
"THE CEO'S RIVAL":Antara Hasrat Dan Persaingan
Adam Sinclair adalah seorang CEO sukses yang dikenal dingin, ambisius, dan tak pernah kalah dalam dunia bisnis. Baginya, dunia korporat adalah permainan yang harus dimenangkan, dan setiap pesaing hanyalah rintangan yang harus disingkirkan. Namun, semua berubah ketika Aurora Lennox muncul—wanita cerdas dan berani yang tak hanya mampu menyaingi kejayaannya, tetapi juga mencuri kontrak penting dari tangannya.
Persaingan mereka semakin memanas, beradu strategi dan taktik dalam bisnis yang keras. Namun, di balik setiap pertemuan yang penuh ketegangan, ada ketertarikan yang semakin sulit diabaikan. Api gairah menyala di antara mereka, menciptakan batas tipis antara kebencian dan keinginan.
Ketika Aurora menawarkan sebuah kerja sama yang dapat menguntungkan keduanya, Adam dihadapkan pada dilema: tetap menjadikannya musuh atau menerima tawaran yang bisa membuka lebih dari sekadar peluang bisnis—tetapi juga godaan yang berbahaya.
Dalam permainan yang mempertaruhkan kekuasaan dan hati, siapa yang akan tunduk lebih dulu? Apakah mereka akan hancur dalam ambisi masing-masing, atau justru menemukan sesuatu yang lebih dari sekadar kemenangan?
“Persaingan ini bukan hanya tentang bisnis. Ini tentang kendali, tentang siapa yang akan menguasai siapa.”
Read
Chapter: Bab 10-Garis yang Semakin KaburPagi itu, Aurora tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Ia berusaha menenangkan pikirannya yang mulai tidak stabil dengan terjebak di antara tumpukan laporan dan strategi. Namun, setelah malam gala bersama Adam, segalanya tampak semakin tidak jelas.Di satu sisi, ia ingin tetap menjaga jarak—profesional, rasional, dingin. Namun di sisi lain, pertanyaan-pertanyaan yang selama ini tak pernah ia izinkan untuk muncul mulai mengguncang ketenangannya. Apa yang akan terjadi jika ia memberi ruang bagi perasaan tersebut? Apa konsekunsi jika ia berhenti berpegang pada pertahanannya?Yang paling menakutkan—mengapa ia mulai menginginkannya?---Rapat Tengah Hari – Kantor Sinclair GroupAurora duduk di ruang pertemuan yang megah, dihiasi dengan detail marmer dan kaca yang memukau. Rapat ini diadakan secara resmi untuk membahas merger salah satu anak perusahaan teknologi miliknya dengan mitra yang kini menjadi target akuisisi Sinclair Group.Secara teknis, ini adalah rapat bisnis biasa. Namun, ka
Last Updated: 2025-05-05
Chapter: Bab 9-Permainan yang Tak Lagi Sekadar Strategi”Aurora selalu berusaha menjaga jarak emosional dalam dunia bisnes yang keras dan penuh intrik. Sebagai wanita berpengalaman, ia memahami bahwa kedekatan personal dapat menjadi celah berbahaya—zona di mana kelemahan dapat terlihat. Namun, malam itu, saat berdiri di balkon apartemennya dan menatap gemerlap lampu kota yang tampak asing, ia menyadari bahwa semuanya telah berubah. Ketika ponselnya bergetar dengan nama Adam muncul di layar, bayangan masa lalu perlahan kembali menghantuinya. > Adam “Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya. Tentang alasan mengapa kau membiarkanku mendekat. ” Aurora terdiam sejenak, jari-jarinya menggenggam ponsel semakin erat. Ia tidak pernah membiarkan siapa pun memiliki pengaruh besar dalam hidupnya. Namun, Adam bukanlah sekadar 'siapa pun'. Ia teringat tatapan penuh percaya diri dan ketulusan pria itu siang tadi. Seolah di balik semua permainan dan tantangan yang ditawarkannya, Adam benar-benar ingin mengenalnya lebih dalam—bukan hanya sebaga
