Beranda / Romansa / Menikahi Ayah Gebetanku / BAB 7: Fakta yang terungkap

Share

BAB 7: Fakta yang terungkap

last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-05 20:15:11
Shani menghela napas, entah sudah yang keberapa kalinya. Ia mengendus kesal ketika melihat pecahan kaca berhamburan di lantai dari bingkai foto yang tak sengaja di jatuhkan oleh Gideon.

“Bingkai foto itu sudah usang, wajar saja langsung pecah.” Gideon berucap rikuh, tetapi tetap terkesan mencoba membela dirinya.

Shani pun tak menggubris, ia sudah cukup kesal karena diganggu saat ingin tidur. Jadi wanita itu memilih untuk tidak berucap apa-apa lagi dari pada ia harus bertengkar dengan lelaki itu.

Saat Shani sedang sibuk merapikan serpihan kaca, mata Gideon menelusuri beberapa bingkai foto lainnya yang terdapat di meja.

Lelaki itu memperhatikan satu persatu foto disana, tetapi matanya terhenti pada foto seorang lelaki yang terlihat sedang mengendong anak perempuan.

“Ini kekasihmu?” Tanya Gideon sambil menunjuk foto tersebut.

Shani tak langsung menoleh ke arah foto yang di tunjuk Gideon, “Kalau saya punya kekasih, mana mungkin saat ini semua orang sudah mengenal saya sebagai tunangan bapa
Tarunika Herbras

Halo, para pembaca! Semoga kalian menikmati cerita saya. Instagram: @tarunika.herbras

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 27: Penyesalan

    Setelah beberapa hari kepergian Shani, Gideon sesekali mencoba mencarinya ke apartemen. Tapi nihil, wujud Shani tak terlihat sejauh mata Gideon memandang.Hingga akhirnya di sinilah ia sekarang; Pasific Place, tempat yang menjadi awal pertemuannya dengan Shani. Gideon kemudian menarik napas kuat-kuat kemudian menghembuskannya sebelum akhirnya melangkah masuk. Pemandangan awal yang menyambutnya yaitu gemuruh orang-orang yang menari, ada yang hanya terduduk saja tetapi ada pula yang memadu kasih di sana. Lelaki itu kemudian berbelok ke meja bar depan counter, ia kemudian disambut oleh Aland. “Ah, anda di sini.” Ucap Aland memulai percakapan mereka.“Sayangnya, Shani tak ada di sini.” Lanjutnya saat mendapati Gideon yang seketika jadi menyebar pandangannya ke sekeliling bar. Mendengar itu, Gideon kemudian mendengus pelan. Ia mengalihkan pandangan ke Aland. “Jadi, dia benar-benar pulang ke kampungnya?” Tanya Gideon. “Ya, setelah anda mengatai dia jalang, dia segera memesan tiket u

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 26: Nasihat ibu

    Mata Shani membulat, ia hendak menjelaskan situasi yang terjadi. Tetapi Gideon tak membiarkan Shani berucap sedikit pun untuk membela diri. “Kamu memang tak tahu malu!” Ucap Gideon lantang sambil menunjuk rendah Shani. Hal itu menyiutkan nyali Shani, bahunya merosot saat mendengar ucapan pedas dari lelaki yang beberapa hari terakhir selalu membuatnya berdebar tak menentu itu. “Apakah sekarang kamu akan beralasan tidak bersalah seperti tadi?” “Saya memang tidak bersalah!”“Lalu kenapa sekarang kau menemui Daroll diam-diam lagi seperti sebelumnya?” Desis Gideon, “Apa tak cukup bermesra-mesraan di kantor, hm?” “Daroll yang menemui saya duluan!” “Dasar jalang!” Shani seketika tersentak. Ia menatap nanar wajah Gideon yang merah padam karena emosi. “Jalang?” Ucap Shani mengulang perkataan Gideon, matanya seketika berkaca-kaca. “Bapak bahkan tak bertanya tentang situasi barusan tetapi malah langsung menghardik saya dengan sebutan jalang!?” Lanjut Shani dengan suara yang bergeta

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 25: Tinggalkan dia!

