
Pernikahan Kontrak dengan Dosen Feminim
“Kamu akan menikah.”
Hening.
Dunia Rhea berhenti berputar. Ia merupakan tipe mahasiswa yang lurus-lurus aja. Tugasnya hanya pergi ke kampus, belajar di perpustakaan, mengerjakan tugas dan ujian, kemudian pulang dengan tenang dan di rumah lanjut belajar lagi, makan lalu tidur. Kehidupan Rhea berputar seperti itu setiap harinya. Namun, sosok Michael terlalu terlihat bahkan oleh seonggok manusia sekaku papan seperti Rhea ini.
Michael Gunawan?
Dosen fashion yang terkenal karena gaya pakaiannya yang unik? Dosen yang sering jadi bahan gosip karena penampilannya yang terlalu cantik untuk seorang pria?
Dosen yang—konon katanya—lebih suka laki-laki dari pada perempuan?!
Michael menggoda Rhea dengan sikap santainya, mengatakan, “Jadi, kita bakal menikah? Kayaknya aku lebih cantik dari kamu, deh.”
Rhea, gadis yang hidupnya monoton harus menikah dengan lelaki flamboyan, metrosexual memiliki rumor yang sudah tersebar ke seluruh universitas. Akankah kehidupan pernikahan Rhea berjalan lancar atau selesai seperti kontrak yang mereka tanda tangani.
Have a Nice day, semoga kalian menikmati bacaan ringan yang aku suguhkan.
Baca
Chapter: Bab 62 – Suara dari Para Pencinta AuroraLangit pagi kota masih diselimuti kabut tipis saat Rhea tiba di kantor Bellezza. Embusan udara beraroma hujan semalam membuat suasana terasa segar. Di meja kerjanya yang tertata rapi, sebuah sticky note berwarna ungu muda tertempel di layar laptop.“Check email dari Bu Santi. Hari ini kita mulai survei online. Let’s go, strategist!” – Kak LailaRhea tersenyum kecil, meletakkan tasnya, dan langsung menyalakan laptop. Email dari Bu Santi, Head of Marketing, telah masuk pukul tujuh pagi tadi. Isinya: konfirmasi bahwa paket Aurora – Fall Collection telah resmi dikirim ke para konsumen yang melakukan pre-order tahap pertama.“Wah, berarti mulai hari ini, review-review pelanggan akan mulai muncul,” gumam Rhea.Tak lama, Felicia dan Laila masuk ke ruang tim branding sambil membawa dua cangkir kopi.“Kami bawa kopi penyemangat!” ujar Felicia ceria.Rhe
Terakhir Diperbarui: 2025-05-10
Chapter: Bab 61 – Musim Berganti, Ilmu BertambahKantor Bellezza Fashion Group dipenuhi nuansa hangat. Bukan hanya dari interior yang minimalis elegan dengan aksen kayu dan tanaman indoor, tapi juga dari semangat para pegawai yang masih terbawa euforia suksesnya peluncuran Aurora.Namun, seperti halnya daun gugur yang tak berhenti menari hanya karena satu hembus angin, pekerjaan tim branding juga tak mengenal jeda.“Semangat ya, tim. Kita masih harus bantu tim marketing untuk dorong campaign digital selama dua minggu ke depan,” ucap Kak Laila saat morning briefing di ruang rapat lantai dua.Kopi di tangan Mas Dimas tampak masih mengepul. Kak Felicia duduk dengan tablet di pangkuannya, mencatat poin-poin penting. Rhea duduk di sisi kanan Laila, membuka laptopnya sambil sesekali mencuri pandang ke presentasi yang ditampilkan di layar LCD.“Konten untuk IG dan TikTok brand udah dijadwalin semua, tapi yang organic dan UGC belum terlalu kuat. Kita butuh i
Terakhir Diperbarui: 2025-05-09
Chapter: Bab 60 – Cahaya yang Kita NyalakanSenin pagi itu, ruang kerja tim branding Bellezza sudah seperti markas perang. Layar besar di ruangan utama menampilkan countdown peluncuran campaign Aurora secara live di situs resmi dan seluruh kanal media sosial. Wajah-wajah tegang memenuhi ruang, tapi ada juga sorot percaya diri yang tak bisa disembunyikan.Rhea duduk di sebelah Laila, jari-jarinya memainkan pulpen, napasnya dalam-dalam.“Deg-degan ya?” tanya Dimas dari seberang meja.“Aku bahkan belum sarapan,” jawab Rhea, tertawa kecil, tapi nada suaranya terdengar gugup.“Tenang aja,” ujar Felicia sambil menyeruput kopi. “Kita udah kerja mati-matian buat ini. Kalau nggak berhasil... ya tinggal resign bareng.”Rhea dan yang lain tertawa, sedikit meredakan ketegangan.Pak Arman masuk dengan ekspresi santai. Seperti biasa, ia membawa termos teh hijau dan notes kecil yang sudah usang.“Semua sudah siap?” tanyanya.
