Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak

Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak

Oleh:  Kennie Re  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
30Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Kita harus cerai, jika dalam dua tahun tidak ada cinta di antara kita atau tidak ada alasan yang menghalangi perceraian itu," ucap Bisma, tenang. "Bisa jelaskan apa aja yang Mas Bisma anggap menghalangi perceraian?" tanya Cassie meminta penjelasan. "Ya ... semisal kamu hamil. Namun, itu kecil kemungkinan, karena saya gak mungkin akan menyentuh kamu." *** Cassie tak menyangka kehidupannya yang semula hanya berisi hal yang indah-indah harus berubah menjadi aneh semenjak kedua orang tuanya memutuskan untuk menjodohkannya dengan seorang duda yang merupakan putra tunggal dari sahabat—yang sekaligus saudara jauh dari sang ibu. Bisma, si duda sekaligus bos di perusahaan tempat Cassie magang, terpaksa menerima perjodohan lantaran ia tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Namun, perbedaan usia yang jauh, ditambah sikap dan tingkah laku Cassie kerap membuat Bisma geleng kepala, menjadikan kehidupan Bisma yang semula penuh keseriusan, perlahan berubah lebih berwarna. Kehidupan pernikahan mereka pun kerap diramaikan dengan perseteruan yang tak lazim, serta hal-hal baru bermunculan dalam kehidupan Bisma—yang mau tak mau membuat Bisma mencoba berpikir dan melihat segala hal dari sudut pandang berbeda. Namun, segalanya tak akan pernah mulus. Kehadiran mantan istri Bisma serta pengakuan cinta dari sahabat Cassie pada akhirnya membuat keduanya sedikit goyah. Akankah benih cinta yang tak mereka sadari itu tumbuh menjadi cinta? Atau mereka harus mengakhiri pernikahan mereka hanya karena kegoyahan hati akan kehadiran cinta lain dalam kehidupan mereka?

Lihat lebih banyak
Jodoh Kontrak untuk si Bos Galak Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
30 Bab
Kontrak Cerai
“Kita harus cerai,” ucap seorang lelaki dengan postur tubuh tegap pada perempuan yang duduk di seberang mejanya. Kalimat itu masih terdengar menggantung dan belum ia selesaikan sepenuhnya. “Jika dalam dua tahun tidak juga ada cinta di antara kita dan tidak ada sesuatu yang menghalangi,” imbuhnya, sembari menyodorkan ke hadapan perempuan itu, beberapa lembar kertas di dalam sebuah map. Perempuan muda berusia dua puluh tahun itu mengernyit. Ini hal yang tergolong baru baginya, menjalani pernikahan atas hasil perjodohan dan calon mempelai prianya justru meminta dirinya untuk menanda tangani sebuah kontrak. Semacam perjanjian pranikah. “Bisa Bapak sebutkan contoh dari kalimat ‘sesuatu yang menghalangi’ itu?” todong perempuan bernama Cassandra yang biasa dipanggil Cassie. Ingatannya menerawang kembali pada dua hari lalu, di mana dirinya diminta untuk berdandan rapi oleh sang mama, yang rupanya merupakan awal dari keabsurdan hidupnya. Sejak saat ini, ia telah menjadi calon istri bagi Bi
Baca selengkapnya
Pelepasan dan Pelarian
“Lo ngapain di sini, Bre?” tanya Cassie spontan ketika melihat kehadiran sahabat sekaligus lelaki yang dia sukai, Bryan. Ia hanya takut kalau Bryan salah paham melihat dirinya yang baru saja keluar dari toko perhiasan. Lihat saja tatapan Bryan yang tertuju padanya, Bisma, lalu ke arah toko emas itu secara bergantian. “Lo sendiri ngapain di sini?” Bryan menoleh pada Bisma. “Dia siapa?” Mendapat pertanyaan itu, Cassie langsung menitikkan keringat dingin. Kenapa juga ia harus sebegitu canggungnya? Bukankah dirinya dan Bryan tidak ada hubungan apa pun? “Oh, ini ... kenalin, Bre, ini—“ Bisma dengan segera mengulurkan tangan pada lelaki di hadapannya. “Saya Bisma, calon suami Cassie.” Cassie hanya nyengir saja kala Bryan melemparkan tatapan ke arah Cassie. Antara kaget, tak percaya, sekaligus memohon penjelasan. Oke, Cassie akan menjelaskan. Namun, tentu saja tidak di tempat itu. “Sudah, kan? Ayo kita pulang sekarang!” ajak Bisma, kemudian berjalan lebih dulu tanpa berniat menunggu
Baca selengkapnya
Perempuan Lain
Cassie baru saja merebahkan bokong di kursi kerjanya, panggilan dari ruangan si bos membuatnya tak berkutik. Tidak mungkin untuk tidak memenuhi apa yang diinginkan lelaki itu, karena Bisma sekarang punya dua kedudukan dalam hidup Cassie. Sebagai bos sekaligus calon suami. Cassie bangkit lalu dengan malas melangkah menuju ke ruang keramat tersebut. Bagaimana tidak malas, melihat wajah ganteng Bisma mungkin bisa menyegarkan otak, tetapi kalau kumat galaknya itu yang mana tahan. Ia mengetuk tiga kali, lalu masuk saat suara bariton itu memerintahkannya untuk masuk. “Duduk, Cassie!” perintah Bisma, tanpa melihat ke arah gadis di hadapannya. “Ada apa, Pak?” tanya Cassie yang kemudian harus menunggu sampai lelaki perfeksionis itu menyelesaikan pekerjaan yang ada di hadapannya. Baru beberapa hari Cassie menjadi pegawai magang di sana, lalu dua hari menyandang status calon istri Bisma, ia sudah hafal kelakuan lelaki itu. Bisma tidak akan pernah menunda atau meninggalkan pekerjaan yang sud
Baca selengkapnya
Egois!
