Chapter: Bab 72“Baik, mas,” gumamnya.Nada tegasnya bikin Kirana tak berani membantah.Cuma anggukan pelan, meski Dirga tak bisa melihat. Setengah jam kemudian, pintu apartemen terbuka dengan bunyi kunci yang cepat.Dirga masuk dengan ekspresi dingin dan rahang mengeras. Begitu melihat Kirana berdiri di ruang tamu, dia langsung melangkah cepat, menarik istrinya ke pelukan. Rasa khawatir bercampur takut memenuhi kepalanya. Rasanya dia merasa gagal melindungi istrinya lagi. Dia tak percaya bisa kecolongan lagi kali ini.“Udah, kamu aman sekarang,” bisiknya rendah, tapi nada suaranya dalam, campuran antara lega dan marah. Kali ini dia bertekad akan benar-benar melindungi istrinya.Kirana masih gemetar. “Dia cuma ngomong aneh, kayak nyindir sesuatu gitu mas,” ucap Kirana sedikit tercekat. Reaksi tubuhnya masih belum hilang, dia masih sedikit gemetar dan keringat dingin. Meskipun Dirga kini memeluknya.Dirga mengecup ubun-ubunnya pelan. “Mulai sekarang nggak ada yang bisa seenaknya deketin kamu.” Kali in
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: Bab 71Di tempat lain, layar laptop menyala di ruangan gelap yang cuma diterangi cahaya monitor. Ferdi duduk bersandar santai di kursi, tersenyum tipis di bibirnya.Di depan layar, kode-kode bergulir cepat, menampilkan sistem keamanan apartemen milik Dirga.“Lucu juga …” katanya pelan dan dipenuhi rasa puas.“Masih pake layer enkripsi yang sama kayak dulu. Lo bahkan sepertinya lupa, siapa yang dulu ngajarin lo dulu, Nanda.”Tangannya lincah mengetik, masuk lewat celah kecil di sistem, jalur yang bahkan Nanda nggak tau masih terbuka.Beberapa detik kemudian, tampilan CCTV muncul di layar Ferdi. Dia klik rewind, berhenti di waktu 23:47.“Hmm… berhasil juga ya. Kesananya mereka bakal sibuk mikir siapa tamu tak diundang itu.”Ferdi menyeringai, menatap frame video yang gelap. Sosok ber-hoodie hitam yang muncul di sana bukan orang lain. Itu adalah dia sendiri.Tapi bukan sekadar datang, Ferdi bahkan sudah buat rekaman itu dari jauh, pake sistem dummy yang dia sisipin beberapa hari lalu melalui ja
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: Bab 70Kirana berdiri terpaku di depan pintu.Suara ketukan barusan masih terngiang di telinganya, tiga kali, pelan tapi tegas. Dia sangat yakin jika telinganya tak salah dengar.Angin malam menyusup dari celah pintu, bikin bulu kuduknya meremang. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru depan lorong apartemennya. “Nggak ada siapa-siapa," gumamnya pelan, berusaha meyakinkan diri sendiri.Tapi entah kenapa, hawa di sekitar terasa berbeda. Lampu dapur tiba-tiba redup, suara kulkas yang biasanya berdengung mendadak terhenti. Sunyi.Kirana menelan ludah, lalu hendak menutup pintu perlahan, namun belum sempat. Begitu berbalik, ada sesuatu yang bikin gerakannya terhenti bayangan seseorang memantul samar di lantai ujung lorong.Kirana menatap bayangan itu dengan napas tercekat.Bayangan tinggi, tegap, tapi, anehnya nggak ada wujud di baliknya.Hanya siluet gelap yang berdiri di ujung lorong.“Siapa di sana?” suaranya serak, lebih terdengar seperti bisikan. Debaran jantungnya terasa sangat cepat.
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: Bab 69“Nyebelin banget sih jadi cowok, mana kasar lagi sama cewek. Awas aja kalo ketemu lagi,” gumam Kirana merasa iba melihat gadis itu.“Kenapa ngedumel di sini, katanya mau liat perkakas di sana,” bisik Dirga di samping telinganya yang entah sejak kapan sampai di sana.“Astaga, mas! Kaget banget aku,” ucap Kirana mengusap dadanya sembari memejam.“Ya serius amat sih sayang, kayak liat barang halus aja,” tegur Dirga.“Tadi aku liat Kaivan, mas.”“Terus?” Dirga menanggapi dengan santai sembari mengedarkan pandangannya. Menacari sosok yang mereka bicarakan.“Terus dia narik cewek, aku panggil nggak denger,” cicitnya tampak kecewa.“Udah biarin aja, toh dia juga udah gede, wajar 'kan ... Kalo bawa cewek,” lanjut Dirga.“Tapi nggak kayak gitu lho, mas. Kayak ada yang aneh. Aku takut dia salah pergaulan aja,” jelas Kirana.“Udah nggak usah dipikirin. Lain kali kita undang ke rumah,” kata Dirga melingkarkan lengannya di pundak Kirana dengan sedikit mendorong melangkah maju.“Emang boleh, mas?”
