James 5:15

เมื่อฟูมิโกะและเก็นได้รับคำภารกิจให้มาจัดการกับพวกเงาปีศาจที่หลุดออกมาจากหีบที่โรงพยาบาลร้างแห่งหนึ่ง....งานนี้พวกเขาจะเอาชีวิตรอดไปได้หรือไม่?

เมื่อไอโกะและโช ถูกเลือกให้มาทำภารกิจตามล่าหาวิญญานปีศาจต้องคำสาปที่โรงเรียนร้างแห่งหนึ่ง...โดยที่พวกเขาไม่รู้เลยว่าความน่ากลัวและเรื่องเลวร้ายกำลังจะเกิดขึ้นกับพวกเขา

“Kau sudah tiba?” tanyanya. Perempuan itu adalah sosok Claretta yang sangat Altair rindukan. “Altair?” ucap Altair. Perempuan itu tertawa kecil dengan menutupi mulut dengan tangannya. “Terdengar aneh jika seseorang memanggilku dengan namaku sendiri,” ujar Claretta. “Mungkin banyak pertanyaan yang akan kamu lontarkan kepadaku,” ungkap Claretta, “tapi sebelum itu tolong Altair, terbiasalah dengan tubuhmu yang baru, aku sudah lelah dengan tuntutan sebagai penerus pengendali Mana, yang aku inginkan hanya bagaimana rasa memiliki seorang ibu.” sambung Claretta. Claretta menengadahkan wajahnya ke langit. “Kau pasti tahu banyak informasi tentang duniaku sekarang karena kau adalah orang yang cerdas dan tangguh,” ujar Claretta lagi melihat wajah Altair. Wajah mereka saling menatap Altair tidak bisa membalas perkataan Claretta Altair yang merasa tidak adil dengan pertukaran tubuh seenaknya yang dilakukan dewa kepada mereka berdua. Muncul perasaan iba di dalam benak mereka masing-masing seperti mengerti rasa sakit, penderitaan mereka dan kesedihan. Claretta mengambil kedua tangan Altair, air matanya tidak bisa dibendung. Dengan tersenyum Claretta berkata,”Mungkin karena aku sudah berada di tubuh seorang wanita jadi perasaanku menjadi lebih sedikit sensitif.” “Maukah kamu merelakan hidup kita yang sekarang?” tanya Claretta dengan harap. Altair menggenggam tangan wanita kecil itu, kini hati Altair menjadi goyah karena sebelum dirinya bertemu dengan pemilik asli tubuh Altair, dia berniat untuk memukul kepala orang tersebut yang dengan sesuka hati meminta kepada dewa untuk menukarkan tubuhnya tanpa izin. Angin sejuk berhembus, menerbangkan beberapa kelopak bunga di sekitar mereka mengibaskan rambut panjang milik Claretta. “Ternyata, aku sangat cantik.” batin Altair. Altair meletakkan tangannya di atas kepala Claretta dan membelai kepalanya seraya berkata, “tidak apa-apa.” ucap Altair dengan tenang. Akhirnya mereka saling mengikhlaskan satu sama lain dan memutuskan untuk menjalani kehidupan mereka sekarang masing-masing, mereka terpisah oleh sebuah cahaya. “Aku akan menjaga ibumu Altair sebagaimana ibuku sendiri karena aku sangat menyayanginya.” ujar Claretta yang hanya terdengar suara.

รวมเรื่องสั้นสุดแซ่บที่จะทำให้คุณเสพติดจนถอนตัวไม่ขึ้น! เนื้อเรื่องบรรยายฉากบนเตียงแบบละเอียด แซ่บซี้ด เน้นเรื่อง 18+ เป็นหลัก เหมาะกับนักอ่านอายุ 20 ปีขึั้นไป

WARNING AREA 21++ “Nyonya, kartu merah sudah dibuka." Kali ini siapa lagi yang akan menjadi suaminya? Serena Ambrose, satu-satunya wanita yang tersisa di garis keturunan keluarga Ambrose yang merupakan keluarga yang sangat terkenal di Milan, Italia. Kakeknya memiliki ambisi untuk mendatangkan cucu perempuan pertama di Keluarga Ambrose. Tetapi, bukan itu masalahnya. Entah gosip dari mana Serena mendengar bahwa kakeknya akan menikahkannya sebanyak 15 kali hingga akhirnya akan mendapatkan cucu perempuannya. Serena tidak pernah percaya gosip tak masuk akal itu. Tetapi hal itu sirna ketika kakeknya menikahkannya lagi 2 minggu setelah Serena menikah dengan suami pertamanya. Lalu apakah gosip tentang suami ke-15 itu benar? Siapa pria yang akan menjadi suami ke-15 Serena? Lalu apa yang akan terjadi dengan semua suami Serena ketika orang dari masa lalu Serena kembali hadir?

