings for the young woman became increasingly genuine, despite his repeated attempts to dismiss them. Though he resisted acknowledging it, he found himself ensnared in his own carefully constructed trap. What would Gianna do when she discovered that all the affection and attention she had received from the man she had grown to love had been meticulously planned and orchestrated? Would she be able to forgive him for his deception, or would she choose to walk away, her heart shattered by his betrayal?

Bagaimana jadinya jika tiba-tiba adikmu meminta kamu untuk memberikan kekasihmu padanya? Dan ternyata mereka sudah memiliki hubungan di belakangmu dan memutuskan untuk menikah. Hancur? Pasti. Itulah yang dirasakan oleh Mika di mana adiknya meminta hal itu padanya. Lebih gila lagi, pria bernama Noval yang dia ketahui adalah kekasih sang adik tiba-tiba saja datang untuk melamar dirinya. Yang benar saja. Apakah dunia sedang mempermainkannya dengan hal ini? Lalu, apakah Mika harus menerima lamaran Noval sebagai bentuk balas dendamnya pada sang adik?

Jay Adams had always known one truth—leaving Boston was the only way to kill the feelings he was never supposed to have. For eight long years, he stayed away, burying himself in a new life, a new country, and the hope that time would cure what his heart refused to forget. But one call from his little sister brings him home. Back to Boston. Back to the mansion. Back to him. Nathan Chaz. His stepbrother. His best friend once. His biggest heartbreak always. Nathan, the arrogant, reckless golden boy who drowned his pain in girls, parties, and pride. The same boy Jay left behind—only now, colder, harder, and more impossible to resist. What was meant to be a short visit spirals into stolen glances, heated fights, and one night that changes everything. But the twist comes when Luke Pearl, Jay’s ex-boyfriend, returns—wanting him back. Now, two men are in love with Jay. Will he choose his first love, or the one who truly sees him?

Rani, seorang gadis yang sudah bertunangan dengan kekasihnya bernama Jali, meskipun keduanya baru mengenal satu sama lain, selama dua bulan. Awalnya, semua berjalan dengan lancar, hingga acara lamaran untuk menentukan tanggal pernikahan tiba. Sungguh di luar dugaan, gadis manis pekerja keras tersebut meminta Mahar yang sangat fantastis, yaitu 5 milyar. Bukan tanpa alasan Rani meminta Mahar yang yang terkesan tak masuk akal. Semua itu dikarenakan Jali yang membuat ulah.

Suatu hari nanti, ketika kita tak lagi bertemu biarkan aku mengukir namamu dalam derai-derai salju. Suatu hari nanti, bila kita tak lagi saling menatap biarkan aku melukis wajahmu dengan kanvas andalanku, suatu hari nanti, jika kita tak lagi saling menggenggam biarkan aku membungkus rindu itu dengan do'a-do'a khidmatku. Dan bila suatu hari nanti, jika kau telah menemukan mimpi-mimpimu, ajarkan aku melepasmu tanpa harus menangis pilu