Home / Romansa / ARI SIHOMBING / ARI SIHOMBING

Share

ARI SIHOMBING

Author: Anita
last update Last Updated: 2021-08-14 20:31:11

Part 9

Setelah di warung... Ari melihat Ayahnya yang sedang makan di warung makan. deket sebelah warung yang akan dia beli gula merah.

"Ayah.. Ari rindu dengan Ayah.. kenapa Ayah malah pergi dari rumah Yah.." Ari berucap dengan pelan. Walaupun melihat Ayahnya dia melewati saja dan lalu bergegas untuk membeli gula merah.

"Bu beli gula merah 2 biji."

"Iya dek, sebentar, Ini." Setelah membeli gula merah Ari lalu langsung pergi pulang kerumah. Dan dia masih melihat Ayahnya yang sedang merokok di rumah makan itu. Lalu Ari berhenti dan hanya memandangnya dengan jauh. Tiba-tiba saja matanya berkaca-kaca yang merindukan sosok seorang Ayah. Lalu Ari menghapus tangisannya agar tidak diketahui oleh Ibunya.

"Ayah Ari disini Rindu.. semoga saja Ayah sehat selalu ya.. Doa ku selalu untuk mu." Itulah gumaman Ari untuk Ayahnya.

Ketika itu Ari langsung saja melanjutkan jalannya agar yang di rumah tidak terlalu menunggu dirinya yang lama membeli gula merah.

Setelah itu Ari langsung masuk kedalam rumah dan ia berkata.

"Maaf ya, Bu, Pak sudah menunggu lama." Setelah meminta maaf  Ari pamit langsung ke dapur untuk menemui Rio.

"Sorry kawan lama ya? Tadi biasa lah ada kendala sedikit hehehe."

"Ah.. elu mah kaya gitu, katanya cuma sebentar.. prett. Tapi ternyata malah lama ah dasar kau ini sini tak kasih hukuman dulu." Rio bangkit dari duduknya lalu ingin menjitak Ari dengan sigap Ari menghindarnya.

"Aits.. nggak kena weee.. hahahha.. udah ah ayo cepetan kita bikin sambal rujaknya, tuh Ibuku dan orang tua mu dari tadi sudah menunggu." Ari mengalihkan pembicaraan Rio.

"Iya iya, dasar bawel ini aku lagi ngulek ambilin ge garamnya berdiri terus di situ." Rio mengulek cabe sambil ngedumel dengan sikap Ari yang menyebalkan.

"Iya.. hehehe ini garamnya. Udah dong jangan marah nanti sambalnya jadi pedes bangat loh. Kata pepatah si kalau yang nguleknya ngambek atau marah-marah nanti hasilnya nguleknya jadi pedes bangat.." Ari senyum-senyum saja setelah mengatakan itu. Sedangkan Rio malah mengerucutkan bibirnya membuat Ari tidak tahan untuk ketawa.

Setelah itu mereka berdua langsung pergi kedepan untuk ngerujak bersama. Lalu mangga-mangganya dikupas dan yang mengupaskan mangga-mangga itu Ibunya Ari dan Ibunya Rio. Manggahnya banyak hasil metik yang didapat ada 7 buah jadi yang di kupas hanya 3 buah saja. Ada sisa nya 4 buah lagi untuk orang tuanya Rio nanti untuk dibawa pulang.

"Hmmm.. enak ya mangganya di jam-jam segini makan rujak mantap.." Begitulah ucapan Rio.

"Aduh.. pedes.. air mana air.. aduh.." Rio kepedasan dan mencari air, padahal airnya ada disebelahnya, membuat mereka semua tertawa dengan tingkah Rio. Udah tau Rio nggak terlalu suka bangat dengan pedes-pedes kini dia makan yang pedes-pedes.

"Hahaha... mangkannya kau Rio kalau makan tuh jangan banyak-banyak ngambil sambalnya. Tuh air ada di deket kamu." Setelah berucap gitu Ari malah tersenyum-senyum saja. Sedang Ibunya Ari hanya mesem-mesem saja. dan menggelengkan kepalanya dengan tingkah mereka berdua.

"Iya, iya Ari.. saya emang nggak terlalu suka yang pedes-pedes sekali, tapi kalau lagi ngerujak bikin selalu ngiler tau.. enak.. bangattt."

