Home / Fantasi / PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU / 11. Ada Apa dengan Moghul?

Share

11. Ada Apa dengan Moghul?

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2023-05-07 19:33:47

"Kita kemana Kanda?" tanya Rinjani, setelah mereka keluar dari Kota Seribu Wajah.

"Aku akan mengunjungi saudara angkatku, Moghul di Kota Naga Biru! Dia tidak ingin menjabat di istana kerajaan, dan memilih kembali ke kota tempat tinggalnya untuk membangun Kota Naga Biru!" sahut Candaka.

"Kamu terlalu baik padanya, Kanda! Dia tidak membantumu sama sekali saat berhadapan dengan Raja Iblis Naga Hitam!" seru Rinjani penuh kekesalan.

"Wajar dia tidak membantuku, Adinda Rin! Penduduk kota bisa dihukum mati oleh Arkadewi saat itu apabila Moghul bergabung dengan aliansi kita melawan kerajaan!" kata Candaka memberikan alasannya.

"Seharusnya dia membantumu, apapun resikonya! Kalian ini bersaudara!" tegas Rinjani, tetap tidak menerima alasan Candaka.

"Aku juga ingin menanyakan padanya tentang kejadian aneh di Kota Seribu Wajah, mungkin Moghul mengetahui kejadian yang menimpa kota itu!" ujar Candaka.

*****

Kota Naga Biru benar-benar berkembang sangat pesat di bawah pimpinan Moghul selaku walikota kota ini.

Moghul bahkan memiliki ratusan pengawal yang menjaga gerbang kota serta disebar ke berbagai titik pengamatan di luar Kota Naga Biru.

Tidak heran kalau kedatangan Candaka sudah diketahui oleh Moghul saat Raja Kamandaria ini sampai di gerbang kota.

"Silahkan masuk, Tuan Candaka! Walikota Moghul sudah menunggumu di Balai Kota!" sambut pengawal yang menjaga gerbang tanpa menanyakan identitasCandaka sama sekali.

"Hebat sekali, Moghul ini ... aku baru sampai di kotanya tapi dia sudah tahu kedatanganku! Bagusnya dia tidak menyebut kalau aku ini Raja di hadapan pengawalnya," ujar Candaka.

"Kenapa dia tidak menyambutmu sendiri? Kan dia tahu kalau Kanda itu Raja Kamandaria!" seru Rinjani agak ketus.

"Kamu kenapa sih, Adinda Rin? Kok kamu dendam sekali sama Moghul? Kan sudah aku bilang kalau dia tidak membantuku saat itu karena ada sebabnya! aku sudah memakluminya kok!" ujar Candaka.

"Seharusnya dia menyambutmu ... bukan hanya mengandalkan pengawal kotasaja! kamu itu Raja Kamandaria, Kanda! Kota Naga Biru berada di wilayah Kamandaria! Seharusnya dia tahu tat krama dan kesopanan dengan menyambut sendiri Kanda di depan gerbang kota! Kecuali kalau memang dia tidak tahu kedatangan Kanda, aku masih bisa memakluminya!" seru Rinjani dengan wajah penuh kekesalan.

"Sudah ya ... jangan marah-marah terus! Katanya mau cari suasana baru ... tapi marah-marah terus!" kata Candaka mencoba menenangkan Rinjani agar tidak terjadi konflik dengan Moghul nantinya.

"Kota Naga Biru ini maju sekali, Kanda!" ujar Rinjani saat mereka berjalan masuk ke pusat kota.

Rinjani mulai melupakan kekesalannya terhadap Moghul begitu merasakan kota yang sangat ramai dan lengkap, tapi bersih.

Tidak seperti Kota Naga Emas yang masih memiliki daerah kumuh disalah satu distrik, Kota Naga Biru benar-benar kota yang bebas kemiskinan.

Semua warga kota ini hidup makmur dan sejahtera.

Perdagangan juga terlihat sangat lancar di Kota Naga Biru.

Keamanannya sungguh luar biasa, melampaui Kota Naga Emas.

Tiap sudut kota pasti ditempatkan pengawal untuk memantau aktivitas warga.

