Chapter: Rencana Dexa"Dasar orang gila! Kalian pikir aku bisa terus menerus kalian injak!" Sambil terus memakai, Amira berjalan keluar toko itu. Perasaannya sungguh tak karuan, ingin rasanya ia segera membalas semua perlakuan adik tiri dan mantan suaminya. Tiba-tiba tangannya di tarik seseorang. Amira yang terkejut pun langsung menatap sosok yang menarik tangannya. "Dexa?" "Kita bicara di tempat lain!" bisik Dexa dan segera membawa Amira untuk menjauh. Kali ini Dexa memesan sebuah restoran secara privat. Memastikan agar tidak ada yang mengganggu atau menguping pembicaraannya dengan Amira. "Minum dulu," ucapnya tersenyum, menyodorkan segelas jus jeruk kepada istrinya. Amira tak banyak bicara. Tanpa sedikitpun keraguan ia segera meminum seluruhnya hingga tandas. Napasnya masih terlihat terengah-engah, wajahnya memerah sampai membuat dahinya berkeringat. Dexa mengambil sapu tangan miliknya dari dalam saku, lalu mengusapkannya perlahan pada kening istrinya. "Minumnya perlahan aja agar tidak terseda
Last Updated: 2025-01-04
Chapter: Sombong Dikit Gak Masalah"Maaf, saya tidak sengaja." Spontan Amira mengucapkan permintaan maaf dengan suaranya yang lembut dan sopan. Ia pun turut membantu mengambilkan barang wanita yang baru saja ia tabrak tanpa melihat sosoknya terlebih dahulu."Kalau jalan tuh pakai mata! Lihat tas mewah saya jadi jatuh, emangnya kami bisa ganti?!" teriak wanita tersebut dengan wajah jengkel.Amira yang masih menunduk dan berpakaian sederhana itu pun di anggap sebagai seorang pembantu oleh wanita tersebut, yang terus menerus memaki dan merendahkannya. "Mana tas saya, lelet!"Wanita itu pun menarik paksa tas yang baru saja Amira raih, sehingga membuat Amira tersentak dan spontan mendongakkan kepala.Seketika tawa wanita itu pecah, melihat siapa sosok yang ada di hadapannya."Ya ampun! Lihat siapa ini, Sayang?!"Amira terdiam, dadanya terasa bergemuruh karena wanita yang tak sengaja ia tabrak adalah Irene yang tengah bersama Gio. Keduanya tampak mesra, dan tanpa ragu menunjukkan kemesraan mereka di depan umum.Irene menoleh
Last Updated: 2025-01-03
Chapter: Aku Telah Terikat "Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk kamu tapi, aku harap kamu tidak akan lupa akan janjimu!"Dexa tersenyum sumringah lalu lalu berdiri dan mendekati Amira. Pria tampan itu merengkuh dagu Amira, menatap lekat mata jernih nan indah milik Amira. "Satu tahun! Berikan waktu paling lama 1 tahun untuk menyelesaikannya. Tapi, jika semua sudah aku penuhi, aku harap ...." ucap Dexa menggantung.Dexa mendekati telinga Amira dan berbisik, "Jangan pernah sedikitpun berpikir untuk pergi dariku!"Entah mengapa Amira merasa berdebar hanya karena bisikan dari Dexa. Ia menelan salivanya dengan kasar, dan berusaha untuk tetap memasang mimik wajah tenang. "Baiklah.""Bagus. Tugas pertamamu adalah pindah ke rumahku! Bawalah barang-barang yang menurutmu berharga, selebihnya aku akan membelikan semuanya yang baru."Amira mengangguk, tanpa banyak bicara ia menuruti semua perintah dari Dexa. Amira masuk ke dalam kamarnya dan membawa berkas berharga serta barang peninggalan mendiang ibunya, seda
Last Updated: 2024-12-30
