author-banner
Bhay Hamid
Bhay Hamid
Author

Novels by Bhay Hamid

Hidup Kembali di Zaman Kuno

Hidup Kembali di Zaman Kuno

Raka menatap nanar ketiga istrinya dengan penuh keterkejutan karena ia baru siuman dari mati surinya. dan ia tersadarkan diri di zaman kuno dan bukan di zaman saat ia kecelakaan yaitu di zaman modern. alih-alih bangun di rumah sakit. malah kini ia tersandra oleh zaman kuno dengan beban tiga istri yang cantik dengan tubuh sempurna sehingga hal ini seperti mimpi bagi raka. namun sialnya ia siuman pada keadaan yang memprihatinkan dibuang oleh ayahnya dan di coret dari daftar keluarga Wiroguno. sehingga menjadi pekerja di desa terpencil dan jauh dari kedua saudaranya. dan juga ia menjadi anak terlemah dari tiga bersaudara hingga ia sering di tindas oleh keluarganya sendiri.
Read
Chapter: Bab 156
Pagi itu salju tebal menutupi atap-atap genting merah desa kali bening, angin dari utara membawa kabar buruk ke Kali Bening. Sebuah surat resmi dari pejabat kecamatan Kemusuk dan kota madya utama tiba di balai desa.Raka membuka gulungan surat itu dengan tenang, dikelilingi para pengawal dan beberapa pemuka warga. Matanya menelusuri tulisan yang tercetak rapi, tapi isinya menyesakkan dada.“Mulai bulan ini, setiap usaha yang berjalan di wilayah Kali Bening dikenai sanksi administratif karena dianggap tidak sesuai jalur hukum wilayah kota madya, dan wajib membayar pajak tambahan sebesar tiga kali lipat dari ketentuan biasa.”Pandu mengumpat pelan. “Ini... ini tidak masuk akal, Tuan! Kita ini cuma desa!”Raka tetap tenang. Ia menggulung kembali surat itu dan meletakkannya di meja.“Kalau mereka ingin menjatuhkan kita dengan beban, maka kita tak perlu melawan beban itu… kita tinggal membuangnya.”Warga yang hadir saling berpandangan. Mereka berbicara dan mengeluarkan asap dari mulut mere
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: Bab 155
Musim dingin menyelimuti tanah Surya Manggala. Salju tipis turun perlahan, menyelimuti atap rumah dan ranting-ranting pohon. Desa Kali Bening yang dahulu sunyi, kini menjadi bahan pembicaraan para pejabat di kota madya dan kecamatan Kemusuk.Di dalam sebuah pendopo bertiang kayu jati, Pejabat Kota Madya Utama, Tumenggung Wira Atmaka, menatap peta wilayah dengan wajah masam.“Kau tahu, sejak anak muda dari Kali Bening itu muncul... pendapatan dari kawasan selatan menyusut drastis,” gumamnya sambil menunjuk daerah yang dimaksud.Pejabat Kecamatan Kemusuk, Jagabaya Lodra, menyeringai sinis. “Bandit-bandit kita tak bisa lagi leluasa meminta ‘upeti jaga jalan’. Semua jalan dibersihkan oleh pasukan jaga desa.”Wira Atmaka mengangguk pelan. “Laporan terakhir menyebutkan, Kali Bening bahkan memiliki penjaga desa yang terlatih. Lengkap dengan aturan ronda dan pengawasan hasil bumi.”Lodra mencibir. “Apa yang bisa dilakukan pemuda kampung itu? Cuma karena ia bisa bela diri dan punya sedikit pas
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: Bab 153
Sejak kembali dari kematian, Raka tak lagi sama.Ia bukan sekadar pemuda desa dari Kali Bening—namanya perlahan menjadi bisik-bisik di antara bangsawan dan prajurit. Banyak yang tak tahu persis apa yang terjadi selama ia "tidak bernyawa" itu. Namun setelah ia terbangun dari mati suri di pertapaan Gunung Kendalisada, mata Raka berubah. Tatapannya tajam, menyimpan ribuan rahasia dan seolah mampu menembus isi hati siapa pun yang berani menantangnya."Pemuda itu bukan Raka yang dulu," bisik Mahapatih Maheswara kepada Raja Mahesa Warman di balairung istana.“Sejak ia memgikuti ujian Kerajaan dan menjadi siswa terbaik dan memecahkan rekor 100 tahun milik raja angung raja manggala, aku sudah mendapat wirasat bahwa ia akan menjadi pemuda yang kuat.”Sang raja yang tengah menatap peta wilayah kerajaan hanya mengangguk pelan. "Aku tahu."Mahapatih menoleh, menatap mata pemimpinnya. "Tapi paduka belum tahu sepenuhnya seberapa jauh perbedaan itu."“Ia berkembang sangat cepat, bahkan desa kali ben
