Mama Muda

Mama Muda

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-27
Oleh:  Hayatie ShabillaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
14 Peringkat. 14 Ulasan-ulasan
135Bab
20.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Menjadi istri muda saja sudah masalah besar bagi Naomi, apalagi mama muda. Bayangkan saja, dia yang baru lulus sidang skripsi harus menelan pil pahit, tidak bisa mencari pekerjaan demi meringankan beban ayahnya, melainkan harus menikah dengan pria yang jauh lebih tua lagi. Suami yang tak tulus mencintainya, karena tujuan menikah cuma ingin menghindar dari olok-olokan para sahabat, lalu anak sambung yang tak merestui pernikahan sang papa apalagi dengan wanita yang masih muda. Bagaimana Naomi menanganinya? Mampukan dia bertahan menghadapi kedua pria, papa dan anak itu yang mulai berarti bagi hidupnya? ***

Lihat lebih banyak

Bab 1

Lulus Sidang Skripsi

"Yeay... Alhamdulillah, aku lulus ."

Naomi tak bisa menahan dirinya untuk tak bersorak girang setelah putusan sidang oleh dosen penguji yang duduk 5 orang berjajar di hadapannya.

Perasaan gugup yang menyelimutinya tadi kini berganti menjadi bungah, seakan ada taman penuh bunga bermekaran di dasar hatinya.

Teman-teman yang menyaksikan sidang pun memberikan ucapan selamat pada Naomi serta empat mahasiswa lain yang melaksanakan sidang hari ini dan Alhamdulillah lulus semuanya.

Bahagia sekali.

Membayangkan bagaimana reaksi ayahnya setelah tahu putri bungsunya berhasil lulus dan bisa mendaftar wisuda tahun ini. Lelah ayahnya selama ini sebentar lagi terbayar, karena Naomi bertekad akan mencari pekerjaan untuk biaya hidup mereka lalu ayah tidak perlu lagi bekerja.

Ya itu janji Naomi pada ayahnya.

"Selamat ya, Naomi sayang." Sahabat paling akrab yang Naomi punya, bernama Desy, sekali lagi memberi ucapan selamat sekaligus pelukan hangat setelah mereka berada di luar ruang sidang.

Naomi yang sedikit kerepotan membawa berkas ujiannya dan sekarung buku yang digunakan sebagai referensi, membuat muka kecut. Begini nih, Desy. Kalau lagi kesenangan sering kelupaan. Masa dia nggak bantuin Naomi bawa buku-buku sama sekali.

"Makasih ya, Des. Aku bisa lulus ini atas bantuan kamu juga loh."

Namun terlepas dari sifat Desy yang sering kelupaan, dia sangat bersyukur memiliki Desy, gadis berhijab dengan gingsul yang manis, sebagai sahabatnya. "Kamu selalu ada saat aku butuh bantuan, nemenin aku waktu nungguin pak Slamet buat bimbingan, kamu rela kelaparan demi nemenin aku di perpustakaan. Semua ini berkat kamu."

"Iya." Desy tersenyum mendengar pujian yang agak berlebihan itu. "Sebagai gantinya, nanti kamu juga harus nemenin aku loh ya mulai dari aku bimbingan sampai aku sidang. Hukumnya wajib. Fardhu Ain." Suara Desy setengah mengancam, namun ditelinga Naomi terdengar seperti rengekan.

"Oke, aku janji." Naomi yang tak bisa menyatukan ibu jarinya dengan telunjuk seperti yang biasa dia lakukan, hanya bisa mengangguk sebagai janjinya.

Ya tentu saja Naomi akan giliran menemani Desy sama seperti yang sahabatnya itu lakukan untuknya. Mereka masuk kuliah bersama, belajar bersama selama hampir empat tahun, walau bisa menyelesaikan sidang lebih dulu, Naomi tidak akan meninggalkan Desy. Dia akan membantu agar Desy juga bisa cepat menyusulnya mendapatkan gelar sarjana.

Keduanya kemudian larut dalam perasaan bahagia, tertawa bersama, hingga akhirnya manik mata Desy lebih dulu menangkap sosok Gema yang berdiri di depan gedung fakultas dengan senyum malu-malu. Pacar Naomi itu memang pemalu anaknya.

"Ekhem, kayaknya ada yang mau ngucapin selamat tuh." Dengan gerakan mulutnya yang dimuncungkan, Desy menunjuk ke arah Gema. "Kalau gitu, aku duluan ya Naomi sayang. Nanti malam kita telponan aja."

"Sip. Hati-hati ya pulangnya." Pesan Naomi setengah berteriak karena Desy melesat pergi dengan sangat cepat.