Chapter: Suami Baru"M-maaf! Maaf aku gak sengaja!"Kedua pipinya merona, dengan kepalanya yang menunduk sambil sedikit membungkuk.Amira setengah mati menahan rasa malu setelah ia akhirnya menyadari, jika dirinya sedari tadi terjatuh di tas tubuh Dexa."Kenapa harus minta maaf? Bahkan jika kamu masih ingin bersandar padaku pun aku akan senang hati melakukannya," ujar Dexa menggoda.Dengan pakaian yang terlihat berantakan dan membuka sebagian kemeja bagian atasnya, Dexa merentangkan tangannya seolah menanti Amira untuk kembali terjun ke dalam pelukannya.Brak!"K-kamu tidur di sini!" ucap Amira setelah melemparkan sebuah bantal sofa hingga mengenai wajah Dexa.Rasa malu yang mendominasi hatinya membuat Amira segera berlari masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya. Amira terdiam di balik pintu, memegang dadanya yang masih terasa berdetak kencang."Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi pada hidupku?"Perlahan tubuhnya merosot hingga terduduk di lantai. Rasa dingin malam itu terasa menusuk hati, menema
Last Updated: 2024-12-30
Chapter: Tamu Tengah Malam "Sayang, pelan-pelan dong! Geli tau."Suara desahan dan tawa saling silih berganti, memenuhi sebuah kamar yang biasanya hanya diselimuti keheningan.Sinar sang rembulan yang bersinar terang mengintip di balik celah gorden kamar yang sedikit terbuka.Sepasang kekasih bak merpati itu saling bercumbu berbagi kasih atas kemenangan hubungan mereka."Apakah dia pernah menyentuhmu seperti ini?" tanya Irene dengan jemarinya membelai lembut wajah tampan Gio.Gio tersenyum, menangkap tangan Irene yang berada di bawahnya lalu perlahan mengecupnya. "Hanya kamu yang melakukannya, Sayang.""Sungguh?""Tentu saja. Aku tidak akan membiarkan wanita kampungan buruk rupa itu menyentuhku," jawan Gio tersenyum lebar.Suara decitan ranjang pun semakin membuat panas malam itu. Mereka tidak memperdulikan apapun, selain kesenangan dan kepuasan mereka sendiri.Sementara di lantai bawah sebuah kabar membuat keributan dari orang tua Gio. Wajah pasangan suami istri itu tampak bingung sekaligus terkejut tidak perc
Last Updated: 2024-12-17
Chapter: Pernikahan Tanpa Rencana"Kamu ini sudah gak waras?" Suara seorang pria tampak murka selaras dengan wajahnya yang memerah. Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar, tidak habis pikir dengan jalan pikiran dari lawan bicaranya. "Amira, jawab!""Semuanya terjadi begitu saja! Aku juga masih bingung, Devan!" jawab Amira.Satu jam yang lalu, dirinya dan Dexa pergi menuju catatan sipil. Keduanya pun segera mendaftarkan pernikahan mereka, agar langsung terlihat dah di mata hukum negara.Amira menghela napasnya, memijat keningnya yang masih terasa berdenyut. "Aku gak punya pilihan lain. Aku benar-benar bingung!"Kedua tangan Devan mengepal, rahangnya bahkan mengeras menahan rasa kesal yang sudah payah ia kendalikan. "Dasar Vegas brengsek. Mereka semua sama saja!"Amira meraih segelas air putih dingin yang terletak di atas meja, lalu segera meminumnya hingga tandas. Matanya menatap pemandangan balkon apartemen milik sang ibu. Langit terlihat kelabu, seolah menggambarkan hati dan pikirannya saat ini."Gak bisa dibiarkan"
