Ditinggal Nikah, Aku Langsung Menikahi Putra Mahkotan
Di pesta pernikahan yang kurancang sendiri, tunanganku yang biasanya serius dan jarang tersenyum malah kabur bersama asistennya yang mengenakan gaun pengantin.
Adiknya tiba-tiba naik ke mobil pengantin, menarikku yang masih panik ke kantor catatan sipil, lalu bilang mau menikah denganku.
Dekorasi tiba-tiba ambruk, memperlihatkan tamu-tamu undangan yang menertawakanku.
Dua sahabat masa kecilku yang dulu bersumpah akan menjagaku seumur hidup, malah merobek surat nikah palsu demi membuat si asisten tersenyum dan melemparkan sobekannya ke wajahku.
Mereka bertiga bersulang di atas panggung, seolah dunia milik sendiri.
“Konsep pernikahanmu terlalu kuno, dijadikan pesta lajang untuk Yovita itu justru keberuntunganmu!”
“Pernikahan resminya diadakan di hari minggu! Bagaimana? Ide Yovita mengejutkan sekali, ‘kan?”
Kedua orang itu begitu yakin aku tak akan meninggalkan mereka.
Namun, aku hanya dengan tenang mengambil ponselku.
“Jadwal nikahku dengan putra mahkota Keluarga Lessy ditetapkan di hari minggu ini saja.”