Forum Aura Kingdom

Alya, selalu dihina oleh suaminya karena sejak melahirkan tubuhnya menjadi gendut dan tak menarik lagi. Arif, bahkan tega mengusir dan menceraikan istrinya itu hingga akhirnya Alya terpaksa tinggal di rumah sahabatnya. Namun, dari sanalah akhirnya Alya bangkit dan berhasil mandiri serta sukses setelah berhasil mendapatkan kembali pekerjaan sebagai pengelola butik. Melihat kesuksesan yang dicapai Alya, Arif pun merasa menyesal dan ingin rujuk kembali. Sayang Alya telah memiliki laki laki pengganti yang baru, anak dari pemilik butik di mana Alya bekerja!

Meski bersuamikan seorang manager operasional sebuah perusahaan spare part mobil ternama, tetapi kehidupan Nina dan Kayla, putrinya sangat jauh dari kemewahan dan kecukupan. Sebaliknya ibu dan anak tersebut hidupnya justru selalu diselimuti kesulitan dan kemiskinan, sebab dia hanya dijatah kurang dari satu juta rupiah setiap bulannya oleh Dicky, suaminya. Diam diam akhirnya Nina pun bertekad mengambil uang suaminya tanpa sepengetahuan Dicky yang pelit dan perhitungan, hingga akhirnya Nina bisa membangun usaha sendiri dan Dicky yang selama ini gajinya habis diberikan pada ibu dan istri mudanya, hidup sulit setelah kedok kebusukannya yang telah berani menggelapkan uang perusahaan, membuat dia dipecat dengan tidak hormat bahkan terpaksa dipolisikan.

"Kenapa aku selalu dibedakan dari menantu yang lain, Bu?" tanya Mia sambil sesenggukan. Ia sungguh tak habis mengerti mengapa Bu Rina, ibu mertuanya selalu membeda-bedakan dirinya dengan menantu beliau yang lainnya. Bu Rina menatapnya tajam lalu menyahut keras. "Karena kamu miskin, bodoh dan pemalas! Nyesel saya terima kamu jadi menantu kalau tahu begini perilakumu! Sekarang, bersihkan semua pekerjaan rumah sampai tuntas! Jangan berhenti sebelum semuanya selesai!" ketua ibu mertuanya sambil mendengkus lalu menghentakkan kakinya dengan keras di hadapannya. Mia tergugu sedih. Tapi ia tak patah semangat. Ia yakin dengan kemampuannya menulis, ia akan jadi penulis terkenal dan akan bisa membalas semua hinaan ibu mertua dan suaminya itu.

Sebagai seorang istri, Ana tak pernah menuntut gaji suaminya, Arya, karena gaji suaminya sudah habis dipotong cicilan hutang bank. Ana pun diam-diam membantu tugas Arya memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka, bahkan kebutuhan mertua serta adik iparnya dengan penghasilannya sebagai seorang penulis novel online. Sebagai seorang penulis novel yang cukup produktif berkarya, penghasilan Ana memang cukup besar yang semua itu dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sayang, Arya yang tak tahu pekerjaan dan bantuan keuangan dari istrinya itu menganggap bahwa gajinya masih banyak sehingga diam-diam ia pun ingin menikah lagi. Perbuatannya itu tentu saja membuat Ana yang selama ini tulis ikhlas membantu suaminya menjadi marah dan tak mau lagi menanggung biaya rumah tangga mereka, juga biaya hidup ibu dan adiknya sehingga akhirnya Arya sadar dan menyesal.

Paano kung ang kaniyang panaginip ay isa palang totoong pangyayari sa Enchantria? Paano kung pagdating nila ng Enchantria ay subukin ang kanilang pagmamahalan ni Nicolo? Maaalala pa kaya nila ang isa’t-isa kung kapwa sila walang maalala sa kanilang nakaraan? Saan hahantong ang kanilang pag-iibigan kung kapwa sila nasa isang digmaang walang nakakaalam ng totoong sandata na maaaring ilaban? Maibabalik kaya ni Diana sa dati ang kaharian ng Enchantria?

Kerajaan Alam Langit mendapatkan berkah karena kehadiran sosok Alstroemeria yang melambangkan persahabatan dan pengabdian kepada Alam Langit. Sudah bertahun - tahun ia selalu membantu Alam Langit menangani roh iblis yang berbuat onar dialam semesta. Meskipun sering membantu Alam Langit, tapi tidak ada yang pernah bertemu dengan sosok yang dijuluki sebagai Alstroemeria. Hanya bayang-bayang wanita serba hitam menggunakan cadar saja atau roh iblis yang akan dibunuh olehnya yang dapat bertemu dengannya. Kaisar sudah mencarinya kemanapun, tapi tidak menemukannya. Diyakini bahwa wanita yang dijuluki sebagai Alstroemeria ini, tidak pernah berkencan dengan mahluk dialam manapun.

The students of Darkson University are on a high school field trip to a camp called Ever Realms. Legend has it that the Ever Realms camp was once ruled by powerful wizards and witches, each with unique elements. The four kingdoms each represent their own elements. The element of Humility, Empathy, Courage and Judgement. These elements are called the Elements of Concord, which have special magic that can only work if wielded by the possessor of the corresponding trait. Four misfit students find themselves embroiled in a magical world. Here they must unleash their powers and face the untold story of the legend. Will they be lost over time or will they be part of history? Will they know why they were chosen? Will the story be told, or will it remain a mystery? Will they do something fantastic with the time they have there? Will they leave their mark? Will they overcome what they fear? "Do you think four misfits can save... the ending world?"

Veatrice and Anna are sisters that are trying to survive kingdoms' conflict and ostracism due to birth and rank. Join them on their adventures in love and protecting their king and queen.

After becoming truly omnipotent he lost what was supposed to be his everything. His chosen. His beloved. Call it what you will, he lost a part of his soul. The only person who would tame the cruel beast that he was. Centuries have passed and the gods have shown him favour. He finds her. Or rather, she finds him but what will it take to keep her? *** It all changed when I met him. But it hadn't really changed. The world was still the same : the same trees: the same people. But now I saw the wolves that hid behind the trees, waiting to attack and the fangs the people hid behind their smiles. I saw them all. The witches that enchanted you in the night. The vampires that sucked you dry. The wolves that cut and tore at those who wandered in the woods. All the merciless creatures. And he was one of the them. He led them. He led his world and I even though I did not know it yet, I would too. If I survived it.

Boro Malus, and his family, lived in shame and exile after the death and defeat of his father Bora Malus. The King, enraged by the loss of his greatest warrior, stripped Bora, and his family, of all their lands and titles and banished them to live in the outskirts of the kingdom. Boro grew up with two things on his mind after the shaming of his father. The first, to return the honor to his family's name, and second, to take his father’s title of Greatest Blade-master, for himself.