Last Updated: 2024-12-14
Chapter: Memancing Tapi Bukan Memancing Ikan "K-kamu pukul aku?"Plak!Belum usai rasa sakit di pipi kiri Chintya, kini pipi kanannya pun terasa nyeri hingga telinganya berdenging. Tak hanya itu, kedua mata Chintya pun terbelalak, karena Jelita dengan kesadaran penuh berani memukulnya.Wajahnya memerah, ia menatap marah sambil menunjuk. "Kamu! Kamu, beraninya!""Mau aku pukul lagi?" tantang Jelita.Jelita tersenyum miring dan berbisik tepat di telinga Chintya. "Atau ... mau lapor polisi, Kakakku tersayang? Silahkan saja, aku penasaran siapa yang akan ditangkap?! Aku atau kamu?"Chintya berdengus, perkataan Jelita semakin membuatnya tersulut emosi. Posisinya saat ini sungguh terhimpit. Dia tak bisa melakukan apapun kepada Jelita."Dasar penyihir gila! Berani sekali kamu memukul Kak Chintya!"Dengan cepat Mark menangkap.tangan Bella.yang hendak ingin menampar Jelita. Digenggamnya erat lengan sang adik, yang membuat gadis nakal itu pun meringis kesakitan.Mark menatapnya tajam. Rasa dingin dan mencekam seketika membuat bulu kuduk g
Last Updated: 2025-08-17
Chapter: Kejutan di Luar Nalar"Ih! Minggir dikit ngapa! Sempit tau!"Di balik pilar rumah sakit itu Zeya bersembunyi. Tangannya mendorong seseorang yang ada di depannya. "Gak kelihatan, Nicky!" serunya sekali lagi."Ya ampun, istriku! Kita ini lagi ngintip, gak usah pakai toa! Lagian siapa suruh stunting? Pendek, kan?!" ejek Nicky.Kesal dengan suaminya, Zeya pun mencubit perut Nicky. Kedua matanya melotot lalu menginjak kaki sang suami sekuat tenaga."Kamu nanti malam tidur aja di luar, nyempit-nyempitin kasur! Ngabisin oksigen!" ancam Zeya yang berhasil membungkam Nicky dan membuatnya mengalah. Keduanya pun kembali fokus menyaksikan drama yang tersaji di depan mata.Sementara itu kedua pria sedang bersitatap seolah siap memangsamu. Sorot tajam mata Mark begitu mendominasi, tak selaras dengan senyuman yang menghiasi wajahnya."Loh, kok kamu di sini?" tanya Jelita terkejut.Mark mengalihkan pandangannya, seketika sorot tajam itu berubah menjadi begitu lembut dalam sekejap mata. Ia membelai pucuk kepala Jelita, lal
Last Updated: 2025-08-16
Chapter: RisauMata Mark tak sengaja tertuju pada kancing manset tuxedo yang dikenakan Veshal.Kedua alisnya menyatu, tengah berpikir melihat hiasan ruby semerah delima yang begitu familiar."Tuan Dinata, apa kabar?" tanya Veshal ramah.Tak menyambut keramahan Veshal, Mark membuang wajahnya. Ia melihat lurus ke depan tanpa menunjukkan ekspresi apapun. "Baik," jawabnya singkat.Veshal hanya tersenyum, sepertinya rasa persaingan masih tersimpan di hati pria berwajah bule itu. Namun, ia juga tidak mengambil pusing, karena ia sadar tidak bisa memaksa siapapun untuk bersikap baik padanya.Kehadiran Veshal nampaknya menjadi momok yang mengancam bagi Mark. Walaupun sepekan telah berlalu, pria itu masih tak tenang terutama saat harus melepas Jelita berkerja. Segala khayalan liar terbesit di kepalanya. Semakin membuatnya menjadi pribadi yang lebih sensitif."Sore ini kita akan rapat bersama direksi, lalu pukul 8 malam akan menghadiri pesta amal di Hotel Semusim," ujar Yesi.Tetapi tak ada jawaban dari atasan
Last Updated: 2025-07-30