Last Updated: 2025-10-08
Chapter: Bab 68Bukannya menjawab, Kirana malah membenamkan wajahnya semakin dalam. Rona merah memenuhi pipinya saat Dirga menggodanya. Kirana akhirnya mandi lagi dan kali ini dia tak mau hak serupa terulang lagi. Setelah siap dia segera menuju meja makan. Setelah sarapan bareng, mereka keluar rumah. Dirga nyetir dengan fokus. Mobilnya melaju pelan di jalan pinggiran kota. Langit cerah, radio menyala memutar lagu-lagu baru yang membuat suasanya menjadi romantis. Kirana duduk sambil membuka jendela, angin masuk, membuat rambutnya berantakan. Dirga melirik sekilas, melihat wajah istrinya begitu cantik dan sexy. “Udah lama banget aku nggak ngerasa selega ini,” ucapnya pelan. Dirga menoleh sekilas, tersenyum tipis. “Aku juga, sayang. Semoga kedepannya kita bisa hidup bahagia," ucapnya penuh harap. Mereka berhenti di sebuah kafe kecil di tepi danau. Tempatnya tenang, hanya ada beberapa pengunjung. Dirga segera memesen dua gelas cokelat panas dan sepiring croissant. Kirana bersandar di kursi, matanya
Last Updated: 2025-10-08
Chapter: Bab 67Kirana terbangun lebih pagi dari biasanya. Pandangan pertamanya tertuju pada langit-langit kamarnya. Dia menarik napas dalam lalu mengembuskannya perlahan.Udara pagi masuk melalui jendela, membawa aroma kopi dari arah dapur. Dirga sudah di sana, sibuk mengaduk secangkir kopi, dan satu gelas susu untuk Kirana.“Pagi, sayang,” sapa.Dirga, suaranya terdengar berat tapi juga lembut banget. “Pagi, mas.” Kirana menjawab pelan, masih setengah sadar, dengan senyum tulus di bibirnya.Dirga menyodorkan segelas susu. “Hari ini … no kerjaan. Nggak ada laptop, nggak ada telepon. Cuma kita.” Jelasnya membuat Kirana menghentikan kegiatannya dan segera menatap ke arah sang suami. Seakan tak percaya dengan apa yang barusaja dia dengar. Biasanya setelah sarapan, meskipun di rumah Dirga akan memiliki kesibukan lain.Kirana kaget sedikit. “Serius? Kamu nggak bakal buka email sekalipun?” tanya Kirana menyakinkan. Takut jika dia salah dengar.“Nggak. Hari ini aku cuti. Dari dunia yang berat.” Dirga tampa
Last Updated: 2025-10-08
Chapter: TantanganNatha menoleh ke arah Jenny. Seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Yakali, videonya sampai kesebar gitu. Malu banget dong.“Ah, nggak ... Nggak mungkin, yang bener aja lo, Jen.” Natha menggelengkan kepalanya tak percaya.“Lo ke mana selama beberapa hari ini? Jawab jujur, Nath? Lo nggak buat masalah gede, kan? Gue trauma sama masalah-masalah elo, Nath," lanjut Jenny sembari mengusap kedua lengannya terlihat bergidik ngeri menatap ke arah Nata. Dia menggeleng seakan tak mau tahu dengan masalah baru Natha kali ini. Sahabatnya itu memang terkenal sebagai biang kerok ahlinya para ahli masalah di kehidupannya. Yah, bisa mendapatkan penghargaan Miss biang masalah sih kalo ada.Mengingat kelakuan aneh Natha saja, Jenny sering ikut migrain. Dia sempat melihat dari salah satu video yang di share di grup kelas oleh anak-anak. Jelas jika wajah wanita yang di grebek di sebuah hotel itu sangat familiar baginya. Natha-lah pemilik wajah itu.“Ah, lo jangan ngadi-ngadi ya,
Last Updated: 2025-03-01
Chapter: Keluarga Aneh“Sepertinya ada darah tarzan yang mengalir di tubuh istriku,” ujar Kenzie.“Apa kamu bilang?”Deg.Kenzie segera menoleh ke arah suara itu.“Eh Pa,” jawab Kenzie dengan senyum sedikit kikuk. Bagaimana tidak dirinya membicarakan keburukan istrinya tepat di depan mertuanya.Kenzie segera menghampiri Anantha lalu menyalami tangan papa mertuanya. Yang langsung di sambut hangat oleh Anantha.“Kamu yang sabar ya, maklum istri kamu itu setengah laki-laki, nggak tahu dulu sepertinya dia ingin lahir menjadi lelaki. Tapi pas pembagian kelamin dia nggak datang. Nah makanya kan jadi nggak songkron sifat sama sama gender,” kelakar AnanthaKegugupan Kenzie mendadak sirna mendengar ucapan mertuanya saat ini.Ternyata Papa mertuanya tidak segarang yang dia bayangkan.“He ... He iya Pa, Mama di mana kok dari tadi saya nggak lihat,” tanya Kenzie. Dia berusaha mengalihkan pe