"Hahaha ada-ada saja kau Rio, kalau nggak suka pedes jangan kasih cabe 5 tadi.. kan kamu yang ngulek dan kamu juga yang kasih cabenya."

"Nah.. loh.. jadi ini salah siapa? Bikin sambal rujak yang menjadi pedes." Ibunya Rio bertanya.

"Yang salah Rio.. hahahhaa." Semuanya pada menunjuk Rio yang mukanya sedang merah karna kepedesan.

"Iya.. iya.. aku yang salah deh.. hehhee maaf hahahhaa..." semuanya kembali ketawa lagi bersama-sama. Suasana hari ini begitu ceria bagi mereka semua.

Setelah makan rujak manggah, mereka semua kepedasan sampai-sampai ada mukanya kemerahan yaitu Rio. Melihat ekspresi Rio jadi ketawa lagi.

"Rio muka kamu merah itu, coba kondisikan." Ari ngelek Rio.

"Ah.. dasar ya kamu.. sekarang aku minta tanggung jawab cepet ilangkan rasa pedes ku ini." Kini semuanya yang mendengarkan ocehan Rio menjadi ketawa lagi.

"Hahahaa.. hahaha.. kau lucu Rio.. pertanyaan kamu untuk aku minta pertanggung jawabkan sungguh aneh. Ah dasar kau aneh hahhaaa."

"Ari... kamu jangan ketawa.. sekalau lagi kau ketawa akan aku.." lalu menjedanya dan berpikir dulu mau diapakan Ari ya?

"Apa-apa? Mau diapakan aku? Sinj kalau berani weee." Ari melelewe Rio yang sedang emosi dan sambil meledeknya.

"Iih.. Ari.." lalu Rio menghampiri Ari sedangkan Ari berlari pada saat Rio akan mendekatinya.

"Mereka berdua kaya tom and jerry saja ya." Ibunya Rio berucap seperti itu.

"Iya betul. Seakan-akan mereka tidak akan terpisahkan, pertemanan nya begitu kuat." Itulah ucapan Ayah Rio.

"Iya betul."

Begitulah percakapan mereka ketika hening.. tiba-tiba Om nya Ari datang.

''Horas." 

"Horas, Bapa Tua" itulah sebutan Ibunya Ari ke abangnya yang sudah terbiasa menyebut Abangnya Bapa Tua. Mereka yang duduk-duduk santai di depan rumah, sambil menikmati angin yang sepoi-sepi menjawab dengan bersamaan.

"Ari mana?" Omnya Ari menanyakan keberadaan Ari.

"Itu dia tadi lari kebelakang sedang main, apa perlu aku panggilkan Ari pa?"

"Oh.. nggak usah aku hanya menanyakannya saja. Kalau begitu aku pamit. Horas."

"Horas." Mereka semua menjawab salam Om nya Ari. Hanya itu saja Om nya Ari menanyakan kabarnya lalu langsung pergi lagi.

NB : Bapa Tua atau Amang Tua adalah sebutan untuk Abang dari Ayah kita dan sebutan untuk suami kakak Ibu kita.

Tiba-tiba Ari ngos-ngosan setelah di kerja-kejar oleh Rio.

"Udah ah ca-peek Ri-o, kita damai saja ya aku sudah lelah ini." Ari berbicara sampai ngos-ngosan.

"Nah.. mangkannya lain kali jangan ngeledek aku.. sukurin kan capek."

"Iya aku minta maaf deh, nggak ledekin kamu lagi."

"Nah gitu dong.. itu baru Ari aku." Semua pada mempertawakan mereka lagi dengan kelakuan mereka yang bener-bener kaya tom and jerry.

"Sudah-sudah.. ini minum dulu, pasti kalian capek kan?" Ibunya Ari sudah menyiapkan minum pada mereka.

"Iya Bu, Ibu pengertian bangat."

"Terimakasih ya Bu" mereka berdua kompak mengucapkan terimakasih.

"Iya sama-sama, oh ya Ri tadi ada Om kamu kesini."

"Ada apa ya Bu Om kesini?"

"Nggak tau, ya sudah dari pada kamu penasaran lebih baik kamu samperin saja nanti kerumahnya." Ibunya Ari menceritakan semua tentang Abangnya tadi yang datang menanyakan anaknya.

