1095 Days!

1095 Days!

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-01
Oleh:Ā  SYLVIAAZTamat
Bahasa:Ā Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
50Bab
4.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:Ā Ā 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Naira Anggiana Olivia, gadis cantik dengan penampilan agak tomboi itu selalu menjadi pusat perhatian. Di hari pertama sekolah, Naira bertemu Gibran Alandra, most wanted di sekolahnya. Lelaki yang selalu mengganggu Naira. Alhasil, Naira jatuh hati pada Gibran, tetapi naas, Gibran hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat. Di tahun kedua datanglah seorang lelaki yang tak kalah kerennya dengan Gibran. Ia adalah Alvalino Abel Kavindra, lelaki keren dengan menggunakan kacamata itu menyukai Naira. Namun, Gibran selalu saja menghalangi usahanya yang akan memenangkan hati Naira. Lantas, seperti apa perjalanan cinta segitiga mereka nanti?

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1 - Naira

ā€œNaira? Lo ngapain di pantai sendirian? Udah malam ini, Ra!ā€

Teriak seorang gadis ke arahnya dengan sedikit berlari. Ia menghampiri gadis yang saat ini tengah duduk di pinggir pantai. Gadis itu mencoba mendekatinya karena dirinya sudah melamun sejak dua jam yang lalu, dengan penampilannya yang acak-acakan, gayanya yang sedikit tomboi, dan rambutnya yang diikat asal-asalan.

ā€œLo kenapa, Ra?ā€ tanya gadis itu setelah melihat mata merah Naira.

ā€œGue—nggak apa-apa kok,ā€ kata Naira dengan santai. Lalu ia berjalan meninggalkan Alisya yang sedang kebingungan melihat sikapnya.

ā€œNaira! Kalau ada masalah jangan di pendam, gue sahabat lo kan, Ra?ā€ ujar Alisya.

ā€œMaaf, ngomong-ngomong kenapa lo ke sini?ā€ tanya Naira dengan menghentikan langkahnya. Ia mencoba mengalihkan pembicaraan.

ā€œTadi gue ke rumah lo Naira! Cuma lo nggak ada, jadinya gue ke sini nyariin lo,ā€ jelas Alisya.

ā€œPulang yuk, Ra?ā€ ajak Alisya yang dibala anggukan oleh Naira.

Naira berjalan di samping sahabatnya dengan malas lalu masuk ke dalam mobil milik Alisya. Alisya melajukan mobilnya dan segera pergi dari tempat itu.

***

ā€œDari mana aja lo, Neng?ā€ tanya seorang lelaki dari arah ruang tamu.

ā€œMain,ā€ jawab Naira singkat. Ia melanjutkan jalannya untuk ke kamar.

Lelaki itu mengernyitkan dahinya kebingungan karena tingkah adik perempuannya yang sedikit berubah. Lalu, ia menarik kasar tangan Naira sampai gadis itu kesakitan.

ā€œArgghh! Lepasin, sakit!ā€ protes Naira. Ia mencoba melepas tangannya yang tengah digenggam oleh kakak lelakinya.

ā€œUdah, lo diam! Gue nanya, lo habis dari mana?ā€ tanyanya sekali lagi dengan tatapan tajam.

ā€œGue dari pantai, lepasin nggak!ā€ jerit Naira dengan meringis kesakitan.

ā€œBenar dari pantai, Sya?ā€ tanyanya pada teman Naira untuk memastikan.

ā€œI...Iya, Bang, tadi gue ketemu dia lagi di pantai sendirian,ā€ jawab Alisya terbata-bata karena grogi.

ā€œAwas kalau main lagi nggak bilang-bilang sama gue!ā€ ancam Dirga dengan melepas genggamannya.

ā€œUrus aja diri lo sendiri, jangan urusin gue!ā€ teriak Naira.

Gadis itu lalu pergi dengan memegang tanganya yang sakit. Dirga sedikit terkejut dengan perkataan Naira. Sehingga ia memutuskan untuk memastikannya sekali lagi.

Dirga mengerutkan keningnya dengan berteriak, ā€œNeng! Gue nanya!ā€

ā€œMmm, Bang? Alisya pamit pulang dulu, ya?ā€ pamit Alisya dengan ketakutan.

ā€œIya,ā€ balas Dirga singkat lalu pergi.

Alisya yang mendengar jawaban itu langsung berlari ke luar dari rumah Naira. Ia menuju ke mobil miliknya dan segera pulang.