Untuk gadis yang belum pernah disentuh oleh lelaki mana pun, menyaksikan adegan beberapa jam lalu tentu saja membuat Cassie kena mental. Terlebih yang melakukan itu adalah laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Oke, memang dia akui kalau pernikahan mereka hasil perjodohan dan tidak ada cinta di dalamnya, tetapi tidak seharusnya Bisma melakukan itu juga. Lelaki itu seharusnya menjaga nama baik kedua orang tuanya. Persetan apakah mereka tinggal bersama atau tidak, tetap saja apa yang dilakukan Bisma sangat tidak pantas. “Duh, ngapain sih nih orang telepon-telepon terus?” gerutu Cassie yang mulai ilfil dan malas menerima panggilan atau apa pun dari laki-laki itu. Apalagi untuk bertemu langsung dan melihat wajahnya. Lebih baik tidak sama sekali. Namun, lama-kelamaan ia tak tahan juga, akhirnya diterimanya telepon dari bosnya itu, sebelum si bos kumat galaknya lalu mencak-mencak. “Ya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Cassie, berusaha mengendalikan nada bicaranya agar
Baca selengkapnya
Engagement
Pada mulanya memang, Cassie ingin membatalkan semuanya. Tetapi ketika ia bangun keesokan paginya, melihat seisi rumah sudah tertata rapi dengan hiasan di sana sini, Cassie kembali didera kegamangan. Mimpi apa ia semalam, sampai-sampai tujuannya untuk menghentikan rencana orang tuanya, malah justru jadi bumerang. Bisma sudah mengatakan kalau pihak orang tua ingin pertunangan dimajukan. Namun, ini lebih cepat dari yang Cassie bayangkan. “Ini buat apa, Ma? Kok ada hiasan-hiasan gini?” tanya Cassie, hanya sekadar memastikan. Ia berharap bukan seperti apa yang ia pikirkan. “Lho, gimana, sih? Bisma gak bilang sama kamu kalau acara pertunangannya malam ini?” Mama menghentikan langkahnya, menatap Cassie dengan alis berkerut. “Apa kamu yang gak ngeuh pas Bisma ngasih tahu?” Demi apa pun, Cassie ingin sekali pura-pura pingsan atau sekalian pura-pura gila karena ini. Namun, jelas itu ide yang konyol. Satu hal yang harus ia lakukan hanya menerima, dan bersiap. Menerima perjodohan yang mana Bi
Baca selengkapnya
Dominan
Cassie ada janji bertemu ketiga sahabatnya sepulang bekerja. Sudah sejak beberapa hari lalu tetapi ia tak sempat mengabari karena urusan pertunangan yang mendadak seperti tukang tahu bulat. Sekarang Vira dan Bibi mempertanyakan tentang acara pertunangannya yang tanpa kabar dan sama sekali tidak mengundang mereka. “Lo jahat banget, Cas. Padahal kita sohiban udah dari jaman apaan, tapi gak diundang sama sekali,” protes Vira saat Cassie sudah tiba di kafe langganan mereka. “Iya, nih. Gak bilang-bilang tahu-tahunya udah mau nikah aja. Padahal kan dia dulu cewek goa.” Bibi menimpali. Cassie yang mendapat protes hanya diam sembari menikmati makanan dan minumannya. Ia kemudian memerhatikan kedua sahabatnya. “Guys, mumpung si Bryan belum dateng, gue boleh cerita gak sama kalian?” tanya Cassie, yang disambut anggukan dari Vira dan Bibi. Keduanya mencondongkan tubuh, mendekat ke arah meja. “Ada apa, Cas? Kok wajah lo sendu gitu?” “Gue gak excited sama pernikahan ini, bukan karena gak cint
Baca selengkapnya
Dua Minggu dari Sekarang
“Jangan mancing-mancing, deh ....” Cassie menyuarakan protesnya saat Bryan mulai memberondongnya dengan pertanyaan yang tak mampu ia jawab. Mereka sedang berbincang melalui saluran jarak jauh. Kedua orang tua Cassie tak membolehkan gadis itu bertemu Bryan kemarin, dengan alasan ‘pamali’ karena Cassie sebentar lagi akan menikah. Jadi ceritanya dirinya harus mulai dipingit mulai beberapa minggu sebelum pernikahan. Dan tentu saja, hal itu menimbulkan pertanyaan di benak Cassie, memangnya kapan pernikahannya akan diadakan? “Aku serius, Cas. Aku pengen tahu, kalau kamu dijodohkannya sama aku, apa kamu akan nolak? Atau malah nerima dengan senang hati?” Pertanyaan itu ... haruskah Cassie jawab? Padahal mustahil Bryan tak tahu kalau selama beberapa lama persahabatan mereka telah berubah wujud menjadi sesuatu yang berbeda di hati Cassie. Ada yang berbeda, Cassie akui itu. Pastinya bukan lagi rasa sayang sebagai dua orang sahabat apa lagi antara kakak dan adik, karena mereka tak punyai ik
