Kutukar Hidupku untuk Kalian
Gagal ginjal stadium akhir. Ginjal yang paling cocok untukku… justru diberikan suamiku kepada adikku.
Aku menolak saran dokter untuk terus menunggu donor baru dan memilih keluar dari rumah sakit lebih awal.
Hati yang telah lama membeku, tak lagi punya alasan untuk bertahan.
Seluruh harta yang kukumpulkan selama bertahun-tahun, kuserahkan kepada adik. Akhirnya, senyum orang tuaku pun kudapatkan.
Suamiku merawat adikku siang dan malam tanpa istirahat. Aku tak marah, malah mengingatkannya untuk lebih hati-hati dan teliti.
Bahkan ketika anakku ingin memanggil adikku sebagai “ibu”, aku pun tersenyum dan menyetujui.
Semuanya sudah berjalan sesuai keinginan mereka. Lalu… mengapa sekarang mereka menyesal?