Ditinggal oleh Desy, Naomi dengan perlahan melangkahkan kakinya menuju tempat Gema berada, hal serupa pun Gema lakukan, memperpendek jarak antara mereka.

Setelah ujung sepatu mereka saling bertemu tanda tak ada lagi jarak antara mereka, Naomi menengadah kepala demi menatap pacarnya yang bertubuh jangkung itu.

Sumpah demi apapun, Naomi merasa lehernya pegal setiap bertemu Gema. Ditambah lagi barang bawaannya sekarang.

Tapi, mau bagaimana lagi, pria itu yang dia suka.

"Bagaimana hasil ujiannya? Lulus?" Gema membuka suara, sambil menyembunyikan kedua tangannya di belakang. Entah hanya perasaan atau harapan Naomi, sepertinya Gema membawakan sesuatu untuknya, semacam hadiah.

"Menurut kamu, kalau dilihat dari ekspresi wajah aku, gimana?" Naomi nyengir, menampilkan barisan giginya kecil dan sedikit bertimpa.

Gema menyungging senyum lebar sebelum akhirnya menjawab, "Kamu pasti lulus."

"Kok kamu kayaknya yakin banget?"

"Yakin lah. Kamu kan pintar, rajin, baik hati."

Naomi mengernyit alis saat kalimat baik hati meluncur dari bibir Gema. Apa hubungannya baik hati dengan lulus sidang skripsi? Kalau begitu, ngapain dia capek-capek nungguin dosen pembimbing hampir tiap hari buat bimbingan terus revisian, ke perpustakaan juga bisa dibilang tiap hari.

Gema kadang ada-ada aja deh.

"Apa hubungannya aku baik hati sama lulus sidang skripsi?" Naomi tetap bertanya.

Giliran Gema yang tampak berpikir. Keningnya berkedut-kedut. "Hmm, ada dong. Karena kamu baik hati, jalan kamu menuju kesuksesan pasti akan dimudahkan. Salah satunya sidang skripsi ini."

"Begitu ya?" Naomi menatap intens Gema, sengaja membuat pacarnya malu hingga mukanya merona seperti kepiting rebus.

Dasar Naomi. Hobi sekali bikin Gema salah tingkah lalu kemudian memerah.

Salah pacarnya itu juga sih, kenapa jadi pria pemalu banget. Padahal tampang ada, postur tubuh juga oke, otak lumayan cemerlang. Bagian mana dari dirinya yang bikin dia malu?

"Jadi, gimana? Kamu mau antar aku pulang atau berdiri terus di sini?" tegur Naomi seraya memperlihatkan barang bawaannya yang berat, hingga Gema tersadar dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Oh ya, ini ada hadiah buat kamu." Gema sepertinya juga kelupaan kalau dia membawakan sebuket bunga coklat, hehe, bermacam jenis makanan coklat yang dibentuk seperti buket bunga. Menggiurkan sekali.

Naomi menerimanya dengan senang hati.

"Hmm..." Gema ber'hmm' panjang seperti tengah memikirkan sesuatu. "Gimana kalau kita makan siang dulu? Habis ujian, pasti perut kamu laper, kan? Sekalian kita rayakan kelulusan kamu." Gema menaikkan alis sembari memandang Naomi, menunggu jawaban pacarnya itu.

"Nggak bisa." Cepat Naomi menjawab.

Gema terheran. Tidak biasanya Naomi menolak ajakannya. "Kenapa?"

"Aku kan baru selesai ujian skripsi dan Alhamdulillah lulus. Tentu aku bersemangat sekali ingin memberitahu langsung sama ayah. Kan kamu tahu sendiri, aku cuma punya ayah sebagai keluargaku. Lagipula, masa aku mampir ke tempat makan dengan bawaan sebanyak ini." Naomi kembali mengingatkan Gema tentang bawaannya.

Berat woy. Mana dari tadi bukannya dibantuin, malah dilihatin doang.

"Oh, iya juga ya. Kalau begitu, aku antar kamu pulang aja." Dengan sedikit rasa bersalah, Gema lalu mengambil alih barang bawaan Naomi, menyisakan berkas yang dibawa di tangan kirinya dan buket pemberiannya tadi.

"Nah, gitu dong. Dari tadi kek," rungut Naomi.

Naomi Diajeng Ayu. Gadis dengan tinggi 160 centimeter itu memiliki mata berbentuk bulan sabit yang merupakan turunan dari sang bunda. Naomi sangat menyayangi bundanya, namun sayang dia tak bisa melihat wajah ayu beliau lagi karena sudah meninggalkannya 5 tahun lalu.

Kalau diingat-ingat waktu 5 tahun lalu itu, hati Naomi terasa seperti diiris-iris. Dia masih di sekolah, sedang ulangan juga, ketika tiba-tiba ayahnya menelpon pihak sekolah memberitahu tentang kecelakaan sang bunda. Dan parahnya, Naomi belum sampai ke rumah sakit saat bundanya menghembuskan nafas terakhir.