Last Updated: 2021-05-09
Chapter: Trauma Masa Lalu"Whitney!" Seru Kenzie. Seekor angsa berwarna putih muncul dengan anggunnya."Soang!" Jerit Natha, dirinya langsung melompat ke dalam pelukan Kenzie."Kamu kenapa?" Kenzie terlihat keheranan, ketika melihat wajah yang berada di hadapannya menjadi putih memucat dalam seketika."I-itu jauhain Soangnya." Natha mengeratkan pelukan tangan dan kakinya ke dalam pelukan Kenzie."Iya-iya ... tapi turun dulu! Nanti kita bisa jatuh berdua," ujar Kenzie."Nggak mau, pokoknya nggak mau itu nanti kepalaku di petok. Aku nggak mau," jerit Natha.Sesekali Natha melihat angsa yang ada di bawah kaki Kenzie, lalu membenamkan kembali wajahnya di dalam ceruk leher Kenzie."Kenapa sih, dia nggak bakal metok orang Nath, aku udah pelihara dia dari dia masih kecil," ujar Kenzie meyakinkan istrinya itu.Natha masih tetap dalam posisinya. Memeluk Kenzie dengan eratnya, tubuhnya sekarang menjadi bergetar. Keringat dingin mengucur di dahi Natha.M
Last Updated: 2021-04-25
Chapter: Sakit Nggak Boleh Gengsi"Gimana? Emang kamu nggak sakit?" Kenzie menaikkan sebelah alisnya."Udah dong Ken, itu terus di bahas." Natha tersipu malu."Ya 'kan kamu yang mulai. Gimana sih Nath?" Kenzie mencubit gemas pipi Natha.Lalu mengecup bibirnya sekilas."Kebiasaan deh, udah aku mau mandi." Natha menarik selimut yang menutupi keduanya.Sementara Kenzie terkesiap, karena ulah Natha. Pasalnya keduanya memang benar-benar naked selama tidur.Dengan cepat Kenzie menutupi barang berharganya dengan bantal. Ingin sekali dirinya menerjang istrinya namun nyalinya ciut menyadari dirinya akan kalah beradu jotos dengan istrinya yang unik itu."Nggak gitu juga caranya dong, Natha!" Cicit Kenzie."Lah ... kenapa musti malu coba, bukankah semalam aku udahblihat semua ... udah lupain aja deh kalo gitu." Ujar Natha sembari mengibas-ngibaskan tangannya di udara. Telihat wajah kesal Natha terpampang dengan jelas."Bukannya malu, tapi ini dingin." Ujar Kenzie kemudia
Last Updated: 2021-04-25
Chapter: Malam KeberuntunganCup.Bibir keduanya saling bertautan, netra Natha dan Kenzie membulat dengan sempurna.Natha hendak mendorong dada Kenzie. Namun, dengan cepat Kenzie menggenggam tangan milik istrinya itu.Kenzie memejamkan matanya dengan tangan yang masih setia mengunci pergelangan tangan Natha. Perlahan-lahan Kenzie melumat bibir Natha tanpa mendapatkan balasan darinya.Natha yang masih syok dengan apa yang baru saja dia alami itupun, masih bergeming diposisi awal dengan mulut yang masih mengatup rapat.Kenzie 'pun dengan cepat mengigit bibir bawah Natha, ketika dirinya menyadari Natha tak membalas apa yang tengah dia lakukannya saat ini."Akh ...."Kenzie yang mendapatkan celah, mulai melancarkan aksinya dengan segera memperdalam ciumannya dengan begitu lembut. Hingga bibir keduanya saling bertaut, intim. Bergerak seirama menikmati gairah yang mulai menyulut mereka berdua. Meskipun Natha masih bagitu kaku, karena itu memang adalah pengalama
Last Updated: 2021-04-25
Chapter: Janji"Bagaimana ... kalo Alvin sampai tahu, ya?" Mendengar perkataan Kenzie, Natha langsung membulatkan matanya. Dia merasa ketakutan mendengarkan ucapan suaminya saat ini. Ancaman ketika di adukan kepada sang kakak memang lebih mengeritak dibanding harus berurusan dengan polisi atau begal."Please ... Ken, aku janji bakalan berubah. Swear, deh!" Tangan sebelah Natha memegang lengan Kenzie yang masih setia dengan setir mobilnya, sementara tangan yang satu diangkat dengan jari membentuk huruf V. Di dalam hati Kenzie tertawa terbahak-bahak melihat wajah panik sang istri saat ini.Namun, ketika melihat hal itu, justru membuat Kenzie ingin mengerjai Natha lebih lagi.Sebenarnya, Kenzie bukanlah orang yang suka mengatur dan bukan pula orang yang suka diatur. Namun, kelakuan Natha kali ini memang sudah terbilang kelewatan. Ia hanya ingin membuat Natha jera saja dan tidak lagi pergi tanpa berpamitan kepada dirinya. Bisa diingat-ingat semenjak mereka bertemu hal-hal an
Last Updated: 2021-04-05