author-banner
Pebyuna
Pebyuna
Author

Novel-novel oleh Pebyuna

Mengejar Cinta Duda Dingin

Mengejar Cinta Duda Dingin

Joana memutuskan pulang setelah puas berpetualang, dan dengan sukarela menerima perjodohan yang ditawarkan orang tuanya—sebuah pernikahan demi memperkuat hubungan bisnis keluarga. Meski calon suaminya seorang duda beranak satu, Joana tak mundur. Ia tahu orang tuanya tidak memaksa, namun rasa bakti dan tanggung jawab membuatnya mantap melangkah. Namun, kehidupan pernikahan tidak seindah harapannya. Don, sang suami, bersikap dingin dan tertutup. Bayang-bayang mendiang istri yang meninggal saat melahirkan anak mereka masih kuat membelenggu hatinya. Joana pun terjebak dalam pernikahan yang hampa cinta. Terluka namun tak ingin menyerah, Joana memutuskan untuk berjuang. Dengan sifat ceria, jenaka, dan kadang mesumnya yang menggoda, ia bertekad menaklukkan hati Don. Bukan hanya agar dicintai, tapi agar ia diakui sebagai istri seutuhnya—bukan sekadar pengganti.
Baca
Chapter: Pijat ++
Joana buru-buru bergerak mempersiapkan diri di kamar saat Don menggendong Nathan yang tertidur ke kamarnya sendiri. Ia berganti pakaian, menjadi baju tidur satin yang cukup tipis dan pendek. Tak ingin terlalu kentara, Joana juga mengenakan outer pasangan baju tidurnya. Belum sampai di situ, Joana buru-buru duduk di kursi rias. Wajahnya yang putih bersih cukup membuatnya percaya diri. Ia hanya mengenakan lip balm rasa stoberi di bibirnya. Lalu menyemprotkan parfum ke leher, ketiak, dan pakaian tidurnya. Setelah merasa siap, Joana segera berjalan menyelinap menuju kamar Don. Untung saja tidak terkunci. Don juga belum ada di kamar, artinya ia masih aman. Kakinya melangkah, menaiki ranjang Don, dan berbaring di sana. Tangannya terulur di depan dada. Ah, Joana merasa deg-degan sekali. Namun, hampir setengah jam menunggu, Don tak kunjung pergi ke kamarnya. Joana menghela napas panjang, sedikit kesal. Apakah Don tau rencananya malam ini, makanya dia berlama-la
Terakhir Diperbarui: 2025-09-25
Chapter: Rencana Malam Pertama
Sore harinya, Joana sudah sibuk dengan kegiatannya untuk membuat lelah Nathan. Tujuannya tentu agar Nathan bisa tidur lebih awal agar tidak mengganggu kegiatannya dengan Don nanti. Besok adalah hari libur, biasanya Nathan akan tidur akhir. Jadi, Joana harus berusaha keras agar bocah itu mau terlelap lebih awal. "Sekarang ayo kita main petak umpet?" ajak Joana. Nathan yang baru saja meminum segelas air dingin langsung berbinar. Ia segera menarik tangan Joana dan berjingkat-jingkat kesenangan. "Nathan mau. Tapi mama yang jaga duluan, ya." Joana menyipitkan mata, ingin protes. Tapi urung. Ia mengangguk saja. Lagipula tujuannya adalah membuat Nathan senang dan lelah bermain. "Oke. Mama jaga. Mama hitung sampai 10. Awas, ya. Ngumpet yang betul, jangan sampai ketahuan," ucap Joana sambil menyipitkan matanya dan tersenyum menggoda. Ia tertawa pelan saat melihat Nat
Terakhir Diperbarui: 2025-09-24
Chapter: Kesempatan dalam Kesempitan
Joana buru-buru berlari menuju meja nakas samping TV saat mendengar nada dering ponselnya berbunyi. Nama Suamiku Tersayang terpampang jelas di sana. Ia segera mengangkat telepon dari Don itu. "Jo, aku minta tolong." Joana menyunggingkan senyumnya. Suara Don terdengar panik. Tentu saja, sebab dokumennya tertinggal. Tadi, sebelum Don berangkat, Joana sudah melihat dokumen di map biru itu tergeletak di atas meja ruang tamu. Don mungkin lupa dan tak menyadarinya. Karena Don tidak mau mencium keningnya, Joana sedikit kesal. Akhirnya, ia diam saja, membiarkan dokumen itu ketinggalan. Dan kini, Don panik. Rasakan itu, batin Joana. "Minta tolong apa, Suamiku?" tanyanya dengan nada lembut. "Di ruang tamu, ada map warna biru. Tolong antarkan ke kantor. Jangan lewat ojek online. Itu dokumen penting," peringat Don menekankan di akhir kalimatnya. Joana tersenyum miring. "Aku dapat apa kalau nganterin dokumen penting ini?" tanyanya. Terd
