Grand opening cabang baru Falcone Fashion di pinggir kota digelar dengan penuh kemewahan. Gedung megah berarsitektur modern berdiri tegak dengan dinding kaca yang memantulkan cahaya sore, menciptakan kilauan yang nyaris menyerupai berlian.
Para tamu undangan dari kalangan pebisnis, selebriti, dan sosialita hadir mengenakan busana terbaik mereka, berharap bisa mencuri perhatian pria yang menjadi pusat acara ini—Damian Alexander Falcone.
Sebenarnya sesuai rumor, Thomas Falcone yang akan menghadiri acara ini namun h-3 jam sebelum acara rumor sudah tersebar kalau Damianlah yang akan hadir jadi semua orang berbondong-bondong untuk melihat tuan muda yang dirumorkan menjadi yang tertampan di Keluarga Falcone.
Saat Damian tiba, suasana seakan berubah. Setelan jas hitam rancangan desainer ternama membalut tubuh t
Bruk!“Arghh.” Damian meringis ketika dia sudah berhasil melompat dari area villanya menuju ke area villa Elion dimana Elena berada.Rasanya Damian benar-benar memanas. Elena, wanita licik itu sudah berhasil merayu kakaknya yang terkenal kejam dan dingin itu dengan sukarela memberikan kamarnya untuk wanita itu.Wajahnya Damian sudah pias. Dia pikir hukuman yang dia berikan kepada Elena di pesawat bisa membungkam dan memberikan efek jera pada Elena namun ternyata Damian salah besar.Kali ini dia pasti akan membungkam Elena. Wanita itu sudah jauh berubah dari sebelumnya. Elena yang Damian kenal adalah Elena yang penurut dan patuh dengan semua perintahnya.Namun, sejujurnya sejak dulu Damain sudah curiga Elena sebenarnya menyimpan semacam dendam tersembunyi kepadanya. Damian tahu karena dia bisa melihat dari sorot mata Elena kepadanya ketika Damian berhubungan dengan Elena.Damian tahu, dan itu yang membuatnya semakin bersemangat menindas Elena. Namu sekarang dia yang kena getahnya.Pria
“Elena! Elena! Elena! Kau benar-benar membuatku gila!” Damian mengacak-acak rambutnya dengan frustasi sembari berjalan mondar mandir di sekitar villa privatnya itu.Raut wajahnya benar-benar sudah tidak bisa dikontrol saking kesalnya dia saat ini. Setelah semua drama itu dan niatnya untuk menghukum wanita nakal itu namun bisa-bisanya kakaknya malah membiarkan Elena tinggal dikamarnya.Benar-benar diluar dugaan.“Mantra apa yang sebenarnya kau pakai Elena!” geram Damian, kali ini dia sudah berkacak pinggang dan berjalan kesana kemari.Sebelum akhirnya, Rico datang dengan bersusah payah memasuki area belakang villa Damian itu. “TUAN! Bantu saya ini berat!” keluh Rico sambil menyeret sebuah tangga lipat setelah mencarinya hampir 15 menit di area gudang kompleks villa luas itu.Damian langsung membantu Rico dan terlihat lega ketika tangga itu datang sementara Rico yang napasnya masih terngeh-engah hanya bisa menatap majikannya itu dengan wajah kebingungan. “Tuan….untuk apa tangga ini?” ta
“Apa yang sedang terjadi disini?” Damian keluar dari persembunyiannya dan langsung berbicara dengan Elion yang wajahnya memerah di depan villanya.Elion terkejut melihat kedatangan Damian yang tadinya sudah kembali ke kamarnya bersama dengan Rico pula.Elion berdehem pelan untuk menetralkan detak jantungnya yang tidak karuan. DIa masih belum bisa melupakan apa yang dia lihat tadi dan dia tahu itu salah tetapi Elion benar-benar kelepasan dan tidak bisa menahan dirinya.Melihat Damian datang lagi, Elion yakin teriakan Elena tadi terdengar sampai villa Damian disana. Jadinya, mau tidak mau Elion harus mengatakan yang sebenarnya pada adiknya ini.“Damian…didalam—Damian langsung hendak menerobos masuk ke dalam namun Elion langsung menahan tubuh Damian. “Kak, aku tahu siapa yang ada didalam,” ucap Damian dengan nada dinginnya.Elion menatap adiknya itu terkejut, apa yang terjadi sebenarnya Elion benar-benar merasa tidak ada kejadian yang benar terjadi hari ini. Mulai dari Alaska yang sakit
