Wen Ning

—¿Por qué me has elegido?—Porque eres valiosa para mí —respondió, su voz oscura y peligrosa rozándome la piel de un modo que hizo que se me acelerara el corazón y me doliera el alma.—No te pertenezco a ti ni a ningún hombre —repliqué, temblando mientras me mantenía firme.—¿Quién ha dicho que yo sea un hombre?*****La princesa Evie Stanton vivía una vida de lujo que detestaba con pasión. Nada era bonito cuando se trataba de la alta sociedad y cuando su padre intentó obligarla a casarse con un hombre que le doblaba la edad, supo que tenía que salir de allí. No sabía que el capitán Thane, un príncipe dragón en busca de venganza, le había echado el ojo. El amor a menudo nos encuentra de la forma más misteriosa, y estos dos enemigos se unen para encontrar la forma de ganarse la libertad. ¿Serán capaces de dejar a un lado sus diferencias por amor?"La lujuria del dragón" es obra de Claire Wilkins, autora de eGlobal Creative Publishing.

A family of an assassin who does killing, the merciless people who do not spare a single life of their target, where Fevianna Lauriel was born. She only want one thing; to be acknowledged by her father. But how will she achieve that if she hasn't even done a single mission? The only reason si simple, she can't kill a person. She still believes that killing criminals are not a solution to make a better world. But one incident will change her perspective which slowly triggers the awakening of her bloodlust. How would she deal with secrets being revealed that's been hidden a long time?

Isa sa dahilan kung bakit nais ni Yamila na maging doktor ay para iligtas ang buhay ng mga taong nasa binggit na ng kamatayan o kaya'y may malubhang sakit. Ngunit hindi niya inaasahan na isa pala sa kaniyang magiging pasyente ay ang dati niyang hipag. Dinudugo ito at nanganganib na makunan. Matagal na silang hindi magkasundo ni Mia, akala niya'y hindi na sila muling magkikita pa. Lalo pa't sa loob ng apat na taon ay naging tahimik naman ang buhay niya— malayo sa mga Esquivel. May pagdadalawang-isip siya, ayaw niyang magkaroon muli ng interaksyon sa mga Esquivel, lalo pa sa kapatid ni Magnus. Ngunit sa huli, mas nangibabaw ang kaniyang pagiging responsable. Kailangan niyang tulungan si Mia kahit na ang kapalit nito ay muling magkrus ang kanilang landas ni Magnus... nang dating asawa. Hindi nga siya nagkamali, dahil sa nangyari ay nagkita silang muli ng lalaki. Kung kailan hindi siya handa— kung kailan nasa gitna sila ng panganib at matinding kaba. Apat na taon na ang lumipas nang umalis siya ng Pilipinas. Tanging ang divorce paper lamang ang iniwan niya kay Magnus bago siya umalis. Walang paalam. Wala nang seremunya. Umalis siya na buo ang loob. Ngunit ang hindi alam ni Magnus, sa kaniyang pag-alis ay mayroon siyang ibang dala. Ang dugo't laman nito... isang Esquivel. Buntis na pala siya kay Magnus. Ngunit pagkatapos ng nangyari sa kanila, paano niya masasabi ang tungkol sa supling na kaniyang isinilang? Hindi niya magawang sabihin kay Magnus ang tungkol kay Thadeus... ang anak nito. Natatakot siya. Gayunpaman, muli silang pinagtagpo ng tadhana. Tila ang kapalaran na ang nagtakda na muli silang magkita. Makakatakas pa ba siya sa dating asawa? Maitatago niya pa ba ang tungkol sa kanilang anak? O mabubunyag ang kaniyang lihim? Handa na ba siyang magpatawad? O matatakot siyang sumugal muli?