    “Tuan Gideon ada di sini.” Salah seorang pelayan berbisik pelan di liang telinga Pak Bentley yang membuat lelaki itu urung melanjutkan kegiatan menyantap makan malamnya. Ia segera menyuruh pelayan tersebut untuk mempersilahkan Gideon masuk. Pelayan tersebut mengangguk pelan kemudian berlalu begitu saja. Tak lama dari itu, ia kembali bersama Gideon di sampingnya. Lelaki itu menunduk sopan sesampainya ia di hadapan ayahnya, wajahnya sedikit menggelap meski sudah mencoba tersenyum sebisanya. “Kamu terlihat cukup kacau.” Komentar Pak Bentley saat melihat Gideon. Gideon terkekeh dingin. Ia kemudian menarik salah satu kursi di ruang makan itu untuk ia duduki.“Itu bukan masalah besar, Yah.” Pak Bently manggut-manggut kemudian bergerak membersihkan mulutnya dengan serbet sebelum kembali bersuara. “Putuskan hubungan kalian.” Tegas Pak Bentley. Gideon terdiam sejenak, ia menatap Pak Bentley dingin. “Ayah percaya pada gosip murahan seperti itu?” Tanya Gideon pelan.Alis Pak Bently

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 24: Salah paham

    Shani menggigit ibu jarinya ketika dengan gugup harus menunggu Pak Bentley selesai dengan urusan panggilan teleponnya. Lelaki itu sesekali melirik tajam ke arah Shani membuat wanita itu semakin mengkerut ketakutan.Ia menahan napas tanpa sadar setelah ponsel milik Pak Bentley mulai lelaki itu letakkan di atas meja. Matanya kini terang-terangan menatap tajam Shani.“Kamu pasti sudah tahu mengapa kamu bisa ada di sini.” Ucap lelaki itu memulai percakapan.Ia beringsut memundurkan kursinya sebelum akhirnya bangkit, berjalan ke hadapan Shani.“S-saya…”“Berselingkuh.” Sela Pak Bentley.“Tabiatmu sama seperti mantan istri Gideon, tak tahu malu!” Hardik Pak Bentley seraya menatap rendah ke arah Shani.“Saya tidak berselingkuh, Pak.” Jawab Shani membela diri.“Lalu ini apa!?”Pak Bentley kemudian melempar beberapa foto ke hadapan Shani. Mata Shani kemudian mulai terfokus memandangi foto tersebut.Seketika matanya melebar saat melihat foto itu menunjukkan dirinya sedang dipeluk oleh seorang l

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 23: Rumor perselingkuhan!?

    “Jadi, ayah saya bicara apa saja semalam?” Shani terdiam sejenak, memandangi makanan di hadapannya. Kemudian ia mengangkat pandangannya agar terhubung dengan tatapan Gideon yang sejak tadi tak lelaki itu lepaskan darinya.Mereka berdua saat ini sedang makan siang di restoran otentik khas Jepang pada zaman Edo, dengan sekat-sekat yang membatasi antara meja satu dan meja lainnya. Membuat privasi para pelanggan jadi terjaga. Hal itu lah yang menjadi alasan mengapa Gideon memilih tempat ini karena privasi yang ditawarkan membuatnya lebih tenang untuk berbincang dengan Shani. Tadi saat Shani baru keluar dari ruangan divisinya, Gideon begitu saja menyeretnya ke tempat ini. Tapi, Shani tak menolak. Di samping, ia tak mungkin bisa menolak, toh kapan lagi dia bisa makan gratis kan?“Rahasia.” Jawab Shani, wajahnya berubah jahil.Gideon langsung menampakkan wajah garangannya yang membuat Shani langsung ketakutan.“Ah tak bisa diajak bercanda.” Keluh Shani. Ia kemudian menarik napas panjang.

  • Menikahi Ayah Gebetanku   BAB 22: Pulang bersama

    “Eh!?” Shani seketika terkejut, ia buru-buru menutup mulutnya karena tanpa sadar berseru kencang.“Kenapa?” Tanya Pak Bentley menyelidik, matanya ikut menyipit. “Sebaiknya biar saya saja yang mengantar Shani pulang. Akan merepotkan kalau ayah harus mampir terlebih dahulu ke apartemen Shani.” Ucap Gideon cepat. “Betul, akan merepotkan jika bapak mengantar saya.” Timpal Shani. “Tak apa, saya tak keberatan.” Jawab Pak Bentley. Shani tak berani membantahnya lagi, begitu juga dengan Gideon. Mereka pasrah dengan keputusan yang dibuat lelaki sepuh itu.Shani harus pulang dengannya malam ini.Shani menelan ludah setiap kali pikiran betapa canggungnya kondisi mobil ayah Gideon nanti itu mulai muncul di kepalanya. Wanita itu melirik Gideon di sampingnya. Apakah ada hal yang bisa kita lakukan agar hal itu tidak terjadi? Gideon yang sepertinya paham itu segera menggeleng amat pelan. Tak ada, yang penting jangan berbicara hal-hal aneh yang membuat ayah saya curiga. Sial, Shani meng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status