Naira yang sudah masuk ke dalam kamarnya langsung merebahkan tubuhnya dengan kasar. Ia memejamkan matanya dan tanpa tersadar dirinya telah meneteskan air mata.

ā€œCoba kalau Mama dan Papa masih hidup, mungkin Naira nggak sendirian sekarang,ā€ lirih Naira.

Naira sama sekali tidak menyadari bahwa kakaknya, si Dirga sudah berada di depan pintu kamar yang tadinya lupa ia ditutup kembali. Dirga yang melihat adiknya menangis pun langsung mendekat karena merasa empati.

Naira adalah adik kesayangannya Dirga, adik satu-satunya yang ia punya setelah mama dan papanya meninggal.

ā€œNeng?ā€ panggil Dirga pelan sembari mengelus kepala Naira.

ā€œLo nggak sendirian kok, kan ada gue di sini, gue janji akan jagain lo terus,ā€ jelasnya yang mencoba untuk menenangkan Naira.

Naira yang mendengar ucapan dari Dirga bukannya berhenti menangis malah tangisannya semakin kencang. Dirga yang melihatnya merasa bingung dan langsung memeluk Naira dengan harapan bahwa ia akan tenang setelahnya.

ā€œKenapa, Bang?ā€ tanya Naira dengan sesenggukan.

ā€œKenapa, apa?ā€ jawab Dirga dengan mengangkat salah satu alisnya.

ā€œKenapa Mama sama Papa ninggalin Naira? Ninggalin kita?ā€ ucapnya dengan tangis yang tersedu-sedu.

Dirga langsung terdiam sejenak karena terkejut dengan pertanyaan adiknya yang tiba-tiba seperti itu.

ā€œSuuut! Nggak boleh ngomong kayak gitu, Neng! Ayo tidur!ā€

Dirga berusaha meyakinkan Naira sampai pada akhirnya gadis itu menurut dan tertidur pulas dipelukan kakaknya.

***

Kriinggg! Kriinggg!

Terdengar dering suara ponsel Naira di atas nakas. Ia melirik ponselnya sekilas, lalu memejamkan matanya lagi. Naira masih tertidur dengan pulas, ia merasa benar-benar terganggu dengan suara ponsel itu, ia menutup telinganya menggunakan guling yang berada di sampingnya.

Kriinggg!

Kriinggg!

Telepon berbunyi untuk yang ketiga kalinya. Namun, Naira tetap membiarkan ponselnya yang berdering.

ā€œAngkat! Siapa tahu penting, Neng.ā€

Terdengar suara Dirga yang sudah masuk ke dalam kamar Naira. Ia membawakan segelas susu kesukaan Naira.

ā€œOh, mau gue aja yang angkat?ā€ sindir Dirga dengan sedikit menggoda. Karena Dirga tahu bahwa Naira paling tidak suka ketika ada seseorang yang mengambil ponselnya dengan lancang.

Naira yang mendengar ucapan Dirga langsung membelalakkan matanya dan langsung bergerak cepat untuk mengambil ponselnya. Dirga terdiam menaikkan salah satu alisnya kebingungan setelah melihat reaksi Naira hanya dengan gertakannya.

ā€œJangan pernah lo sentuh HP gue!ā€ seru Naira dengan mengancam di atas kasur empuknya.

ā€œBangun, keburu dingin itu susu,ā€ ucap Dirga dengan santai. Setelah Naira mengambil ponselnya tadi. Ia langsung kembali melanjutkan tidurnya.

ā€œNeng!ā€ teriak Dirga dengan mengernyitkan dahinya.

ā€œAh! Berisik banget sih lo!ā€ jerit Naira kesal karena diganggu tidurnya.

ā€œItu mulut belum pernah di sekolahin?ā€ tanya Dirga dengan menjewer salah satu telinga Naira.

Cup!

ā€œDiminum ya susunya? Awas aja kalau nggak,ā€ balas Dirga dengan mengecup dahi Naira.

ā€œIh! Gue jij—,ā€œ ujar Naira tertahan karena mulutnya dibungkam oleh Dirga.

ā€œNgomong sekali lagi, awas lo!ā€ tegas Dirga dengan mendelikkan matanya. Dirga lalu berdiri setelah mendapati anggukan dari Naira dan segera beranjak pergi dari kamar adiknya.

Naira yang melihatnya langsung bangun dan berlari terbirit-birit setelah Dirga ke luar dari kamar. Ia segera mengunci pintunya dengan rapat dan menghembuskan napasnya lega setelah Dirga pergi.