Candaka menolak tawaran pengawal gerbang untuk mengantarnya ke Balai Kota, karena dia tahu persis posisi Balai Kota ini saat melawan Drago, ketika kota ini masih bernama Kota Para Pendekar dan Kota Kegelapan.

Saat itu, Candaka bersama teman-teman pendekarnya berhasil melepaskan Kota Kegelapan ini dari cengkraman Drago, yang berusaha menguasai kota dan menjadikan warga kota ini sebagai pasukan Human Warriornya.

Balai Kota tampak megah sekarang dibandingkan sebelumnya.

Moghul benar-benar membangun Kota Naga Biru ini dengan sempurna.

*****

"Selamat datang saudaraku, Raja Kamandaria!" sapa Moghul yang sudah menunggu Candaka di luar Balai Kota.

"Hahaha ... Saudara Moghul, kamu tampak makin gagah saja!" seru Candaka yang langsung berjabat tangan dan memeluk saudara angkatnya ini.

"Kalau tahu datang bersama permaisuri, tadi aku pergi menyambutmu, Paduka!" sahut Moghul.

"Kamu tidak mendapat informasi kalau Permaisuri Rinjani ikut bersamaku?" tanya Candaka.

"Tidak! Pengawalku hanya melaporkan adanya pengelana yang ciri-cirinya mirip denganmu! Mereka pernah melihatmu saat kita melawan Drago! Tapi, mereka belum pernah melihat Ratu Kamandaria! Selamat datang Permaisuri ... maaf kalau aku tidak menyambut permaisuri di gerbang kota!" seru Moghul.

Sapaan sopan Moghul membuat kemarahan Rinjani sedikit mereda.

"Kenapa kamu tidak menyambut Kanda Candaka kalau dia datang sendirian?" tanya Rinjani penasaran.

"Candaka pernah bilang kalau dia sebenarnya tidak ingin menjadi Raja, jadi aku pikir untuk membiarkan saudaraku ini mendatangiku saja seperti pendekar biasa!" jelas Moghul.

Sikap Rinjani mulai melunak setelah mendengar penjelasan Moghul.

"Ada satu lagi pertanyaanku ... kenapa kamu tidak turut serta membantu Kanda untuk menumbangkan Iblis Naga Hitam? Kanda bilang kalau kamu cemas warga Kota Naga Biru akan disiksa oleh Arkadewi kalau kamu ikut membantu Kanda, tapi kamu kan bisa saja ikut membantu Kanda tanpa ketahuan kalau kamu adalah pemimpin Kota Naga Biru!"

Pertanyaan ketus Rinjani sungguh mengejutkan Candaka.

Dia khawatir Moghul menjadi marah, dan membuat persaudaraan mereka menjadi buruk.

Moghul hanya tersenyum mendengar pertanyaan ketus Rinjani.

"Wajar kalau permaisuri marah terhadapku. Aku memang bisa dibilang peengecut karena tidak ikut serta membantu Candaka, tapi ada kejadian di Kota Naga Biru saat itu yang membuatku tidak bisa meninggalkan Kota Naga Biru. Mungkin bagi permaisuri ini hanya alasanku saja, tapi aku berani bersumpah kalau memang aku tidak bisa meninggalkan kota ini walaupun hatiku menginginkannya!" jelas Moghul.

"Sudahlah Adinda Rin ... toh kita suah memenangkan pertempuran dengan Iblis Naga Hitam dan Arkadewi, jadi lupakan saja masa lalu tentang Moghul ini ya?" kata Candaka dengan lembut menghibur hati Rinjani yang masih kesal.

"Aku juga dengan tulus minta maaf terhadap ratu Rinjani atas perbuatanku yang tidak mengutamakan persaudaraan, tapi suatu saat Ratu akan mengetahui sendiri alasanku saat itu tidak bisa membantu Candaka."

Ucapan Moghul yang terlihat tulus dan jujur membuat Rinjani tidak mempermasalahkan lagi keejadian masa lalu yang membuatnya kesal sampai sekarang.

"Baiklah ... aku tidak akan mempermasalahkannya lagi!" ujar Rinjani.

Hati Candaka langsung tenang mendengar janji Rinjani.

