author-banner
Irna Tri Astuti
Author

Novels by Irna Tri Astuti

Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan

Ibu Susu untuk Bayi Sang Mantan

Mutiara seorang janda cantik beranak satu melamar menjadi ibu susu bagi anak mantan kekasihnya. Ia sedang membutuhkan dana untuk biaya operasi bayinya. Mantan ke kasihnya, Alvin, kini menjadi orang kaya raya. Dulu Mutiara meninggalkannya karena dijodohkan oleh orang tuanya. Alvin telah memiliki perusahaan di bidang infrastruktur berkat mertuanya seorang konglomerat. Istri Alvin baru saja meninggal dunia. Namun, Alvin menolak keras Mutiara menjadi calon ibu susu bagi anaknya. Rasa dendam yang besar terhadap Mutiara membuatnya tak segan-segan melontarkan kalimat yang merendahkan wanita itu. Demi keselamatan bayinya Mutiara rela dihina oleh Alvin, meskipun dalam lubuk hatinya ia sangat kecewa dengan perubahan Alvin yang sudah tidak mencintainya lagi tapi justru sangat membencinya. Belum lagi ia harus menghadapi adik dari mendiang istri Alvin yang melakukan segala cara untuk mendapatkan cinta Alvin. Akankah Mutiara yang cantik bisa kembali menaklukkan hati Alvin, seorang duda kaya nan tampan, atau justru akan membawanya pada penderitaan karena cintanya bertepuk sebelah tangan ?
Read
Chapter: Bab. 5
Teriakan Alvin membuat ruangan duka mendadak riuh.Para tamu menatap ke arah Mutiara yang berdiri gemetar di depan Sulastri. Brigitta menggeliat dalam pelukan, menangis keras, seolah merasakan ketegangan di udara.“Vin!” Arman segera menepuk bahu anaknya. Ia membisikkan sesuatu ke telinganya hingga Alvin terdiam. Wajahnya masih tegang, tapi tatapannya perlahan meredup.Melinda sigap menghampiri Sulastri, menenangkan bayi itu. Suara tangisan mulai reda, berganti dengan bisik-bisik pelan dari para tamu yang tak mengerti situasinya.Arman maju selangkah dan berbicara dengan tenang, “Mohon maaf, Bapak-Ibu semua. Putra saya baru saja kehilangan istrinya dan belum stabil secara emosi. Ucapannya tadi hanya bentuk proteksi terhadap anaknya.” Ia tersenyum tipis. “Mari kita lanjutkan ke pemakaman.”Suasana pun mulai mencair. Iring-iringan jenazah bergerak menuju mobil, meninggalkan rumah besar yang kini terasa kosong. Alvin yang sudah pucat dan kehilangan tenaga harus dibopong masuk ke mobil ol
Last Updated: 2025-10-07
Chapter: Bab. 4
Mutiara menatap kosong ke jendela mobil. Setiap detik membuat dadanya makin berat. Ia tahu, begitu mobil itu berhenti, ia akan kembali menghadapi masa lalu yang ingin ia kubur selamanya. Tapi demi Lila—anaknya yang terbaring di rumah sakit—ia rela menelan apa pun.“Sudah sampai, Bu. Silakan lewat pintu samping,” ucap Darman sopan.Mutiara turun. Udara di kawasan elit itu terasa dingin dan berat. Di halaman rumah, tenda duka berdiri megah, dipenuhi karangan bunga bertuliskan nama pejabat dan kolega. Di dalam, suara isak dan doa bergema pelan.“Ibu Mutiara, ya? Saya Wanti, ART di sini. Ayo cepat, Brigitta sudah kelaparan,” ujar seorang wanita muda tergesa.Langkah Mutiara terhenti di ambang pintu. Aroma bunga melati bercampur wangi dupa menusuk hidungnya. Rumah yang dulu hanya bisa ia lihat dari foto kini berdiri megah di hadapannya—rumah pria yang dulu mencintainya, lalu membencinya setengah mati.Tangisan bayi terdengar dari kamar dalam, menembus kegugupan yang membelitnya. Naluri kei
