Share

Bab 3 Orang Asing yang Menolong

Perbincangan itu terdengar sangat menakutkan, dan aku pun berpikir keperawananku tak akan lama lagi akan di renggut di apartemen ini. Aku semakin sangat sedih, dan tidak tahu harus bagaimana. Tapi terus saja pria ini mengulurkan tangannya padaku, entah apa maksudnya tetapi ia tidak pernah menarik tangannya kembali.

“Aku...aku harus bagaimana? Ikut dengannya atau aku akan mati bersama mereka?” ucapku berpikir. Aku benar- benar terjebak. Di sini ada vampir dan di luar ada pria mesum. Aku pun mengepalkan tanganku dan menggapai tangan pria itu. Aku segera berdiri dengan bantuannya. Pria itu tersenyum, dan ia tak bicara sepatah kata pun padaku. Tidak disangka olehku, pria ini memeluk erat diriku. Aku tak bisa bergerak dalam pelukannya, pelukannya sangat kuat padaku. Bergerak saja, aku tidak bisa. Ia seperti tidak akan melepaskan diriku. Dalam pelukan erat ini, aku sendiri pun dapat merasakan detak jantungku yang semakin cepat, karena diriku semakin takut dan panik.

Tetapi semakin lama dalam pelukannya, perasaanku mulai tenang hingga aku bisa bernapas dengan legah. Aku merasakan kehangatan dalam dirinya, dan merasakan dia bukanlah pria yang jahat. Tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi lagi padaku. Pria ini menutupi kedua mataku dengan satu tangannya, hingga aku hanya bisa melihat kegelapan. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah ini. Benar- benar gelap dan hening, tetapi aku tidak pernah mendengar suara keamanan yang bejat itu bahkan suara pintu lift terbuka.

Suasana mencengkam mulai kurasakan, aku berlari penuh ketakutan dan tak pernah ku sangka akan menjadi begini. Lift untuk segera tiba di lantai atas menuju kamarku yang sering digunakan pun mendadak macet. Aku terkurung dalam lift ini, dan tak seorangpun dapat mendengar teriakkanku ini. Aku benar- benar merasakan dalam situasi yang berbeda. 

“Aaaa....tolong aku! Siapa saja tolong aku!” teriakku minta tolong sambil memukul- mukul pintu lift hingga aku kelelahan. Tenagaku telah habis hanya untuk di buang- buang. Aku sudah yakin tidak akan ada yang menolong itu, ya itu bukan karena aku terlalu merendahkan diri atau putus asa. Tetapi sejak aku berlari masuk ke gedung apartemen, memanglah tidak ada siapa-siapa. Tempat ini sepi seperti tidak biasanya, seharusnya di jam seperti ini ada banyak orang yang berkeliaran masuk dan keluar apartemen. Tetapi kini, itu sangat berbeda. Aku semakin merasakan ada sesuatu yang aneh. Entah apa itu, tetapi ketakutanku pada bayangan hitam itu semakin menjadi- jadi. 

Aku pun akhirnya menyerah, aku tidak bisa melakukan apapun lagi. Tetapi aku teringat akan sesuatu, ya ponsel. Aku segera menghubungi bagian keamanan gedung apartemen ini. Suara papan ketik ponsel yang cepat, dan segera menghubungi bagian keamanan apartemen. Menunggu komunikasi terhubung.

Beberapa detik berlalu, telponku belum juga diangkat dan aku mulai semakin cemas. Aku takut bayangan hitam atau apapun itu datang kemari. Aku takut pintu lift ini dibuka oleh bukan orang, bukan manusia. Aku lebih menakutkan hal itu dibanding manusia dengan pikiran mesumnya. Aku pun mematikan telpon, lalu kembali menghubungi bagian keamanan dan terus berulang kali. Untuk terakhir kalinya, aku menghubungi bagian keamanan. Telponku terhubung dengan mereka, tetapi hal yang mengejutkan kudengar dengan jelas.

“Siapa yang menghubungi malam- malam begini?”

“Gadis di lantai atas!”

“Oh, anak manis itu ya? Anak baru itu masih perawan kan?”

“Ya, aku rasa. Ada apa memang?”

“Apakah dia tinggal seorang diri?”

“Ya, aku rasa begitu. Ibunya yang memberikan apartemen ini padanya, aku merasa kasihan sekali dengannya. Kau tahu tidak, aku sempat mendengar perbincangan keluarganya jikalau ibu itu ingin membuang anaknya disini”

“Apa? Benarkah itu?”

“Ya, aku mengatakan yang sesungguhnya. Ibunya sengaja membelikan apartemen ini, dia bilang untuk perpisahan mereka terakhir kalinya. Kau tahu tidak, mengapa apartemen ini di jual begitu murah?”

“Ya, apa? Apakah karna humor mengenai apartemen gila ini?”