Kekejaman Rinjani sangat terkenal di dunia persilatan sebelum permaisuri cantik ini mengenal Candaka. saat bersama Candaka, barulah sedikit demi sedikit kekejaman Dewi Racun ini mereda.

"Terima kasih atas pengertian Ratu," kata Moghul sambil menghaturkan hormat.

"Apa aku boleh tahu kejadian apa yang menimpa Kota Naga Biru ini, Moghul? sebagai saudaramu apalagi aku ini Raja maka aku bisa menyelesaikansemua masalahmu yang menyangkut negeri ini."

Candaka yang penasaran mencoba mengorek informasi dari Moghul yang masih saja menyimpan rahasia tentang kejadian di Kota Naga Biru ini.

"Aku ingin kamu berjanji untuk tidak mengusik orang-orang yang telah membuatku tidak bisa pergi dari Kota Naga Biru ini, Candaka!" ujar Moghul.

"Ada apa sebenarnya, Moghul? Aku tidak pernah melihatmu setakut ini? Bahkan saat meenghadapi Drago dengan pasukan kegelapannya, kamu tidak gentar sedikitpun padahal Drago adalah naga yang bisa membakar habis kota ini!"

Tentu saja Canda sedikit heran dengan sikap Moghul yang terkesan takut terhadap sesuatu yang dirahasiakan darinya, padahal situaasi Kamandaria saat ini aman sentosa.

"Mereka lebih mengerikan daripada Drago, Candaka."

Moghul menundukkan wajahnya seakan menyesali sesuatu yang telah terjadi.

"Siapa sebenarnya mereka? kenapa kamu takut sekali dengan mereka?" tanya Candaka.

"Apa yang membuatmu ketakutan begini, Moghul?" tanya Rinjani yang merasakan tubuh Moghul sedikit gemetaran.

"Mereka itu bukan manusia, Candaka! Mereka bagaikan dewa atau iblis yang turun dari langit!" seru Moghul.

Suara Moghul yanga agak gemetaaran membuat Caandaka sedikit heran dengan sikap saudaranya ini. Keriangan Moghul sekan hilang begitu saja oleh sosok yang sangat menakutkan baginya ini.

"Siapa yang bukan manusia, Moghul? Ada apa denganmu? Kenapa kamu bisa ketakutan oleh sekelompok orang yang tidak jelas begini?' tanya Candaka.

Moghul tidak menjawab pertanyaan Candaka, dan hanya menundukkan kepalanya saja.

Sikap Moghul yang agak aneh ini juga membuat Rinjani penasaran dengannya.

"Apa itu juga yang membuatmu tidak menyambut Kanda di gerbang kota?" tanya Rinjani.

"Aku ..."

Moghul tidak bisa berkata-kata dan hanya menundukkan kepalanya saja tanpa melihat ke arah Candaka ataupun Rinjani.

Candaka memberi isyarat kepada Rinjani untuk membiarkan Moghul menenangkan dirinya terlebih dahulu tanpa dicecar oleh berbagai pertanyaan.

"Ada apa dengan Moghul?" tanya Rinjani kepada Candaka.

"Aku juga tidak tahu! Sepertinya dia ketakutan oleh sesuatu atau sosok yang masih dirahasiakannya, yang disebutnya sebagai sekelompok dewa atau iblis yang turun ke dunia ini! Aku tidak percaya ada dewa yag jahat seperti itu, kalau iblis masih memungkinkan! Apa aAdinda pernah mendengar tentang kelompok yang dikatakan Moghul? Biasanya Adinda mempunyai informasi yang sangat akurat mengenai situasi di seluruh Kamandaria ini."

Candaka sangat mengharapkan adanya penjelasan dari Rinjani mengenai masalah yang menimpa Moghul ini. Informasi dari Rinjani sangat bisa diandalkan olehnya.

"Aku tidak tahu, Kanda! Aku baru mendengar kalau ada sekelompok dewa atau iblis yang turun ke dunai seperti yang dikatakan Moghul ini. Tapi aku janji akan menyelidikinya, Kanda!" 

Rinjani juga penasaran dengan kejadian besar yang lolos dari pengamatannya selama ini.

