Chapter: Bab 37PoV DirgaAku merasa bersalah kepada Ayah mertua, rasanya sungguh memalukan jika faktanya aku tak becus menjaga putrinya. Dia begitu baik, tak menyalahkan aku dalam situasi saat ini. Namun tetap saja aku merasa sangat tak enak hati kepadanya. --Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa Kirana sudah di rawat selama dua hari di sini, sekarang waktunya untuk pulang. Ku menyuruh Kirana dan mama menunggu di loby rumah sakit. Segera kuurus administrasi dan berharap bisa segera membawanya pulang. Aku yakin dia sangat lelah saat ini. Rangkaian peristiwa yang cuku rumit pasti membuatnya sangat kelelahan.“Sudah, pak. Silahkan tanda tangan di sini!” kata perawat yang bernama Naura sembari menunjuk ujung kertas, aku tahu namanya dari name tag yang menempel di bajunya. “Di sini lagi!” lanjutnya yang aku kira sudah selesai. Namun ternyata masih ada beberapa yang harus kutanda tangani lagi. “Masih ada lagi?” tanyaku mengernyitkan dahi.Sejujurnya aku sudah mulai lelah dan ingin segera beristir
Last Updated: 2025-06-24
Chapter: Bab 36PoV Dirga.Sepanjang perjalanan aku senantiasa berdoa agar istriku selamat. Aku bahkan tanpa sadar mengenggam jemarinya sejak tadi. Bodoh-bodoh ... Kenapa aku bodoh sekali, menjaga seorang wanta saja tak becus. Bagaimana jika kelak kau dititipan seorang anak, Dirga?Apakah kau akan mampu menjaganya, huh?Setelah sampai di IGD rumah sakit, Kirana mendapatkan perawatan dari dokter. Aku menunggu dengan cemas. Tak sedetikpun aku meninggalkannya kali ini.Rasa bersalahku sangatlah besar setelah kejadian hari ini. Aku berjanji pada diriku sendiri, di masa depan tak akan pernah kuizinkan siapapun menyentuh dan menyakiti istriku. Aku mungkin tak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai hal itu terjadi. Ah ... Apa yang harus kukatakan kepada ayah mertuaku kelak?Dia pasti kecewa kepadaku. Aku mengusap wajah dengan gusar. Melihat Kirana belum ada perubahan membuatku semakin was-was. Dokter telah selesai menanganinya. Aku segera menghampiri untuk menanyakan keadaannya.“Bagaimana keadaan ist
Last Updated: 2025-06-23
Chapter: Bab 35PoV Dirga“Jalan Merak, bos,” kata Nanda. Aku segera memacu mobil dengan keceoataj tinggi menuju jalan itu, berharap jika istri dan mama baik-baik saja. “Astagfirullah, gua masih mau idup,” gumam Gilang disepanjang perjalanan. Persetan dengan keselamatan kami, saat ini istriku lebih membutuhkan aku. Entah apa yang sebenarnya terjadi, aku hanya berharap tidak terjadi hak buruk tentunya. Jarak jalan Merak dari kantor tak terlalu jauh. Aku melihat mama duduk di pinggir jalan ditemani oleh beberapa orang. Segera kutepikan mobil dan menghampiri mama.“Ga, Kirana Ga!” wajah mama memucat, tangannya bergetar. Aku segera memeluknya agar lebuh tenang.“Tenang, Ma. Ceritakan perlahan,” kataku sembari mengusap punggungnya.“Ki-kirana diculik sama beberapa orang. Ma-ma nggak bisa ngejar.”Di saat seperti ini aku harus berusaha tetap tenang. Memikirkan cara bagaimana menyelamatkan nyawa istriku segera. “Ini nomor kendaraan penculik itu, Mas. Maaf kami nggak sempat mengejarnya. Mereka keburu ja
Last Updated: 2025-06-22
Chapter: Bab 34PoV Dirga(Pov Dirga dimulai setelah pulang dari hotel sebelum penculikan.)Setelah menghabiskan malam panas bersama istriku, dengan berat hati aku harus mengantarkannya pulang. Jika bukan karna client, aku pasti tak akan sudi pergi ke kantor sepagi ini. Selain itu, ada hal yang harus kupastikan dan kuselesaian secepatnya. Shit, padahal aku masih ingin memeluk tubuh hangatnya dan bermanja dengannya di atas tempat tidur. Lihatlah, wajah lelahnya membuatku ingin menyeretnya kembali ke tempat tidur. Pelukkan manjanya membuatku rindu, padahal dia masih ada di hadapanku. Tidak, Dirga kali ini ayo selesaikan urusan penting dan kerja dari rumah, mungkin dalam satu bulan kedepan aku akan bekerja dari rumah. Biarkan saja Gilang yang menghandle urusan kantor. Toh dia juga sudah cukup mahir untuk diandalkan.Kiran mengantarkan aku sampai ke pintu depan. Tatapannya seakan menyuruhku agar tak meninggalkannya. Sial, di saat seperti ini aku malah ingin kembali membawanya ke kamar.“Mas langsung jal