Terakhir Diperbarui: 2025-08-20
Chapter: Makan Bersama
Joana belum puas menggoda Don. Malam itu adalah makan malam pertama mereka bersama sebagai keluarga. Bagi Joana, ini kesempatan emas. Bagi Don, ini justru ujian kesabaran.Meja makan penuh hidangan: nasi hangat, capcay, ayam bakar yang masih mengepulkan aroma gurih. Joana duduk di samping Don, sengaja membuat jarak di antara mereka nyaris hilang. Senyumnya lebar, tangannya cekatan mengisi piring Don tanpa memberi kesempatan pria itu bergerak.“Mau lauk apa? Ini buatan aku semua, loh. Pastinya enak banget. Iya, kan, Nath?” tanyanya riang.Nathan, bocah kecil itu, mengangguk sambil terus mengunyah. Dari tadi Joana sudah mengambilkan makanan lebih dulu untuknya. Bocah itu tampak bahagia dengan piring penuh capcay dan ayam bakar, seolah dunia hanya milik dia dan makanannya.Don menatap piringnya yang sudah penuh, tapi tangannya belum sempat menyentuh sendok. Rahangnya mengeras. “Aku bisa ambil sendiri.”Joana pura-pura tidak mendengar, m
Terakhir Diperbarui: 2025-08-18
Chapter: Nonton Bersama
Sore harinya, setelah Joana baru terbangun setelah tak sengaja ketiduran di kamarnya, ia mendengar suara tawa dari arah ruang keluarga. Joan melangkah ke sana dan melihat Don dan Nathan yang asik bersenda gurau. "Wah, seru banget kayaknya. Nggak ajak-ajak aku," ucapnya dengan muka cemberut. Joana langsung duduk mepet di samping Don. Lalu dengan tiba-tiba tangannya melingkar di lengan Don. Joana mendongak dan tersenyum manis menatap Don. Suara decakan dengan sedikit dorongan membuat Joana menghentakkan kakinya kesal. Tak mau berlarut, kini ia berpindah ke samping Nathan. Bocah itu langsung menyodorkan tangannya, meminta Joana memangkunya. Tentu saja Joana senang. Ia dengan antusias meraih Nathan dan meletakkannya di pangkuannya. Tak sampai di situ, Joana memepetkan badannya lagi ke arah Don, namun kini ada Nathan yang menjadi pelindungnya. Dengan begitu, tentu saja Don tidak akan mendorongnya. "Nath mau nonton kartun," ucap Nathan. Jo
Terakhir Diperbarui: 2025-07-13
Chapter: Kamar Rahasia
Joana mulai melancarkan aksinya. Setelah Don berangkat bekerja, ia segera pergi ke kamar belakang untuk membuka kuncinya. Joana sedikit bersemangat. Dengan segala harapan, semoga saja salah satu kuncinya benar. Tangannya bergerak mengambil satu persatu kunci yang ia bawa. Ia mencobanya. Kunci pertama Gagal. Kunci kedua juga gagal. Kunci ketiga apalagi. Joana mendesah. Hanya tersisa satu kunci dan semoga saja memang itu kuncinya. Mata Joana membulat saat bunyi klik terdengar di telinganya. Ia mengerjapkan mata dan mulai memutar knop pintu kamar itu. Terbuka. Joana tersenyum senang. Ia melompat-lompat pelan, mencoba menahan teriakan senangnya. Joana menahan napasnya. Perlahan tangannya mendorong pintu itu agar terbuka. Bibirnya mulai tertarik ke atas. Dadanya berdebar-debar. Dan... "What? Apa ini?" Senyum Joana langsung luntur. Alisnya menukik sambil matanya menatap ke sekeliling ruangan. Ia menghela napas kasar. Joana melangkahkan kakinya ke da
Terakhir Diperbarui: 2025-07-10
Misi Menggoda Bos Tampan

Misi Menggoda Bos Tampan

GILA!!! Aku tak pernah menyangka hidupku akan sebercanda ini. Istri bosku sendiri menawariku sebuah tugas gila—menggoda suaminya, tepatnya adalah atasanku sendiri. Awalnya, kupikir ini hanya permainan singkat, sebuah drama konyol demi memuaskan rasa curiga seorang istri. Tapi semakin dekat aku dengan pria itu—dengan tatapan dinginnya, genggaman tangannya, juga senyum samar yang hanya muncul untukku—aku sadar satu hal, aku sedang jatuh cinta. Masalahnya, aku tidak seharusnya merasakan ini. Dia adalah bosku. Dia adalah suami orang. Dan yang lebih parah lagi, aku masih melanjutkan hubungan terlarang ini tanpa sepengetahuan istrinya. Lalu ketika nanti rahasia ini terbongkar … siapa yang akan hancur lebih dulu? Aku, dia, atau pernikahannya?