Baca selengkapnya
Malam Pertama
Cukup sudah kejutan yang diberikan oleh kedua orang tua Cassie, termasuk Bisma. Cassie mungkin akan kena serangan jantung jika terus-menerus seperti ini. Ia baru saja mengadakan acara pertunangan, dan kemudian Bisma mengatakan kalau mereka akan menikah dalam dua minggu. Itu sungguh rekor luar biasa. “Bagaimana bisa nikah dalam dua minggu? Itu gila, Mas!” omel Cassie yang tidak mendapat respon dari Bisma yang sejak tadi hanya menikmati makanannya. “Lebih baik kamu makan dulu, orang lapar biasanya gampang marah.” Tenang sekali ... seolah tidak ada beban dalam hidupnya karena harus menikah dengan perempuan yang tidak ia cintai. Apa sebenarnya yang ada di kepala lelaki itu? Seharusnya ia berontak dan marah, terlebih dia memiliki kekasih. Bukannya malah tenang dan seakan menikmati semua yang telah diatur oleh kedua orang tua mereka. “Lakukan sesuatu, Mas! Memangnya kamu mau kedua orang tua kita mengambil alih otoritas kita?” “Otoritas apa? Kamu bicara apa? Mereka punya hak kok, kare
Baca selengkapnya
Perempuan Bernama Rindi
Cassie terbangun saat secercah sinar mentari tampak menyeruak masuk ke dalam kamar di mana ia dan Bisma berada. Ia ingat, dirinya baru saja resmi menjadi istri dari Bisma Pramadipta dan itu artinya ia sudah harus bersikap selayaknya wanita dewasa yang sudah menikah dan memiliki suami.Dan ... apakah ia semalam sudah melakukan kewajiban malam pertama?Sayangnya belum. Tidur saja harus diberi batas agar ia dan Bisma tak ada yang melanggar wilayah teritorial masing-masing. Namun, sayangnya, mereka berdua sama-sama melanggar.Entah bagaimana ceritanya, Cassie yang semula di sebelah kanan, kini berpindah di sebelah kiri, begitu pula Bisma. Dan sekarang posisinya adalah nyaman dalam dekapan lengan kekar suami tercintanya.Cassie menyadari dan segera bangkit sebelum suaminya yang masih lelap itu terbangun dan menyadari bahwa mereka tidur nyenyak dalam kondisi berpelukan.Sayangnya, Bisma justru mempererat dekapannya ketika Cassie berusaha melepaskan diri dan turun dari ranjang.“Kamu mau ke
Baca selengkapnya
Guardian Angel
Raut wajah Cassie berubah seketika saat mendengar perkataan Rindi, yang seolah dengan sengaja ingin membuat Cassie cemburu dengan menunjukkan kedekatannya dengan Bisma. Namun, segera, Cassie mengubah ekspresinya kembali netral, mencegah senyum sinis di wajah Rindi berubah menjadi senyum kemenangan. Cassie menarik dan menggamit lengan Bisma, kemudian maju dan berhadapan dengan Rindi. “Maaf, Mbak Rindi. Kami mau nemui tamu dulu. Masalah main ke apartemen Mbak Rindi, nanti pasti mas Bisma bakal mampir bareng sama aku. Makasih untuk undangannya, ya.” Cassie kemudian menoleh pada Bisma. “Ayo, Mas, jangan ngelamun!” Cassie tidak peduli apakah Bisma sudah dalam mode sadar ataukah masih memandang ke arah Rindi, Cassie sudah menariknya menuju ke ruangan di mana semua tamu yang datang sudah berada di sana. Benar saja, mereka berpamitan, begitu pula Cassie dan Bisma yang harus segera pulang dan merapikan rumah mereka yang masih seperti kapal pecah. Beberapa barang milik Cassie hanya diletakka
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status