Tika begitu geram ketika mengetahui mamanya meninggal karena serangan jantung. Hal ini dikarenakan mamanya ingin memberikan kejutan di hari ulang tahun pernikahan dengan papanya. Tak disangka, ia malah memergoki suaminya sedang berhubungan intim dengan gadis yang seumuran anaknya. Gina-Mamanya Tika-- akhirnya meninggal karena syok tak kuat melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain yang tak lain adalah teman sekelas putrinya sendiri. Ditambah Gina sedang hamil anak kedua. Riko--suami Gina-- terlihat tidak menyesal dengan kematian istrinya. Ia malah semakin asyik dengan Feni--si pelakor. Tentu saja Tika tidak bisa tinggal diam. Saat ini ia berusaha membalas dendamnya dengan sang pelakor.

Di tahun ketujuh pertunangan dengan Benedict Liander, dia mewarisi seluruh harta dari kakaknya yang telah meninggal. Termasuk istri kakaknya, Diana Lowi. Setiap kali setelah tidur bersama Diana, Benedict selalu memeluk dan menghiburku, “Jenny, sabar ya. Setelah Diana hamil, kita baru mengadakan pesta pernikahan.” Itulah satu-satunya syarat keluarga mafia di Wilayah Noesa, agar Benedict bisa menjadi bos besar mafia yang baru. Setelah kembali ke dalam negeri setengah tahun lalu, Benedict sudah pergi ke kamar Diana sebanyak 59 kali. Dari awalnya sebulan sekali, kini hampir setiap hari dia pergi. Akhirnya, pada kunjungan ke-60, aku melihat tunanganku keluar dari kamar Diana dan kabar baik pun datang. Akhirnya Diana hamil. Namun bersamaan dengan itu, Keluarga Liander mengumumkan bahwa Benedict dan Diana akan menikah. “Ibu, ada yang mau menikah di rumah?” Aku memandang ruangan yang dihias dengan meriah oleh penyelenggara pernikahan, lalu dengan dingin menggendong anakku yang polos, menjawab, “Iya, ayahmu akan menikah dengan orang yang dia cintai. Jadi, kita harus pergi dari sini.” Yang Benedict tidak tahu, Keluarga Marilin sudah menjadi keluarga mafia yang bisa menandingi Keluarga Liander. Dan aku, Jenny Marilin, putri bungsu yang paling dimanja Keluarga Marilin, tidak akan pernah terkekang oleh pernikahan.

"Ros, kamu tidak boleh melupakanku. Dan juga, jangan lupakan janjiku ini. Saat kita dewasa nanti aku akan menikahimu dan menjadikanmu bunga mawarku," teriak Davin kecil mengantar kepergian Rose. Elza Rose Maharani, wanita cantik berambut panjang yang berpegang teguh dengan janji masa kecilnya, menunggu Davin menjemputnya layaknya kisah cinta Cinderella dan sang pangeran berkuda putih. Sayangnya, Rose lupa bahwa empat belas tahun bukan waktu yang singkat. Banyak hal berubah, termasuk Davin. Kenaifan seorang Rose dapat membuatnya terperangkap dalam kisah cinta yang tak terbalaskan.

"Dia siapa, Ma?" Entah kenapa aku gugup sendiri saat tanya itu mencuat. Aku belum berani melihat jelas wajahnya. Sampai Bu Tya memperkenalkanku padanya. "Ning, kenalkan ini anak sulung saya, Zen Maulana. Zen, ini Ning yang mau bantu mama bersih-bersih rumah. Dia juga mau kerja di kantin kampus." Aku yang baru saja menginjakkan kaki di anak tangga terakhir terlonjak kaget. Nama itu, tidak asing bagiku. Apa hanya sebuah kebetulan nama lengkapnya sama. Aku memberanikan diri melihat wajah anak sulung Bu Tya. Seketika kotak yang kupegang jatuh membuat isinya berhamburan. Rasa-rasanya kepalaku bagai dihantam palu. Aku tidak menyangka akan bertemu laki-laki masa lalu di rumah besar ini. Nasib yang menurutku baik bertemu Bu Tya ternyata disertai kejutan besar bertemu orang yang membuatku tidak tenang di tiga tahun terakhir hidupku. "Zen? Dia benar-benar Zen yang sama, Zen Maulana." Tanganku mendadak tremor. Bulir keringat sebesar biji jagung bermunculan. Bahkan tenggorokan terasa tercekat. Aku dilanda ketakutan seperti seorang penjahat yang menanti eksekusi hukuman. Pandangan mulai mengabur dan gelap. Lutut lemas seolah tak bertulang, aku terhuyung. Sebelum kesadaranku hilang, sayup-sayup telingaku menangkap suara. Nama panggilan yang biasa Zen sebut untukku. "Han!" Simak ceritanya, yuk.