Baca
Chapter: Sadar
Hari ini aku tak masuk kerja. Seperti yang sudah kukatakan pada pak James beberapa waktu lalu. Hari ini jadwal ibu operasi, jadi aku ingin menemaninya. Aku duduk merenung setelah 2 jam berlalu sejak ibu masuk ruangan operasi. Tidak, aku tidak memikirkan atau khawatir soal keadaan ibu. Dokter Danu paling ahli di bidang ini. Jadi, aku sangat percaya padanya bisa melakukan yang terbaik untuk ibu. Kondisi ibu juga berangsur membaik, jauh lebih baik dari sebelumnya sebelum masuk kamar operasi. Jadi, harusnya ibu akan baik-baik saja. Pikiranku justru berkelana pada kondisi pak James. Setelah hari di mana pak James mengatakan bahwa ia mandul, aku sedikit khawatir. Pak James mungkin berpikir jika ia sangat bertanggung jawab atas kejadian malam bersama nona Claire. Lalu, saat tau dirinya tidak bisa menghamili nona Claire, pak James merasa semakin bersalah. Mungkin itu sebabnya pak James begitu putus asa. Nona Claire yang berseli
Terakhir Diperbarui: 2025-10-05
Chapter: Kebenaran yang Mengejutkan
"Diana, menurutmu, perempuan lebih suka laki-laki yang membebaskannya untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan, atau mengekangnya dengan segala aturan?" Pak James tiba-tiba berhenti mengunyah. Ia manatapku, menunggu jawaban. Saat ini, kami sedang berada di warung nasi padang yang sama seperti yang kami kunjungi beberapa waktu lalu. Ini kedua kalinya pak James mengajakku kemarin. Tadinya, kupikir pak James akan mengurung diri di ruangannya setelah masalah yang ia hadapi dengan nona Claire. Tapi, ternyata tidak. Ia malah mengajakku ke sini. "Tentu saja pilih laki-laki yang membebaskan saya untuk melakukan segala hal yang saya mau. Tapi, bukan dalam artian sebebas-bebasnya. Perempuan itu suka diperhatikan, Pak. Jadi, dibebaskan dalam artian didukung, asalkan itu baik. Memangnya kenapa, Pak? Tumben Bapak tanya hal seperti ini?" Pak James hanya menggeleng pelan, lalu kembali menyantap makanannya. Membuatku bertanya-tanya. Apakah ini ada hubungannya dengan nona Claire. "Em, saya
Terakhir Diperbarui: 2025-10-03
Chapter: Kabur?