"Sepertinya aku sudah terlalu lama berada di dalam istana, sehingga kemampuanku berkurang banyak!" ujar Rinjani dalam hatinya.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   139. Akhir Pertempuran Kamandaria

    Pertempuran di Kota Naga Biru Laut yang tadinya dikhawatirkan akan berlangsung sengit, ternyata selesai dengan lebih cepat.Gandar akhirnya memutuskan untuk menyerang armada kapal Benua Timur untuk memberi efek jera kepada Kaisar Xian Ming agar tidak lagi berambisi untuk menguasai Benua Kamandaria dan juga terutama Kerajaan Malaka.Seluruh kapal tempur Kerajaan Malaka menyerang habis-habisan kapal-kapal Benua Timur. Bunyi dentuman dan ledakan serta terlihat kobaran api di mana-mana menunjukkan betapa dasyat dan kejamnya sebuah pertempuran yang harus mengorbankan banyak nyawa.Sementara itu pertarungan antara Rinjani dan Jayanti juga selesai dengan perginya Iblis Naga Biru meninggalkan pertarungan mereka begitu melihat kehancuran kapal-kapal tempur Benua Timur."Selamat tinggal, Rinjani! Semoga kamu bisa membahagiakan Kanda Candaka! Aku akan pergi dari Kamandaria untuk selama-lamanya!" ucap Jayanti sambil lenyap begitu saja dari hadapan Rinjani.Rinjani juga tidak memiliki niat lagi be

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   138. Pertempuran Kota Naga Biru (VI) - Gandar vs Long Wan

    Naga Emas Gandar meluncur di dalam air dengan kecepatan tinggi menerjang Naga Long Wan yang sedang mengejar Naga Air Rinjani hingga terpental beberapa meter.Naga Long Wan yang merasa terganggu oleh Gandar langsung berbali dan mulai menerjang balik Naga Emas Gandar yang telah menerjangnya tadi.Tubuh Naga Emas Gandar terdorong oleh terjangan Naga Long Wan ini tapi Naga Emas tidak menyerah begitu saja.Dia berbalik dengan cepat menerjang tubuh Naga Long Wan yang besar sampai terjatuh ke dasar samudra.Naga Long Wan yang terjatuh langsung bangkit kembali dan menerjang dengan cepat ke arah Naga Emas Gandar tanpa bisa dihindarinya. Tubuhnya langsung terpental lagi dengan sedikit luka akibat kuku tajam dari Naga Long Wan.Pertarungan antara Naga Long Wan melawan Naga Emas Gandar masih berlangsung sengit. Belum tampak siapa yang akan menjadi pemenangnya.Naga Long Wan yang bertubuh besar dengan ekor panjangnya yang tajam bergerak berusaha menusuk tubuh Naga Emas Gandar. Tapi kulit dan sisi

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   137. Pertempuran Kota Naga Biru (V) - Rinjani vs Jayanti

    "Ternyata Iblis Naga Biru tidak memiliki pengikut ... hanya sendiri saja membawa prajurit emas yang sudah pernah kami kalahkan!' ejek Rinjani. Kesempatan bagi Rinjani menumpahkan segala kekesalannya. Tadinya dia mendukung Candaka untuk mencari Jayanti dan mengangkatnya menjadi Ratu keempat Kamandaria, tapi begitu melihat sikap Jayanti, tidak ada lagi rasasungkan di hati Rinjani."Tidak perlu pengikut kalau hanya ingin mengalahkanmu! Aku ingin tahu, seberapa hebat Dewi Racun yang berhasil memikat Pendekar Naga Biru!" balas Jayanti.Naga Merah Swantara berukuran lebih besar daripada Iblis Naga Biru, tapi untuk kecepatan masih unggul Iblis Naga Biru."Sudah cukup kekacauan yang kamu timbulkan, Iblis Naga Biru! Bekerja sama dengan bangsa asing untuk menjajah negeri sendiri sangat tidak bisa diampuni!" ujar Rinjani."Masih mending aku daripada dirimu, perebut kekasih orang!" tuduh Jayanti yang langsung menekan Rinjani dengan aura kegelapan miliknya."Cuih! Siapa yang merebut kekasihmu? Kau