"Baik Bu, nanti Ari datang kerumahnya." Jarak rumah Ari ke rumah Omnya lumayan jauh jadi Ari harus menaiki motor.

"Ari sudah sore, aku sama orang tua mau pulang dulu ya nanti kita lanjutkan lagi maennya ya oke." Rio berpamitan pada Ari dan Ibunya.

"Iya bener kata Rio sudah sore, kami sekeluarga ijin pulang ya Bu."

"Iya Bu, hati-hati ya dijalan. Ini Bu mangga nya jangan lupa dibawa buat Rio"

"Loh Bu, nggak usah repot-repot" Ibunya Ari menyodorkan manggah muda itu pada Ibunya Rio, tapi Ibunya Rio malah menolak dan memberikannya kembali. Tapi ibunya Ari malah memberikannya pada Rio akhirnya Rio lah yang menerimanya.

Ketika sudah masuk semuanya Ibunya Rio membuka jendela dan mengucapkan terimakasih pada Ibunya Ari.

"Terimakasih ya Bu atas jamuannya." Begitula ucapnya, lalu Rio membuka jendela sambil dadah-dadah pada keluarganya Ari.

"Nanti kapan-kapan kita main lagi ya. Terimakasih ya Bu. Dah.." Karna jarak rumah Rio dengan Rumah Ari lumayan jauh jadi membawa kendaraan orang tuanya Rio.

Ketika Ari akan masuk kedalam rumah dan Bundanya tiba-tiba ada yang datang...

Siapa lagi ya yang datang ketika mereka akan istirahat apakah temen nya Ari? Ataukah Om nya?

Yuk kita simak kelanjutannya besok..

Next?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 58 Ari begitu fokus dengan pekerjaannya sehingga keringat yang ada di pelipis keningnya keluar secara perlahan-lahan karna itu dirinya ada yang belum dia mengerti, di setiap yang dia lakukan dia selalu berusaha apa yang dia kerjakan, dan dia berusaha akan bisa tetapi kenyataan nya yang dia lakukan masih belum mampu untuk mengerjakannya. " Ari." Panggil senior " Iya kak." "Jika nanti kamu bener-bener bisa dan di tinggal suatu saat nanti, apa kamu bisa mengerjakannya kerja DDI bagian ini dengan sendirian?" Tanya senior padanya sambil menatap Ari. " Ah iya kak, aku pasti bisa." Jawab Ari yang masih binggung. " Bener kamu bisa? Itu cara gerak badan kamu seakan ada yang ingin kamu sampaikan." Ucap Senior yang masih memperhatikan gerakan Ari. " Hmmm.. ntah lah kak." Jujur Ari yang binggung dan ketauan gerak gerik darsi badan nya sendiri yang tak tau akan bisa atau tidak. " Ok baik lah, nanti jika belum terlalu bisa dan m

  • ARI SIHOMBING   Ari Sihombing

    Part 57Lalu Ari langsung saja mengerjakan apa yang sudah di tunjukkan, setelah itu Ari begitu dengan hati-hati melakukannya." Aku harus bisa, aku harus bisa, aku harus bisa." Ucapan demi ucapan yang Ari ucap di dalam hatinya agar bisa melakukan pekerjaan ini walaupun pekerjaan ini agak sulit untuk dirinya karna beelum memiliki pengalaman dalam di bidang hal apapun membuat dirinya sekarang merasa tertekan walaupun dia tidak memberikan ekspresi apapun di wajah nya terhadap seniornya." Ari bagaimana dengan kerjanya?" Tanya senior." Oh.. iya kak pasti Ari bisa."" Ok, jika nanti 1 persatu sudah bisa nanti kamu langsung mengerjakan yang lain nya ya dan bantu bantu kakak."" Ok siap kak."Ari langsung berpindah posisi ke arah tempat yang di arah kan tadi dari seornag senior yang sudah bekerja lebih lama di banding kan dirinya yang baru masuk belum 1 Minggu ini." Aku yakin Tuhan tidak akan membebani kemampuan seseorang termasuk a