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: Bab 8- Api yang Tak Ingin PadamLangit mulai gelap ketika Aurora tiba kembali di kantornya. Jalan-jalan sibuk di ibu kota tampak samar dari balik kaca mobilnya, sementara bayangan pertemuannya dengan Adam terus melingkari pikirannya, seperti jejak parfum mahal yang tertinggal lama di kulit. Ia memejamkan mata sejenak. Itu seharusnya hanya sekadar makan siang. Percakapan biasa. Tak lebih. Namun, setiap kata yang terucap, setiap tatapan tajam dari Adam terasa seperti permainan catur yang penuh strategi. Aurora menyadari bahwa dalam permainan ini, ia bukan sekadar pemain—ia adalah bidak yang mulai bergerak menuju arah yang tak terduga. Setibanya di kantornya, Aurora langsung melangkah ke ruang kerjanya. Sekretarisnya, Nina, sempat memanggil, tetapi Aurora hanya memberi isyarat agar tidak diganggu. Ia butuh waktu untuk meresapi kembali pikirannya—dan, yang lebih penting, meredakan gejolak di hatinya. Ia duduk, membuka laptop, dan menatap layar presentasi yang harus disiapkannya untuk pertemuan investor minggu d
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: BAB 7 – BERMAIN DENGAN APIAurora menatap layar laptopnya tanpa benar-benar membaca apa yang tertera di sana. Pikirannya masih dipenuhi oleh kehadiran Adam Sinclair yang tiba-tiba di kantornya tadi pagi.Pria itu…Aurora bukan wanita yang mudah terpengaruh oleh seorang pria. Dalam dunia bisnis yang keras, dia telah bertemu banyak pria yang mencoba mendekatinya, baik karena ketertarikan maupun karena motif tersembunyi.Tetapi Adam berbeda.Dia adalah lawan yang sulit ditebak.Sama seperti dirinya, Adam adalah predator dalam dunia bisnis—seseorang yang tidak takut mengambil risiko demi mencapai tujuannya. Tetapi berbeda dengan pria lain yang pernah Aurora hadapi, Adam tidak hanya tertarik pada kompetisi di ruang rapat… Dia juga tertarik padanya.Dan itulah yang membuat semuanya menjadi lebih berbahaya.Ketika ponselnya bergetar, Aurora menghela napas dan melihat layar. Sebuah pesan dari Adam.Adam:"Aku tahu kau masih memikirkannya. Jangan berbohong, Aurora."Aurora tersenyum kecil, merasa geli sekaligus kesal de
Last Updated: 2025-03-14
Chapter: BAB 6 – TARIKAN DAN DORONGANAurora tahu bahwa dia sedang bermain dengan api.Adam Sinclair bukan pria biasa. Dia bukan seseorang yang bisa ditaklukkan dengan mudah, tetapi juga bukan seseorang yang mudah mengendalikan dirinya sendiri. Tarik-ulur ini… ketegangan yang semakin meningkat di antara mereka… semuanya adalah permainan yang berbahaya.Tetapi mengapa dia tidak bisa menghindar?Aurora menatap Adam yang masih berdiri di dekatnya, sorot matanya penuh keyakinan."Jadi," kata Adam dengan nada santai, tetapi ada ketajaman di balik suaranya. "Apakah kita akan terus berpura-pura bahwa ini hanya tentang bisnis?"Aurora tersenyum tipis, meneguk anggurnya dengan perlahan sebelum meletakkan gelas itu di meja. "Kau mengundangku ke sini dengan dalih bisnis, tetapi sepertinya ini bukan tentang itu sama sekali."Adam mendekat, tubuhnya hanya berjarak beberapa inci dari miliknya. "Aku tidak pernah mengatakan bahwa kita hanya akan membicarakan bisnis, Aurora."Aurora menatapnya, hatinya berdebar kencang meskipun dia berusa
Last Updated: 2025-03-14
Chapter: BAB 5 – AMBISI DAN GODAANMalam itu, Aurora tidak bisa tidur.Percakapan dengan Adam masih berputar di kepalanya. Pria itu bukan sekadar lawan bisnis biasa—dia adalah seseorang yang tahu bagaimana membaca kelemahan orang lain dan menggunakannya sebagai senjata. Dan yang lebih mengganggunya adalah kenyataan bahwa dia sendiri merasakan ketertarikan yang tidak seharusnya.Dia menggigit bibirnya, lalu meraih segelas anggur yang tersisa di meja samping ranjangnya. Cahaya kota yang masuk melalui jendela besar apartemennya menambah suasana malam yang semakin mencekam."Jangan bodoh, Aurora," gumamnya sendiri. "Ini hanya bisnis. Hanya bisnis."Tetapi mengapa suara Adam terus terngiang di kepalanya?—Kantor Aurora – Keesokan HarinyaAurora tiba di kantornya lebih awal, berharap bisa menenggelamkan pikirannya dalam pekerjaan. Tetapi begitu dia memasuki ruangannya, sebuah kejutan sudah menunggunya.Setangkai mawar merah diletakkan di atas mejanya, bersama dengan sebuah kartu kecil.Aurora mengerutkan kening, mengambil k
Last Updated: 2025-03-14