Kini, Naomi hanya punya ayah yang sudah menikah lagi dengan seorang wanita yang juga memiliki anak lebih tua darinya. Namun, Naomi tidak terlalu akrab dengan mama dan saudara tirinya itu.

Pasalnya, bukan membantu perekonomian keluarga, mama dan saudara tirinya hanya hidup berhura-hura hinggalah sekarang mereka hidup serba kekurangan. Mungkin juga, tanpa sepengetahuan Naomi, mereka sudah terlilit banyak hutang.

Ckiiit...

Naomi terdorong ke depan sampai dadanya menempel di punggung Gema ketika motor satria Fu itu direm mendadak oleh sang empunya. Sontak Naomi mencubit punggung bidang itu.

"Jangan bilang kamu sengaja?"

"Nggak kok, aku kelewatan aja, makanya ngerem mendadak gini."

"Kelewatan? Maksud kamu kita udah sampai?"

Membuka kaca helmnya, Naomi lalu memandangi area sekitar yang memang mirip dengan area dekat rumahnya. Itu rumah Bu Juminten si tukang gosip, dan yang itu rumah pak Sujiwo, pak RT di lingkungannya.

Oh benar.

Ia pun turun dari motor.

"Mau aku bantuin bawa ke dalam?" Gema yang melihat Naomi kesusahan, menawarkan bantuan. Harusnya nggak perlu nanya juga ya, kalau mau bantu ya bantu aja.

"Nggak usah, aku bisa kok. Ini mah kecil."

Setelah Gema pamit pulang dan motornya hilang di balik tikungan, Naomi bergegas membawa barang-barangnya menuju rumah. Perasaannya bahagia sekali, tak sabar hendak memberitahu ayah yang dia telah lulus sidang skripsi.

Namun, begitu masuk melewati pintu rumah, Naomi merasakan sedikit kejanggalan, ada sepatu pria bermerek tergeletak rapi di sana. Itu jelas bukan sepatu Rendy, Abang tirinya.

Lalu siapa? Apa sedang ada tamu di rumahnya?

"Ayah, ada apa ini?" Bola mata Naomi melebar begitu manik matanya menangkap sosok sang ayah sedang berlutut di hadapan seorang pria.

Siapa dia? Berani-beraninya.

                                   ***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Syanja J.
Best Of Luck.:)
2022-06-14 01:54:07
1
user avatar
Hayatie Shabilla
Makasih yang bersedia buka kunci untuk cerita recehku ini, tanpa kalian aku bukan apa-apa .........
2021-11-20 10:07:09
5
user avatar
Kyna
Pray for Naomi. Semangat Kak.
2021-07-28 14:13:06
0
user avatar
Ryeonae
Kasian banget sihh Naomi... Harusnya setelah lulus kamu cari kerja dulu... Eeh nikaah harus nikah karena terpaksa 🤧🤧 aku tuhh dukung kamu sama Gema tau.... Semangat nulisnyaa Thor
2021-07-13 10:33:47
1
user avatar
miss.possan
Ngga kebayang di posisi naomi 😂
2021-07-13 10:11:05
0
user avatar
silvia siwi
Nggak bisa bayangkan kalau ada di posisinya Naomi.
2021-06-27 12:27:54
0
user avatar
Nona Arumi
Kasihan sekali naomi
2021-06-25 21:39:40
0
user avatar
th
Wahh sama Duda keren nih
2021-06-25 11:18:53
0
user avatar
refimariskaa_
Sinopsisnya membanggongkan ya Hyung. But aku suka banget😍😍😍
2021-06-25 10:19:32
0
user avatar
ICETEA
Kasian naomi 😭 dia harus jadi istri dan ibu di usia yg masih sangat muda. Kuat yuk kuaaaat 🥺
2021-06-25 09:07:02
0
user avatar
Scarlet Crown
Ngerasa empati bgt sama Naomi🥺 semangat Naomi, u can do it 🔥
2021-06-24 09:56:39
0
user avatar
Ailana Misha
Ceritanya bagus, alurnya ngalir ... Jadi enggak ngebosenin, lanjut kak... Semangat nulisnya kak...😍😍
2021-06-24 09:19:31
0
user avatar
Rita Hawa
Semangat Naomi, kamu pasti bisa menaklukkan hati mereka berdua 💕
2021-06-21 12:01:23
0
user avatar
Call Me Ans
Aaa.... 😍😍bagus banget ka ceritanya. Ini wajib banget masuk rak sih. Semngat Thor updatenya
2021-06-20 16:35:59
0
135 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status