Pusaka Wasiat: Lahirnya Penguasa Baru!
Joko adalah seorang pemuda yatim piatu di desa yang hidup dalam kemiskinan bersama kakeknya. Hidupnya yang sudah sulit hancur total dalam satu hari ketika cinta sejatinya, Lestari, menolak dan menghinanya di depan umum karena status sosialnya. Di hari yang sama, kakeknya meninggal dunia, mewariskan sebuah pusaka misterius: Keris Semar Mesem berukuran kecil.
Dengan membawa luka hati dan pusaka legendaris itu, Joko melarikan diri ke Jakarta dengan satu tujuan: membuktikan bahwa ia berharga. Memulai hidup dari nol sebagai office boy, Joko segera menyadari bahwa keris peninggalan kakeknya memberinya karisma dan intuisi luar biasa. Kekuatan ini membuatnya melesat cepat di dunia korporat, mengubahnya dari pemuda desa lugu menjadi seorang pebisnis muda yang sukses, kaya raya, dan dikelilingi wanita-wanita kalangan atas yang terpesona oleh auranya.
Namun, kekuatan besar datang dengan harga. Kesuksesan membuat Joko sempat menjadi sombong, dan ia harus belajar dengan cara yang sulit bahwa pusakanya memiliki pantangan yang tak boleh dilanggar. Popularitasnya juga menarik perhatian musuh, baik dari rival bisnis yang iri maupun dari ancaman yang jauh lebih gelap dan kuno. Kehadiran seorang wanita misterius bernama Maya menjadi pertanda bahwa bahaya yang sesungguhnya telah mengendusnya.
Joko akhirnya terpaksa menghadapi kebenaran: ia adalah keturunan terakhir dari "Keturunan Kencana", sebuah garis darah penjaga pusaka kuno. Musuh yang memburunya adalah Keluarga Cakra Hitam, klan rival yang telah menghancurkan keluarganya di masa lalu demi merebut pusaka-pusaka tersebut.
Dipaksa bertarung untuk melindungi hidupnya dan orang-orang yang ia sayangi, Joko harus berevolusi. Ia tidak bisa lagi hanya mengandalkan kekuatan kerisnya, tetapi harus memadukannya dengan kecerdasan, strategi, dan aliansi yang telah ia bangun di dunia modern. Pada akhirnya, Joko berhasil mengalahkan ancaman tersebut dan menerima takdirnya. Motivasinya telah berubah dari balas dendam menjadi tanggung jawab, dan ia akhirnya menemukan pembuktian diri yang sejati, bukan dari kekayaan atau wanita, melainkan penerimaan atas jati dirinya sebagai seorang penjaga warisan leluhur.