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: Bab 153
Lima hari yang melelahkan akhirnya berujung pada panorama yang tak disangka.Kuda-kuda yang menggigil digiring perlahan menembus gerbang besar Desa Kali Bening. Benteng batu yang kokoh berdiri menjulang, dihiasi ukiran-ukiran halus yang menceritakan sejarah desa dan simbol-simbol kearifan lokal. Dari balik kabut tipis musim dingin, tampak atap-atap rumah warga yang rapi dan megah, mengepulkan asap hangat dari perapian mereka.Tuan Damar menarik kendali kudanya, menatap sekeliling dengan mata membelalak takjub."Ini... benar-benar desa?" gumamnya lirih. "Atau aku telah sampai ke kota kecil yang tersembunyi dari mata dunia?"Raka, yang menunggang kuda di sampingnya, tersenyum tipis. "Ini Kali Bening, tuan. Hanya desa yang dipelihara dengan sungguh-sungguh oleh orang-orang yang mencintainya."Damar menoleh padanya, masih tak percaya. "Tak pernah kulihat rumah warga desa dengan dua lantai... atau jalan desa tanpa genangan es di musim begini. Tak masuk di akal."Raka mengangkat tangan, mem
Last Updated: 2025-05-05
Chapter: Bab 152
Butiran salju menabrak jendela istal latihan para kesatria muda. Di sudut ruangan yang mulai lembap dan gelap, Aryo Wiroguno duduk menyandar pada dinding batu, tangannya menggenggam cangkir tanah liat berisi arak hangat yang sudah tak lagi mengepul.Di atas meja kayu, beberapa gulungan naskah laporan latihan masih terbuka, tapi sejak tadi Aryo tak membaca sepatah huruf pun. Pikirannya penuh. Bukan oleh strategi tempur, bukan oleh rencana pelatihan... tapi oleh satu nama yang kini kian menggema di seluruh penjuru kerajaan.Raka.Ia menggeram pelan, membanting pelan cangkir ke atas meja. Di seberangnya, seorang sahabat lamanya, Prajurit Utama Lodra, hanya mengangkat alis.Lodra berkata sambil mengangkat bahu, “Jangan katakan kau masih kesal soal pemanggilan itu.”Aryo mendengus, menatap Lodra dengan mata merah oleh amarah yang ditahan,“Kesal? Kau kira bagaimana perasaanku saat mendengar si anak desa itu lolos dari tuduhan kudeta? Dia bisa berbicara seperti pendeta tua—tenang, licin, da
Last Updated: 2025-05-05
Chapter: Bab 151
Kerajaan Surya Manggala dipenuhi awan kelabu saat langkah-langkah Raka bergema di lorong panjang istana. Suasana ruang sidang agung telah dipenuhi para pejabat tinggi, beberapa mengenakan jubah ungu lambang penguasa daerah, sebagian lagi berselubung kain gelap pertanda penasihat senior kerajaan. Di tengah ruangan, berdiri Mahapatih Maheswara, matanya tajam menatap Raka yang melangkah mantap ke hadapan mereka.Mahapatih Maheswara menyapa dengan suara berat,“Raka kau sebagai kades Kali Bening, kau telah kami panggil untuk menjelaskan desas-desus yang mencemaskan, kau merupakan lulusan terbaik Kerajaan saat ini. Benarkah kau hendak membangun kekuatan tandingan dan berniat menggoyahkan Surya Manggala?”Beberapa pejabat bergumam pelan. Tatapan-tatapan tajam menyelidik tiap gerak Raka. Namun pemuda itu berdiri tegak, tidak gentar.Raka menatap lurus ke arah Mahapatih, lalu menjawab dengan tenang, “Tuanku Mahapatih, sungguh hamba tak pernah berniat demikian. Hamba hanya seorang kepala desa
Last Updated: 2025-05-05
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status