Kriinggg! Kriinggg!

Ponsel gadis itu berdering lagi. Dengan terpaksa ia mengangkat teleponnya.

ā€œApa sih, Sya! Lo nggak ngerti gue masih tidur!ā€ seru Naira dengan kesal.

ā€œMaaf, Dirganya ada?ā€

Terdengar suara lelaki dari balik ponsel. Naira membelalakkan matanya karena terkejut dan langsung memastikan lagi siapa yang menelponnya pagi ini.

ā€œDuh, bego! Gue salah ngomelin orang,ā€ gumamnya pelan dengan sedikit kebingungan. Karena sudah terpampang nomor yang sama sekali tidak dikenalnya.

ā€œHalo? Ini Adiknya, Julian Dirga?ā€ ujarnya lagi dari balik ponsel.

ā€œMampus! belum gue matiin teleponnya,ā€ lirih Naira.

ā€œApanya yang mampus?ā€ tanyanya setelah mendengar suara Naira.

ā€œB...Bukan apa-apa kok! Tadi nyariin Bang Dirga, kan?ā€ sahutnya dengan sedikit nervous karena kebingungan.

ā€œIya, Dirganya ada? Sorry kalau gue salah sambung,ā€ jelasnya dari balik telepon.

ā€œNggak apa-apa, gue Adiknya Bang Dirga kok, nanti biar gue yang kirim nomornya ke nomor lo. Bye!ā€ jawabnya spontan tanpa ragu.

Naira langsung mematikan teleponnya sebelum mendengar jawaban ā€˜iya’ dari seorang yang menelponnya tadi.

Lalu, Naira duduk sebentar untuk mengatur napasnya. Kemudian ia melirik susu yang tadinya dibawakan oleh Dirga dan langsung dihabiskannya dengan segera.

Yang benar saja susunya sudah hampir dingin. Setelah menghabiskan susu, Naira ke luar dari kamarnya untuk mencari kakak lelakinya.

ā€œBANG! BANG DIRGA!ā€ teriak Naira yang membuat kakaknya langsung berlari. Ia sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada Naira ketika berteriak seperti itu.

ā€œApa, Neng, apa?ā€ tanya Dirga.

ā€œAda yang nyariin Abang barusan, malah telepon ke nomer gue lagi,ā€ jelas Naira.

ā€œAh! Gue pikir ada apa,ā€ jawab Dirga santai.

Lalu, ia pergi begitu saja untuk melanjutkan aktivitasnya, yaitu mencuci motor kesayangannya.

ā€œWoi! Lo nyebarin nomor gue, ya?ā€ tanya Naira dengan berteriak

ā€œBang!ā€ Lanjutnya lagi dengan kesal.

Dirga sengaja tidak mempedulikan adik perempuannya. Karena ia sangat suka melihat adiknya yang kesal karena ulahnya. Dirga tetap mengelap motor kesayangannya dengan bersiul seolah tidak mendengar apa pun.

ā€œWOI PREMAN! NGGAK DENGAR LO!ā€ teriak Naira dengan spontan.

Naira yang menyadari sudah mengucapkan kalimat yang sama sekali tidak disukai oleh Dirga langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Dirga paling tidak suka ketika dirinya disebut ā€˜preman’ oleh seseorang, apalagi adiknya sendiri.

ā€œMampus! Dalam hitungan ketiga gue harus lari masuk ke kamar,ā€ gumamnya pelan dengan berjalan mundur.

Dirga menghentikan aktivitasnya lalu mendekat ke arah Naira yang hendak pergi dari sana. Ia menyilangkan tangannya menghadap ke arah Naira dengan tatapan yang tajam.

ā€œTigā€”ā€

ā€œMau ke mana, Neng?ā€ potong Dirga.

Naira yang hampir selesai menghitung lagsung terhenti setelah tangannya digenggam oleh Dirga.

ā€œCoba ulangin tadi ngomong apa? Telinga gue nggak kedengaran soalnya,ā€ pinta Dirga mendekatkan telinganya ke Naira.

Naira yang ketakutan mencoba mencari sebuah ide untuk dapat berlari dari situasi ini. Setelah menemukan ide, ia nekat untuk mencoba membohongi kakaknya.

ā€œBang? Motor lo!ā€

ā€œNggak usah ngeles, motor gue aman,ā€ ujar Dirga santai.

ā€œNggak! Gue serius, coba lo lihat motor lo kenapa itu.ā€

Naira masih berusaha meyakinkan Dirga. Dirga yang terpancing akan terjadi sesuatu oleh motor kesayangannya langsung menoleh begitu saja tanpa menghiraukan Naira yang ingin kabur dari sana.