Last Updated: 2025-10-07
Chapter: Bab. 3
“Kamu... apa yang kamu lakukan di sini?” suara Alvin memecah udara, dingin dan marah. Mutiara membeku di kursinya. Ia tak sanggup menatap mata itu—mata yang dulu begitu lembut kini penuh benci.“Asal kamu tahu,” ucap Alvin tegas, “aku menolak keras donor ASI dari kamu!”“Alvin, aku—” suaranya gemetar, “aku hanya ingin—”“Cukup!” potong Alvin. “Jangan lagi mengumbar kata maaf di hadapanku. Jangan masuk lagi ke kehidupanku.”Nada tinggi Alvin terdengar sampai ke luar ruangan, membuat beberapa orang berhenti di koridor. Seorang suster masuk dengan cemas, mencoba menenangkan mereka. Sementara Sulastri, ibu Alvin, berdiri di antara keduanya, wajahnya tegang menahan situasi.“Alvin, tolong sabar, Nak,” bujuknya.“Sabar?” Alvin menatap ibunya tak percaya. “Perempuan ini pergi demi uang, dan sekarang datang demi uang lagi. Apa Ibu pikir aku akan izinkan dia menyentuh Brigitta?”Mutiara terisak, menutup telinganya. “Aku butuh uang itu untuk operasi anakku, Alvin... hanya itu.” Tangannya terka
Last Updated: 2025-10-07
Chapter: Bab. 2
Kalimat itu terucap bersamaan, spontan keluar dari mulut mereka berdua.“Sial!” umpat Alvin, rahangnya mengeras. Tatapannya menusuk lurus ke arah Mutiara.Mutiara terpaku. Umpatan itu seperti tamparan yang membuat dadanya bergetar. Ia menunduk, tidak percaya Alvin—pria yang dulu begitu lembut—bisa menatapnya sekejam itu.Danang, asisten sekaligus sopir Alvin, buru-buru menenangkan. “Bos, tenang dulu. Orang-orang lihat, Bos.”Beberapa pengunjung rumah sakit memang mulai memperhatikan. Alvin mengepalkan tangan, lalu mengembuskan napas berat. Setelah melihat isyarat tegas Danang agar ia menjauh, Alvin akhirnya berbalik pergi, masih dengan wajah tegang.Danang menatap Mutiara yang mematung di tempat. Dengan sopan ia menunduk. “Silakan Ibu pergi dulu. Maafkan Bos saya,” katanya pelan.Mutiara hanya mengangguk, suaranya hilang di tenggorokan. Ia segera melangkah pergi dengan langkah gontai, masih gemetar oleh pertemuan tak terduga itu.Di ruang pemeriksaan, Suster Rini tengah memeriksa has
Last Updated: 2025-10-07
Chapter: Bab 1
“Anak Ibu mengalami obstruksi usus, atau penyumbatan usus. Ia harus dioperasi secepatnya,” ujar dokter.Dada Mutiara seolah dihantam benda tumpul. Napasnya tersengal. Ketakutan yang ia bawa sejak dari rumah meledak jadi kepanikan murni. Ia tidak sanggup kehilangan bayinya, tapi juga tidak tahu dari mana harus mencari uang untuk menyelamatkannya.Pagi buta tadi, Mutiara panik ketika melihat bola mata Lila melotot ke atas, tubuh mungil itu kejang-kejang. Ia langsung melarikannya ke rumah sakit. Bayi berusia tiga minggu itu sempat memuntahkan cairan kehijauan. Perutnya bengkak, keras, dan suhu tubuhnya terus naik.Kini, di depan dokter, Mutiara hanya bisa menangis tersedu, meremas jari-jari tangannya sendiri. Rasa marah dan sesal menggelegak ketika mengingat ibunya, Sulastri, yang diam-diam menyuapi Lila dengan pisang. Tapi pikirannya terlalu kalut untuk menyalahkan siapa pun.Tangisan Lila terdengar lirih, seperti memohon pertolongan. Mutiara memeluk erat tubuh kecil itu, tak ingin lepa
Last Updated: 2025-10-07
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status