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 56Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam lagi untuk melanjutkan kembali bekerja, lalu Ari belok ke arah kiri sedangkan Rizki belok ke arah ke kanan, mereka saling melambaikan tangan sebagai pertanda masuk segera dan bekerja dengan penuh semangat, lalu mereka setelah itu masuk di tempat masing-masing, dan setelah itu Ari lalu melanjutkan kembali untuk bekerja dan bertemu dengan senior yang ada di sini." Hai kamu kemana tadi pas istirahat?" Tanya seniornya." Aku tadi diluar kak setelah makan." Sambil tersenyum Ari pada senior itu." Aku kira kamu aula."" Nggak kak aku bersama temen tadi di luar pas istirahat."" Oh.. iya iya." Hanya mangut"saja." Iya kak."" Ya sudah ayo kitaa bekerja kembali, semangat ya."" Sip kak."Lalu mereka kembali bekerja dengan semangat, Ari begitu semangatnya mendenger arahan dari senior nya,. Lalu Ari memulai belajar dengan hal hal lainnya, mulai dari menghafal kode untuk meng

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 55Lalu Ari langsung mengerjakan nya dengan pelan-pelan sambil mengamati nya dengan baik-baik dan teliti, mulai dia mengukur dari Reng nya, panjang total nya, diameter, semuanya sampai detail harus di ukur.Ari begitu sangat teliti sekali sampai dia bener-bener memahaminya.Seterus nya Ari melakukanya secara berulang ulang lagi sampai bener-bener bisa dan paham. Ari sekarang memiliki kegiatan nya dengan bekerja dia bisa memberikannya suatu saat nanti kepada orangtuanya yang berada di sebrang. Ari begitu semangat sekali melakukannya sehingga tak terasa dia menyelesaikan dengan baik dan Bel pun berbunyi yang menandakan bel istirahat." Ari.. ayo kita istirahat dulu." Ajak senior nyapada Ari." Oh, iya kak."" Ayo.""Ari." Panggil Rizki ketika melihat Ari keluar dari line." Oh.. iya Rizki."" Gimana tadi kerjanya bisa?" Tanyanya." Iya." Aku tersenyum." Syukurlah."" Kalau kamu gimana?" Tanya Ari

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 54Lalu Ari begitu dengan teliti setiap gerak gerkkan senior tersebut membuat dia menjadi tahu tentang ini. Ini sangat berharga sekali buat diri Ari yang masih lulus dan bisa mengenal dengan dunia industri." Ok Ari Sekarang kamu coba sendiri ya, aku mau kejar pekerjaan yang lain belum aku selesaikan." Ucapnya sambil berlalu dari hadapan Ari.Ari meencoba mempraktekkannya dengan sendirinya walaupun masih menyoba semua nya dari yang pertama sampai yang finishing nya." Ternyata tidak lah segampang yang aku pikirkan." Bathin Ari yang masih sibuk berkutat di tempat nya." Ari gimana apa yang belum di pahami " tanyanya yang langsung tau di benak Ari." Oh.. iya kak, kalau ini gimana ya cara membedakannya." Tanya Ari." Ini bedanya hanya 1 saja."" Satu gimana kak?"" Jika di No itu tidak masuk berati harus di kecilkan dari pemotongan mesinnya, terus kalau buat Go jika ke besaran berarti harus di kecil''an juga sama dari

  • ARI SIHOMBING   ARI SIHOMBING

    Part 53Lalu langkah kami semua mengikuti arah seorang perekrut itu, Ari begitu senang sekali menjadi tau tentang perusahaan, dan setiap langkah kakinya melihat orang-orang yang bekerja dengan begitu semangat demi sesuap nasi dan demi mengubah nasib, perjuangannya begitu bikin Ari salut, dan dia merasa masih belum bisa seperti mereka karna dia merasa masih harus belajar dari mereka, setiap langkah demi langkah Ari melihat tengak tengok kanan dan kiri begitu semangat para pekerja disini. Ari kini merasa berbeda dengan yang lainnya dengan melihat semua orang yang begitu bekerja dengan baik dan dia akan berusaha belajar dari mereka semua.hidup itu penuh perjuangan dan harus bisa ini dan itu walaupun kita hanya bisa memiliki skill tapi skill itu tidak di pergunakan sama saja bohong, Bathin Ari.Ketika semuanya sudah mengelilingi semua perusahaan ini dan acara memperkenalkan perusahaan ini pada kami semua, kini Ari akan menjadi lebih berpengetahuan yang tadi n

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status