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   136. Pertempuran Kota Naga Emas (IV) - Sahabat

    TRAAANG!Saat Kanaya yang tidak berdaya pasrah dengan nasibnya, mendadak puluhan anak panah yang turun dari atas langit terpental jauh dan tidak mengenai tubuh Kanaya.Bahkan Kubilai juga terpaksa melepaskan golok emas kembarnya saat dirinya diserang oleh beberapa sosok yang bergerak sangat cepat. AAARRRGGGH!Teriakan Kubilai yang terluka sungguh mengejutkan Kanaya. Bukan hanya dirinya yang lepas dari ancaman maut anak panah tapi Kubilai juga terpaksa melepaskan jepitan golok emas kembar pada Pedang Petir-nya karena tubuhnya terluka oleh sabetan prdang."Siapa yang membantuku? Gerakannya cepat sekali!" batin Kanaya yang merasa bersyukur masih bisa selamat saat nyawanya sudah di ujung tanduk.Saat ketiga bayangan ini menampakkan wujud aslinya barulah Kanaya mengenali beberapa di anataranya. "Isyana? Gayatri?" ujarnya pada kedua gadis yang masing-masing memegang pedang dan tongkat. Kanaya tidak mengenali pria yang bersama mereka. "Aku, Brahmana ... aku datang atas undangan Ratu Rinjan

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   135. Pertempuran Kota Naga Biru (IV) - Candaka vs Xian Ming

    Kaisar Xian Ming berdiri gagah dengan pakaian bertarungnya setelah melepaskan jubah emas kekaisarannya. "Kamu terlalu lemah, Candaka! Untuk menjadi pemimpin sejati, kita harus mengorbankan semua yang kita kasihi dan sayangi! Tidak boleh ada kelemahan sedikit-pun yang bisa dimanfaatkan oleh lawan kita!" seru Kaisar Xian Ming.Raja Candaka tidak kalah gagahnya berdiri di hadapan Kaisar Xian Ming. "Kamu yang salah, Xian Ming! Pemimpin sejati tidak akan mengorbankan sanak saudara dan sahabatnya. Pemimpin sejati selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri! Kamu menghancurkan satu benua hanya untuk mempermudahmu melintas? Sungguh kaisar yang tidak layak menduduki tahta kerajaan!"Sindiran Candaka membuat marah Kaisar Xian Ming. "Tahu apa kau tentang menjadi pemimpin? Kamu sudah ditakdirkan menjadi Raja bahkan sejak kau terlahir sebagai anak naga! Seharusnya hanya Kaisar yang bisa dianggap sebagai anak naga, penerus tahta kerajaan! Aku berjuang agar mampu menjad

  • PNB S2 : IBLIS NAGA BIRU   134. Pertempuran Kota Naga Emas (III) - Siasat Xian Shung

    GWAAARRR ...!!! Belasan Naga Wrath terbang di atas kerumunan kapal tempur Benua Timur dan membakar habis beberapa kapal dengan prajurit di dalamnya yang berlarian dengan kondisi tubuh terbakar melompat ke dalam lautan. Terlihat Naga Biru yang terbang meliuk-liuk dengan indahnya turut menyemburkan api ke kapal tempur Benua Timur. Namun, berbeda dengan Naga Wrath yang menyembur tanpa belas kasihan, untuk Naga Biru ini melakukannya dengan raungan terlebih dahulu untuk memberi kesempatan prajurit Benua Timur melompat ke laut barulah dia menyemburkan api membakar kapal tempur mereka. Teriakan menyayat hati terdengar dari ratusan prajurit yang terbakar hidup-hidup oleh semburan api naga Wrath. Suasana di perairan Kota Naga Emas sudah mirip kobaran api dengan banyak kapal yang terbakar. Sepertinya kemenangan akan diraih dengan mudah, tapi Zhu Fei terlalu menganggap remeh Panglima Xian Shung. KWAAAK! Tiba-tiba terdengar teriakan dari beberapa Naga Wrath yang terjatuh ke dasar lautan. Nag

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status