Chapter: Lamaran"Zey." Jelita menyapa. Ia berjalan menghpiri Zeta yang masih memandang kosong lewat jendela kamarnya.Malam itu langit gelap ditaburi bintang yang elok bak hamparan permata. Namun, kecantikan malam tak lantas menghibur hati seorang gadis.Jelita menepuk pundak Zeya, berusaha untuk menjadi pelipur lara sahabatnya."Sudahlah, jangan diharapkan laki-laki itu. Aku yakin pilihan orang tuamu adalah yang terbaik!" ucap Jelita.Zeya menghela napasnya. Ia sudah berupaya untuk melepaskan cinta pertamanya yang tiba-tiba saja menghilangkan bak di telan bumi. Namun, semua tak semudah apa yang diucapkan, karena hatinya tak mampu untuk berkata dusta. Jelita membalik tubuh sahabatnya, perlahan ia mengusap air mata yang mulai menggenangi pelupuk mata Zeya. "Udah cantik kayak begini! Jangan nangis dong!" "Zeya aku yakin kamu pasti akan bahagia!" lanjutnya."Tapi, Ta. Sebenarnya kemana Nicky?" tanya Zeya tiba-tiba. "Bukannya apa-apa, sebenarnya aku juga khawatir."Jelita tersenyum dan menggenggam tang
Last Updated: 2025-04-29
Chapter: Kekhawatiran Jelita "Dokter Veshal!"Veshal menghentikan langkahnya, menoleh ke arah suara yang memanggilnya.Dengan langkah setengah berlari Zeya yang baru kembali bertugas usai cuti pun tersenyum dan menghampiri Veshal."Selamat malam, Dok! Dokter apa kabarnya? Dokter kembali ke sini lagi?" tanya Zeya kembali."Kabar baik," jawab Veshal, lensa matanya yang berwarna coklat menatap Zeya dengan seksama. "Saya memutuskan kembali, karena saat di India saya merasa jiwa dan hati saya masih tertinggal di sini."Sontak jawaban Veshal membuat Zeya mengulum bibir guna menahan senyumnya. Walaupun tak berkata terus terang, Zeya seolah memahami apa yang tersirat secara halus."Oh ya, Dokter Zeya kemana aja? Beberapa hari yang lalu Jelita panik mencari kamu?" tanya Veshal kembali.Zeya tersenyum walaupun jelas sekali perasaannya yang sesungguhnya lewat sirat mata. Gadis itu memainkan stetoskop yang ada di tangannya sebelum menjawab. "Istirahat aja, Dok. Terkadang kita butuh ketenangan dan waktu sendiri agar bisa ber
Last Updated: 2025-04-22
Chapter: Datang Tak dijemput Pulang Tak diantar"Apa, apa maksudnya?"Mark gugup, dan terlihat jelas dari raut wajahnya. Sikapnya pun tentu semakin membuat Jelita curiga.Seketika Jelita sadar jika mereka tengah menjadi tontonan beberapa karyawan. Ia pun segera berdiri dan menatap suaminya. "Lebih baik kita bicara di ruangan kamu!"Jelita berjalan mendahului Mark, berusaha menahan semua rasa yang tersembunyi dalam hatinya. Setelah memastikan Mark masuk ke dalam ruang kerjanya pun Jelita segera membanting pintu, menghadang sang suami yang kini tersudut di antara tembok dan lengan istrinya."Apa ada yang kamu mau katakan padaku?" tanya Jelita tiba-tiba.Wajah pria itu pun semakin gugup, bahkan terus berupaya untuk menghindari kontak mata dengan istrinya. Sikapnya semakin menambah kecurigaan Jelita jika foto yang ia dapatkan buka. Sekedar editan belaka."Mark, jangan coba-coba menutupi sesuatu padaku. Aku tau kamu baru saja bertemu Chintya, kan?!"Deg!Tepat mengenai sasaran. Mark tidak dapat berkelit, ditambah saat Jelita mengeluarka
Last Updated: 2025-04-05