Naira Anggiana Olivia, mengambil kesempatan untuk berlari menuju ke kamarnya dan segera mengunci pintunya dengan rapat. Dirga yang kesal karena dibohongi oleh Naira hanya mampu berdecih.

Naira menghelakan napas panjang setelah sampai dalam kamarnya yang aesthetic. Tidak lama setelahnya ponsel gadis itu berdering lagi. Kali ini adalah Alisya Intika Putri. Ya, sahabatnya yang kemarin meneriakinya di pantai.

ā€œNAIRA! LO LUPA SEKARANG HARI APA!ā€

Terdengar suara Alisya yang sangat lantang sehingga membuat telinga Naira sakit ketika mendengarnya. Naira menutup telinganya dengan kedua tangannya dan melempar teleponnya sembarangan.

Padahal dirinya ingin mengucapkan kata halo. Namun, Alisya malah melemparinya dengan suara yang terdengar seperti toa masjid.

ā€œNaira!ā€ teriak Alisya lagi.

ā€œNaira! Luwak kopi paswordnya, Mbak?ā€ racaunya yang tidak jelas karena didiamkan oleh Naira.

ā€œKopi nikmat—dari biji salak!ā€ sahut Naira dengan ngasal setelah mengambil ponselnya.

ā€œHaha! Mana ada kopi dari biji salak bego!ā€

Alisya tertawa setelah mendengar jawaban Naira yang asal-asalan. Setelah menghentikan tawanya, Alisya mengatakan maksud dirinya menelepon Naira.

ā€œNaira? Lo nggak ke sekolah? Buta jam ya, Mbak?ā€ ejek Alisya dari balik ponsel.

ā€œSialan lo! Jemput gue sekarang!ā€ murka Naira.

ā€œBaru aja gue sampai di rumah lo, lo turun sini,ā€ jelas Alisya.

ā€œBego! Terus kenapa lo telepon?ā€ umpat Naira.

ā€œKan baru sampai, Ra, capek kalau naik ke lantai dua cuma buat ngeliatin muka lo yang super jut....ā€

Tut! Tut!

Naira langsung mematikan teleponnya sepihak setelah mendengar ocehan dari Alisya. Padahal Alisya belum menyelesaikan kalimatnya. Alisya kesal karena ucapannya yang terhenti lalu mengomel di kursi tamu, ā€œAh! Dimatiin lagi, dasar nggak sopan!ā€

ā€œNggak lama lo yang gue matiin,ā€ ujar Naira dari belakang Alisya.

ā€œN...Ngeri banget sih lo!ā€ sahut Alisya dengan menoleh ke sumber suara.

ā€œAyo berangkat!ā€ ajak Naira.

ā€œSarapan dulu, Neng!ā€ teriak Dirga dari ruang tengah.

ā€œUdah, kita kabur aja,ā€ jelas Naira dengan berjalan.

ā€œNeng!ā€ teriak Dirga lagi karena dibiarkan oleh mereka berdua.

Alisya mengikuti langkah kaki Naira yang meninggalkan rumah. Lalu, mereka menuju mobil sport berwarna biru dan segera berangkat pergi ke sekolah.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Baiq Harmalah
hai author aku pengguna baru goodnovel baru bacanya aja udah suka banget. semangat thorrr......
2023-07-03 15:19:36
2
user avatar
Acha07
semangat kak
2021-04-29 14:56:54
5
user avatar
Askama95
keren ceritanya šŸ‘
2021-04-26 05:01:25
2
user avatar
Choco Almond
Keren banget kak ā¤ļø bikin baper 😭😭
2021-04-24 13:35:24
2
user avatar
Dianfafa
Sepertinya Gibran tuh sudah ada rasa sama Naira cuma dia tidak menyadarinya saja, semangat lanjut Thor
2021-04-17 12:30:37
1
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Jangan lupa mampir ya >> My Girl is mine
2021-04-15 23:35:56
1
user avatar
gvnddmslmn
Pasti bab selanjutnya banyak mengandung bawang😭 ditunggu kelanjutannya thor
2021-04-13 15:58:44
1
user avatar
Buah_Kaktus
Gibran, kamu suka ngeledek Nay seh... Jadi Naira tumbuh benih-benih cinta dah, ayo tanggung jawab 😁😁😁 Semangat Thor...
2021-04-05 19:07:20
1
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status