"Selamat pagi, Pak," sapaku pada Pak James yang sedang sibuk menatap layar tablet miliknya. Kacamata yang ia pakai menambah kesan wibawa. Pak James menatapku, lalu melepaskan kacamatanya dan meletakkannya di meja. "Selamat pagi, Diana," jawabnya dengan senyum samar. Ia memandangku aneh, sedikit menaikkan alisnya. "Kamu sedang tak enak badan?" tanyanya. Aku sedikit bingung awalnya. Namun, pak James melirik syal yang kukenakan, membuatku paham maksud pertanyaannya. Aku segera menggeleng pelan, lalu akhirnya mengangguk karena kupikir akan lebih baik jika aku berbohong. "Iya, sedikit tidak enak badan pak James. Tapi saya masih kuat bekerja," kataku. Pak James menatapku seakan tak percaya. Tapi, pada akhirnya ia mengangguk saja. Lagipula, tidak mungkin juga jika aku mengatakan yang sejujurnya. Pak James mungkin tidak akan mengingatnya dan malah menuduhku yang tidak-tidak. Karena semalam dia mabuk. Bahkan setelah pelepasannya, dia langsung a
Terakhir Diperbarui: 2025-10-01
Chapter: Melanjutkan Kegiatan
Rupanya dugaanku salah. Bukannya menghentikan kegiatannya, Pak James malah kembali menciumku secara brutal. Tangannya sudah menyusup ke punggungku, melepaskan kaitan bra yang kukenakan. Tanganku segera menutupi dua asetku yang tak lagi tertutup bra. Pak James kembali menegakkan badannya, lalu diam menatap bagian depanku dengan mata berkilat nafsu. "Jangan ditutup, Diana. Tidak baik menutupi sesuatu yang sangat indah ini," ucapnya parau, sambil mencoba menyingkirkan kedua tanganku. Aku masih mencoba menahan tangan pak James, tapi tenagaku tak cukup kuat. Dengan sekali sentak, pak James berhasil menyingkirkan kedua tanganku dari dua bongkahan milikku. Tanganku ditarik ke atas, membuat dadaku lebih condong ke arahnya. Dan tanpa aba-aba, pak James langsung menenggelamkan kepalanya ke sana. "Ah.... Bapak hentikanhh." Pak James menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Ia juga kembali memberikan tanda di san
Terakhir Diperbarui: 2025-09-30
Chapter: Affair
Setelah kejadian di dapur apartemen pak James hari itu, aku memutuskan untuk pulang. Pak James tak lagi menghubungiku. Akupun juga tak berniat menghubunginya. Aku butuh waktu, khususnya untuk memikirkan rencanaku selanjutnya. Ada rasa takut ketika mendengar kenyataan bahwa pak James mungkin tertarik padaku, juga tubuhku. Meskipun nona Claire memintaku untuk menggunakan tubuh untuk menggoda pak James—dan sudah kulakukan, nyatanya ada perasaan takut jika hal-hal yang melewati batas akhirnya terjadi. Pak James laki-laki normal. Dia bilang sendiri padaku. Artinya, apakah aku sudah menemukan jawaban yang nona Claire minta? Apakah aku harus menghentikan pekerjaan ini sekarang dan memberi tau nona Claire bahwa pak James tidak setia padanya? Tapi, apa yang akan dilakukan nona Claire selanjutnya setelah mengetahui hal ini? Apakah mereka tetap melanjutkan pernikahan atau malah memutuskan bercerai? Jika bercerai, bukankah aku terlalu jahat pada pak J
Terakhir Diperbarui: 2025-09-29
Chapter: Gotcha
Perbincanganku dengan pak James masih berlanjut. Tapi kini kami sudah berpindah duduk di sofa. Di depan kami, televisi besar pak James menyala, menampilkan salah satu tayangan berita yang begitu membosankan menurutku. "Em, kalau boleh tau, nona Claire pergi ke mana, Pak? Kenapa Bapak tidak ikut saja? Ini kan weekend." Aku menoleh ke arah Pak James yang tampak fokus menonton berita. Pak James sepertinya sangat tertarik dengan dunia politik, juga berita kriminal. "Swiss. Dia sedang liburan. Menikmati waktu sendirinya. Kamu tau, perempuan terkadang butuh me time." Aku mengangguk saja. Tapi, batinku seakan tidak setuju. Sebagai seorang perempuan yang masih lajang, aku justru memiliki harapan untuk bisa pergi liburan dengan kekasihku. Untuk me time, akan lebih baik jika hanya untuk kegiatan murah, seperti tidur, baca buku, ngopi santai. Tapi liburan di Swiss, sayang sekali jika tidak bersama pasangan. "Bapak membiarkannya per
Terakhir Diperbarui: 2025-09-28
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status