Aku sudah terbaring tanpa sehelai benang di lemari pendingin selama empat puluh hari. Foto-foto yang tidak disensor beredar heboh di internet. Di tengah derasnya fitnah yang menyebar, ibuku malah ikut membagikan fotonya, sambil dengan lembut menasihati adikku, “Dunia hiburan itu kotor, kamu jangan masuk ke sana. Lebih baik kamu warisi harta peninggalan kakakmu saja.” “Kamu berbeda dengan dia. Kamu adalah anak kesayanganku, jangan sampai dikotori dunia seperti itu.” Ternyata, dia sudah lupa. Lupa bahwa aku masuk ke dunia yang ‘kotor’ ini demi mencari uang untuk mengobati kanker yang dideritanya.

Walang ibang taong naging sandigan si Sapphire mula pagkabata kundi ang kanyang Uncle Ares—ang lalaking kinupkop ng kanyang mga lolo’t lola bilang sariling anak. Tahimik, responsable, at palaging nariyan tuwing kailangan niya ng karamay. Sa tagal ng pagkakasama nila, hindi niya namalayang unti-unti na pala siyang naaakit sa misteryosong tikas nito. Kaya nang mawalan siya ng magulang sa London, agad siyang umuwi sa Pilipinas at nanirahan sa piling ng tanging taong pinaniniwalaan niyang tunay na ligtas siya... kahit pa ang puso niya ay nalilito. Bago pa man siya umalis ng London, pinangako niya sa sarili na ililibing na niya ang damdaming iyon. Hindi sila magkadugo, pero si Ares na lang ang natitirang pamilya niya. Pero paano kung malaman niyang matagal na rin pala siyang pinagnanasaan ng lalaking tinitingala niya? Can she hold on to her morals, or will she give in to the fire—and cross the line she swore never to touch?

Bei einem Ausflug in den Vergnügungspark brachte mein Beta-Freund Drew plötzlich eine Frau mit ihrer kleinen Tochter mit. Im Auto fehlte zufällig genau ein Sitzplatz. Drew bat mich auszusteigen und den Platz den beiden zu überlassen. Er sagte: „Laura hat es mit dem Kind nicht leicht. Sie sollen erstmal fahren, ich hole dich später ab.“ Ruhig stieg ich aus und sah zu, wie das Auto langsam den Parkplatz verließ. Drei Stunden später kamen sie im Vergnügungspark an und nahmen an der abendlichen Feuerwerksveranstaltung teil. Als meine beste Freundin Drew fragte, warum er mich noch nicht abgeholt habe, half er gerade geduldig Laura, eine übergroße Feuerwerksbatterie zu entzünden. Er war nicht im Geringsten beunruhigt und sagte: „Es ist kein Problem, Sienna später abzuholen. Sie nimmt das nicht krumm. Ich werde sie schon beschwichtigen, dann ist sie auch nicht mehr sauer.“ Wütend wird man nur auf Menschen, die einem etwas bedeuten. Dass mein Vater, meine Mutter und mein Bruder sich nie um mich scherten, habe ich noch hingenommen. Aber dass sich jetzt auch Drew nicht mehr für mich interessierte... Darum ist es Zeit, für immer zu gehen.