Damian berjalan dengan langkah seribu menuju ke villanya yang letaknya memang tidak terlalu jauh dari villa Elion tadi. Wajahnya pias saking kesalnya dan parahnya lagi Damian hanya bisa bungkam melihat semua itu.Dan siapa yang bersalah dari semua ini? Tentu saja wanita licik itu.Damian tidak mungkin mengamuk pada Elion dengan mengatakan Elena ada disana tengah berusaha menggodanya karena itu juga akan secara tidak langsung membeberkan hubungan rahasia mereka. Namun Damian tidak bisa diam saja melihat permainan wanita itu semakin berani.Niatnya untuk melampiaskan hasratnya dengan Elena berujung menjadi tragedi seperti ini.Damian berlari menaiki tangga dan segera menuju ke area balkonnya dan betapa terkejutnya ketika dia sudah tidak melihat Elena ada di area kolam berenang itu. Damian sudah berusaha melihat ke berbagai sudut tetapi Elena sudah menghilang.Apa yang terjadi sekarang?Dengan langkah seribu, Damian kembali berlari mendekat ke arah villa Elion tadi untuk memantau situasi.
Damian benar-benar tidak paham mantra apa yang sudah Elena berikan padanya sehingga setiap melihat wanita itu Damian langsung tefokus pandangannta tidak bisa berpaling kemanapun.Damian membasahi bibirnya ketika melihat tubuh molek Elena yang biasanya memang dia impikan setiap malam dan bahkan setelah puas bermain dengan wanita itu dipesawat Damian menginginkan lebih.Pikirannya berselancar dengan sangat liar sembari matanya menatap dari balkon itu Elena yang tengah berenang kesana kemari dengan warna atasan putih transparan itu sehingga saat terkena air, putting payudaranya tercetak jelas disana.Sial!Sesuatu dibawah sana semakin mengeras dan rasanya sudah sangat sesak. Malam-malam begini dimana ia harusnya istirahat tetapi malah melihat pemandangan ini. Siapa yang mau melewatkannya?Namun, entah kenapa Damian sangat betah memandangi Elena. Walau dari kejauhan, dia bisa melihat jelas dan yakin 100 persen Elena tidak akan sadar Damian memandanginya dari sini.Menyesap minuman mahalnya
Malam harinya, Elena kembali ke kamar Alaska dan duduk di tepi ranjang anak laki-laki itu untuk menjaganya. Beberapa menit yang lalu, Elena sudah selesai memberinya makan dan obat dan kini Alaska sudah tertidur pulas.Elena begerak mengecek dahi Alaska dan panasnya sudah mulai mereda karena obatnya kemungkinan sudah bereaksi. Elena memperhatikan lekat-lekat wajah Alaska yang terlihat sangat damai saat tertidur. Jika ia perhatikan, Alaska adalah photocopy dari papanya sendiri.Dari bentuk hidung, dan tatapan matanya yang tajam sama persis seperti Elion bahkan sikap tegasnya pun sudah sangat terlihat sejak kecil. Darah keluarga Falcone mengalir sangat deras didalam diri Alaska, tidak ada mirip-miripnya samasekali dengan mamanya, Isabella.Hingga, hampir satu jam Elena berada disana dan Elion belum juga kunjung kembali. Elena menunggu pria itu dan cukup khawatir memikirkan kelanjutan masalahnya. Kemungkinan besar Elion masih bertengkar dengan mantan istrinya itu.Elena sebenarna cukup her