Last Updated: 2025-06-20
Chapter: Bab 33Seperti kata mas Dirga kemarin, hari ini dia menepati janjinya menemani aku untuk bertemu dengan dokter di rumah sakit tempatku dirawat. Rasanya sedikit gugub dan takut, namun aku juga harus sembuh dan menata kehidupan yang mulai berantakan ini. Semoga hari ini berjalan dengan lancar. Tak jauh berbeda denganku, mas Dirga juga sepertinya merasakan apa yang aku rasa.“Pakai kursi roda, tunggu di sini!” kata mas Dirga hendak pergi, namun buru-buru kutahan pergelangan tangannya. Dia menatap ke arahku sembari menaikkan sebelah alisnya dan kepalanya sedikit miring ke kanan, seakan meminta penjelasan dariku. Sudut bibirku naik membentuk bulan sabit sembari kugelengkan kepala. “Jalan kaki saja,” jelasku padanya. Sengaja kutolak karena aku merasa masih sanggup untuk berjalan. Dia malah berlutut di hadapanku, mentapku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Dia menghela napas panjang.Jantungku tiba-tiba berdegub kencang, pipiku mulai terasa panas, kenapa di saat seperti ini aku malah jadi saltin
Last Updated: 2025-06-20
Chapter: Bab 32Mas Dirga tampak begitu bahagia mendengar berita kehamilan ini. Sementara aku? Kenapa bukan perasaan itu yang aku rasakan. Bukan sebuah kebahagiaan yang aku rasakan, melainkan kekhawatiran yang begitu menekan dan rasa takut yang begitu dalam. Rasanya dadaku kembali sesak, dan napas mulai kembali tercekat. Aku berusaha menahan air mataku agar tak luruh.Tanganku mulai bergetar hebat, sembari mengelus perutku yang masih terasa rata. Air mata mulai luruh perlahan, aku melihat wajah mas Dirga, senyumnya mulai memudar ketika melihat tangisku yang mulai pecah. Aku menunduk merasakan perasaan yang tak tau ujungnya. Rasa cemasku semakin menguasai dalam diriku, bagaimana aku harus mengatasi semua ini. Aku terus menggeleng dan menangis dengan tubuh bergetar. “Aku tak pantas menjadi i-bu, maa-s,” gumamku yang membuat mas Dirga langsung merengkuhku dalam pelukannya. Tubuhku semakin bergetar hebat, aku tak bisa lagi mengendalikan diriku. Perasaan cemas dan takut menghantuiku akhir-akhir ini. “S
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: TantanganNatha menoleh ke arah Jenny. Seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Yakali, videonya sampai kesebar gitu. Malu banget dong.“Ah, nggak ... Nggak mungkin, yang bener aja lo, Jen.” Natha menggelengkan kepalanya tak percaya.“Lo ke mana selama beberapa hari ini? Jawab jujur, Nath? Lo nggak buat masalah gede, kan? Gue trauma sama masalah-masalah elo, Nath," lanjut Jenny sembari mengusap kedua lengannya terlihat bergidik ngeri menatap ke arah Nata. Dia menggeleng seakan tak mau tahu dengan masalah baru Natha kali ini. Sahabatnya itu memang terkenal sebagai biang kerok ahlinya para ahli masalah di kehidupannya. Yah, bisa mendapatkan penghargaan Miss biang masalah sih kalo ada.Mengingat kelakuan aneh Natha saja, Jenny sering ikut migrain. Dia sempat melihat dari salah satu video yang di share di grup kelas oleh anak-anak. Jelas jika wajah wanita yang di grebek di sebuah hotel itu sangat familiar baginya. Natha-lah pemilik wajah itu.“Ah, lo jangan ngadi-ngadi ya,
Last Updated: 2025-03-01
Chapter: Keluarga Aneh“Sepertinya ada darah tarzan yang mengalir di tubuh istriku,” ujar Kenzie.“Apa kamu bilang?”Deg.Kenzie segera menoleh ke arah suara itu.“Eh Pa,” jawab Kenzie dengan senyum sedikit kikuk. Bagaimana tidak dirinya membicarakan keburukan istrinya tepat di depan mertuanya.Kenzie segera menghampiri Anantha lalu menyalami tangan papa mertuanya. Yang langsung di sambut hangat oleh Anantha.“Kamu yang sabar ya, maklum istri kamu itu setengah laki-laki, nggak tahu dulu sepertinya dia ingin lahir menjadi lelaki. Tapi pas pembagian kelamin dia nggak datang. Nah makanya kan jadi nggak songkron sifat sama sama gender,” kelakar AnanthaKegugupan Kenzie mendadak sirna mendengar ucapan mertuanya saat ini.Ternyata Papa mertuanya tidak segarang yang dia bayangkan.“He ... He iya Pa, Mama di mana kok dari tadi saya nggak lihat,” tanya Kenzie. Dia berusaha mengalihkan pe