Terakhir Diperbarui: 2025-05-08
Chapter: Bab 59 – Cahaya di Balik AuroraPagi itu, Rhea berdiri di depan cermin apartemennya sambil merapikan blazer berwarna nude yang membingkai kemeja putih gadingnya. Rambutnya ia ikat rapi ke belakang, makeup tipis menonjolkan pancaran mata penuh semangatnya. Hari ini adalah hari penting. Hari di mana ia akan mempresentasikan konsep branding untuk koleksi terbaru Bellezza, Aurora.“Aku bisa,” bisiknya pelan, lalu mengambil tas kerja dan bergegas menuju kantor.Setiba di Bellezza Fashion Group, suasana kantor sudah mulai ramai. Beberapa tim dari bagian desain dan marketing lalu-lalang dengan kertas moodboard dan laptop di tangan. Rhea menarik napas dalam-dalam sebelum masuk ke ruang rapat.Di dalam ruangan, beberapa kolega sudah duduk. Clara dari tim Digital Marketing, Reza dari Social Media, dan Olivia dari Tim Desain. Kepala Divisi Branding, Ibu Nindya, duduk di ujung meja dengan ekspresi tenang dan laptop terbuka.“Selamat pagi semuanya,” sapa Rhe
Terakhir Diperbarui: 2025-05-07
Chapter: Bab 58 – Awal BaruPagi itu, Rhea terbangun lebih awal dari biasanya. Sinar matahari pagi menyelinap melalui celah tirai kamarnya, menciptakan pola cahaya yang menari di dinding. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai Junior Brand Strategist di Bellezza Fashion Group.Dia berdiri di depan lemari, menatap deretan pakaian yang tergantung rapi. Setelah beberapa menit mempertimbangkan, dia memilih blouse putih sederhana yang dipadukan dengan blazer biru dongker dan celana panjang hitam. Penampilannya mencerminkan profesionalisme namun tetap modis, sesuai dengan industri tempatnya akan bekerja.Sebelum berangkat, Rhea menerima panggilan video dari Michael."Good morning, Mrs. Ataria," sapa Michael dengan senyum hangat dari layar ponselnya."Good morning, Mr. Gunawan," balas Rhea sambil tersenyum. "Hari pertamaku hari ini.""Aku tahu. Kamu akan luar biasa. Ingat, percaya diri dan jadilah dirimu sendiri.""Terima kasih,
Terakhir Diperbarui: 2025-05-06
Chapter: Bab 57 – Dunia yang BaruMentari baru saja merangkak naik di ufuk timur saat Rhea sudah berdiri di depan cermin.Hari ini adalah hari besar.Ia mengenakan blouse putih bersih dengan potongan sederhana namun elegan, dipadukan dengan celana panjang high-waist berwarna krem muda. Rambutnya dikuncir rapi, make-up natural menghiasi wajahnya, mempertegas kesan dewasa dan profesional."Hari ini aku siap," katanya, menguatkan diri di depan bayangannya.Ia mengambil tas kerja hitam kecil berisi dokumen lamaran, lalu melangkah keluar apartemen.Perjalanan menuju gedung perusahaan multinasional itu terasa begitu panjang, meski sebenarnya hanya butuh waktu tiga puluh menit dari apartemennya.Sepanjang jalan, jantung Rhea berdebar keras.Tangannya berkeringat dingin, meski AC mobil sudah cukup sejuk."Aku sudah latihan. Aku bisa," gumamnya berulang-ulang seperti mantra.Saat mobil yang ia tumpangi berhenti di depan gedung tinggi menjulang dengan kaca-kaca besar
Terakhir Diperbarui: 2025-05-05