เมื่อมายูและโอกิหนึ่งในนักเรียนห้อง ม.5/B ไดเภารกิจให้ไปจัดการกับเล่าเงาปีศาจที่ป่าต้องสาปที่มืดมิด...พวกเขาจะทำภารกิจนี้ได้สำเร็จ...หรือจะหายไปตลอดการ

Do you once imagine a place where there's a high paying job but cheap prices of supplies and low bills of rent, water and electricity? Kilala ang Sitio De Villasarza dahil dito. Maraming tao ang lumipat dito dahil naniniwala silang sa hirap ng buhay ngayon ay malaking tulong sa kanila ang Sitio. There's a lot of advantages that their family can get. But what if this place has a hidden goal and this benefit is just a plain plan to lure people inside? Tatlong babae na sina Yuki, Deiji at Michelle ay naninirahan sa isang girl's dormitory sa loob ng Sitio De Villasarza kasama ang kambal ni Michelle na si Michael. The four of them face a different and strange experience inside the Sitio De Villasarza and they soon meet Glenn, classmate of Michael who offered them help and protection. Maraming tao at grupo silang nakasalamuha at nakilala na naging advantage nila upang protektahan ang isa't isa ngunit hindi mapigilan ang mga pangyayaring nababawasan sila. Can they still be alive or they will be dead before help arrives?

Thea had everything she ever wanted; her family, friends, loving fiancé, and beautiful son. Since she had lost her parents in an accident, she was the head of the house, raising her younger siblings until they could start their life. She's proud of her baby sister for coming out of her shell, finding the man she loves, and raising three children. As for her brother, she worries, but that doesn't hide the affection her best friend has towards him. Her brother is a bit dull on romance. Thea thought it would just be the three of them, but now there are more to surrounded by people she cares about and love. Thea loves having a big family. What can go wrong? Engaged and can't wait to marry the woman who brought joy and love into his life. Rex Wolfe decided to celebrate their engagement in Hawaii and show her where she grew up. Rex knew Thea had planned to celebrate on her grandfather's yacht. Everything had gone smoothed when a group of armed men infiltrated as the leader demanded the money his uncle owed them. Rex wasn't sure why because his uncle had been dead for years, and the man who killed him was none other than the man once his father and uncle called "Brother."

Slade Norris is a trust fund baby, but that doesn’t mean he doesn’t work for a living. In fact he works himself to the bone running a PR firm, security company and … oh yeah, he manages one of the world’s most famous hard rock bands: Feisty. While Slade may have been born with a silver spoon he’s worked extremely hard to prove himself, and make it on his own two feet. As a teenager he met four rough and rowdy boys who were looking to create a band and get famous. Slade knew he was the guy to make it happen and to ensure his buddies didn’t get taken advantage of along the way One big monkey wrench in their plans of world domination in the entertainment world: Slade’s childhood girlfriend and then high school sweetheart Holly Anderson. Holly had been around the guys of Feisty since their inception and was an integral part of helping them write songs and stay on track. Since Holly was a year younger than Slade and the guys, she was stuck at home finishing her senior year when the guys hit it big and left on a world tour. What happened shortly after has haunted them all for their entire adult lives. Can the universe intervene and bring this couple back together for one more chance? Find out in the final installment of my Feisty Series: How To Forgive. This book can be read as a stand alone but it would be best read as the final book in the series as it answers a lot of lingering questions left by the first four books! Thank you for reading.

Il la fixa longuement. Trop longuement. Le cœur de Dolores cognait contre sa poitrine. Mais elle ne baissa pas les yeux. Pas devant lui. Pas ici. Pas maintenant. Alexander Manchester. PDG insupportablement charismatique. Froid. Arrogant. Intouchable. Le genre d’homme devant qui tout plie… sauf elle. Son regard était une lame. Tranchante. Invasive. Elle chercha un doute, un frémissement, un signe de faiblesse. Rien. Juste la détermination glacée d’un homme habitué à obtenir ce qu’il veut. — Je dois assister à une réunion pour le partage des parts de l’entreprise familiale, la semaine prochaine. Ma fiancée est coincée à l’étranger. Y aller seul serait mal vu. Mes parents ne doivent rien savoir. Et je déteste perdre la face. Sa voix était calme, basse, presque dénuée d’émotion. Mais chaque mot tombait lourd, chargé d’un enjeu qu’il ne nommait pas. Elle ne répondit pas. Son silence n’était pas du vide — c’était une tempête contenue. Il s’approcha. Lentement. Sa présence semblait s’étendre, engloutir l’espace. Chaque pas était calculé. Chaque geste, mesuré. Du bout des doigts, il frôla le bord de son bureau. Juste assez pour marquer un territoire. — Sois ma femme. Pour 15 jours. Et je triple ton salaire. Tu viens avec moi. Tu souris. Tu joues le rôle. Et dans 15 jours, on oublie tout. Il lâcha ça comme une bombe à retardement. Puis attendit. — C’est une blague ? Sa voix fendit le silence, un brin d’ironie accroché à l’incrédulité. — Est-ce que j’ai l’air de plaisanter ? Son regard l’écrasa. Aucune échappatoire. Aucune équivoque. Elle aurait pu dire non. Elle aurait dû dire non.