Last Updated: 2021-05-09
Chapter: Trauma Masa Lalu"Whitney!" Seru Kenzie. Seekor angsa berwarna putih muncul dengan anggunnya."Soang!" Jerit Natha, dirinya langsung melompat ke dalam pelukan Kenzie."Kamu kenapa?" Kenzie terlihat keheranan, ketika melihat wajah yang berada di hadapannya menjadi putih memucat dalam seketika."I-itu jauhain Soangnya." Natha mengeratkan pelukan tangan dan kakinya ke dalam pelukan Kenzie."Iya-iya ... tapi turun dulu! Nanti kita bisa jatuh berdua," ujar Kenzie."Nggak mau, pokoknya nggak mau itu nanti kepalaku di petok. Aku nggak mau," jerit Natha.Sesekali Natha melihat angsa yang ada di bawah kaki Kenzie, lalu membenamkan kembali wajahnya di dalam ceruk leher Kenzie."Kenapa sih, dia nggak bakal metok orang Nath, aku udah pelihara dia dari dia masih kecil," ujar Kenzie meyakinkan istrinya itu.Natha masih tetap dalam posisinya. Memeluk Kenzie dengan eratnya, tubuhnya sekarang menjadi bergetar. Keringat dingin mengucur di dahi Natha.M
Last Updated: 2021-04-25
Chapter: Sakit Nggak Boleh Gengsi"Gimana? Emang kamu nggak sakit?" Kenzie menaikkan sebelah alisnya."Udah dong Ken, itu terus di bahas." Natha tersipu malu."Ya 'kan kamu yang mulai. Gimana sih Nath?" Kenzie mencubit gemas pipi Natha.Lalu mengecup bibirnya sekilas."Kebiasaan deh, udah aku mau mandi." Natha menarik selimut yang menutupi keduanya.Sementara Kenzie terkesiap, karena ulah Natha. Pasalnya keduanya memang benar-benar naked selama tidur.Dengan cepat Kenzie menutupi barang berharganya dengan bantal. Ingin sekali dirinya menerjang istrinya namun nyalinya ciut menyadari dirinya akan kalah beradu jotos dengan istrinya yang unik itu."Nggak gitu juga caranya dong, Natha!" Cicit Kenzie."Lah ... kenapa musti malu coba, bukankah semalam aku udahblihat semua ... udah lupain aja deh kalo gitu." Ujar Natha sembari mengibas-ngibaskan tangannya di udara. Telihat wajah kesal Natha terpampang dengan jelas."Bukannya malu, tapi ini dingin." Ujar Kenzie kemudia
Last Updated: 2021-04-25
Chapter: Malam KeberuntunganCup.Bibir keduanya saling bertautan, netra Natha dan Kenzie membulat dengan sempurna.Natha hendak mendorong dada Kenzie. Namun, dengan cepat Kenzie menggenggam tangan milik istrinya itu.Kenzie memejamkan matanya dengan tangan yang masih setia mengunci pergelangan tangan Natha. Perlahan-lahan Kenzie melumat bibir Natha tanpa mendapatkan balasan darinya.Natha yang masih syok dengan apa yang baru saja dia alami itupun, masih bergeming diposisi awal dengan mulut yang masih mengatup rapat.Kenzie 'pun dengan cepat mengigit bibir bawah Natha, ketika dirinya menyadari Natha tak membalas apa yang tengah dia lakukannya saat ini."Akh ...."Kenzie yang mendapatkan celah, mulai melancarkan aksinya dengan segera memperdalam ciumannya dengan begitu lembut. Hingga bibir keduanya saling bertaut, intim. Bergerak seirama menikmati gairah yang mulai menyulut mereka berdua. Meskipun Natha masih bagitu kaku, karena itu memang adalah pengalama
Last Updated: 2021-04-25
Chapter: Janji"Bagaimana ... kalo Alvin sampai tahu, ya?" Mendengar perkataan Kenzie, Natha langsung membulatkan matanya. Dia merasa ketakutan mendengarkan ucapan suaminya saat ini. Ancaman ketika di adukan kepada sang kakak memang lebih mengeritak dibanding harus berurusan dengan polisi atau begal."Please ... Ken, aku janji bakalan berubah. Swear, deh!" Tangan sebelah Natha memegang lengan Kenzie yang masih setia dengan setir mobilnya, sementara tangan yang satu diangkat dengan jari membentuk huruf V. Di dalam hati Kenzie tertawa terbahak-bahak melihat wajah panik sang istri saat ini.Namun, ketika melihat hal itu, justru membuat Kenzie ingin mengerjai Natha lebih lagi.Sebenarnya, Kenzie bukanlah orang yang suka mengatur dan bukan pula orang yang suka diatur. Namun, kelakuan Natha kali ini memang sudah terbilang kelewatan. Ia hanya ingin membuat Natha jera saja dan tidak lagi pergi tanpa berpamitan kepada dirinya. Bisa diingat-ingat semenjak mereka bertemu hal-hal an
Last Updated: 2021-04-05