“Ya kamu benar, apartemen ini di jual murah karena humor itu. Apakah kamu mau menemui gadis baru di lantai atas itu?”

“Ya tentu, kenapa tidak!”

“Oh, begitu ya. Ya aku harap kamu tidak membuatnya merasa kesakitan, ya sebaiknya kamu membawa ini! Dia pasti sangat kesepian dan akan menyukai kehadiranmu itu!”

“Owww.... apa kamu mau berpesta juga? Dia pasti sangat bergairah!”

“Hahahhaa.....”

Perbincangan itu sangat jelas ku dengar, aku tidak mengerti apa maksudnya. Tetapi itu membicarakan tentang diriku, dan pikiranku pun mulai berpikir hal negatif pada mereka. Aku pun segera mematikan komunikasi.

“Kenapa? Apakah benar ibuku melakukan hal seperti itu? Ia membuangku, kenapa? Tetapi ibu bilang apartemen ini adalah hadiah untukku. Kenapa, ibu? Apakah ibu telah membohongiku? Tapi kenapa? Apakah aku memang bukan anak kandung? Keamanan itu, dia menggelikan sekali! Apa jangan- jangan mereka akan melakukan sesuatu padaku? Tidak mungkin, itu cuman halusinasiku saja. Ya ampun, apa yang harus kulakukan sekarang? Kenapa aku terjebak di situasi seperti ini? Tidak adakah.... tidak adakah yang bisa menolongku? Kumohon tolong aku!” ucapku sembari menutup mata dan menangis.

Tiba- tiba tak terduga olehku, aku merasakan ada sesuatu yang mengikutiku. Aku pun membuka mataku, dan aku dikagetkan dengan seorang pria berjubah hitam tepat di depanku. Aku pun kaget dan mengambil langkah mundur. Aku melihat pria itu. Wajahnya tampan, sedikit pucat, matanya hitam semerah darah. Melihat ciri- ciri fisiknya, aku kembali dibuat kaget. Aku sangat kaget, hingga aku terjatuh dan tingkahku tak sengaja menarik perhatiannya. Ia melihat ke arahku.

Aku melihat tatapan matanya yang terlihat seperti bukan manusia, ia sama seperti vampir yang aku gambarkan dalam novelku. Tidak kusangka, ia mengulurkan tangannya padaku. Ia tersenyum sinis padaku, sementara diriku ketakutan setengah mati.

Sementara di luar lift, aku mendengar percakapan bagian keamanan. Aku semakin takut, aku merasa berada di dua bahaya secara bersamaan. Percakapan keamanan itu menakutkan sekali, dan pria bermata hitam semerah darah ini juga menakutkan.

Di luar lift ini terdengar percakapan beberapa bagian keamanan. Perbincangan yang terdengar mengerikan untuk seorang gadis sendirian di apartemen ini.

“Kamu membawanya?”

“Ya tentu saja, apakah kamu tidak sabar untuk menikmatinya? Oh, aku lah yang harus lebih dulu dan baru lah kamu!”

“Ah, apakah rasanya akan tetap sama?”

“Ya tentu saja, dia bahkan bisa dinikmati oleh semua orang. Ya maksudku hanya kita. Kita sekap saja dia! Kita bawa dia pemakaman, disana tempat yang bagus kan? Tuan kita juga akan sangat menyukainya!”

“Hem, ide yang bagus. Bagaimana kalau kita bermain dengannya lebih dulu? Aku membawa minuman yang sangat enak loh!”

“Bagus! Kita akan berpesta semalaman!”

“Benar, pesta pesta!”

“Ah, sayangnya cuman satu gadis. Tapi tidak masalah lah selagi dia masih perawan. Hahahaha!!”

Perbincangan itu terdengar sangat menakutkan, dan aku pun berpikir keperawananku tak akan lama lagi akan di renggut di apartemen ini. Aku semakin sangat sedih, dan tidak tahu harus bagaimana. Tapi terus saja pria ini mengulurkan tangannya padaku, entah apa maksudnya tetapi ia tidak pernah menarik tangannya kembali.

“Aku...aku harus bagaimana? Ikut dengannya atau aku akan mati bersama mereka?” ucapku berpikir. Aku benar- benar terjebak. Di sini ada vampir dan di luar ada pria mesum. Aku pun mengepalkan tanganku dan menggapai tangan pria itu. Aku segera berdiri dengan bantuannya. Pria itu tersenyum, dan ia tak bicara sepatah kata pun padaku. Tidak disangka olehku, pria ini memeluk erat diriku. Aku tak bisa bergerak dalam pelukannya, pelukannya sangat kuat padaku. Bergerak saja, aku tidak bisa. Ia seperti tidak akan melepaskan diriku. Dalam pelukan erat ini, aku sendiri pun dapat merasakan detak jantungku yang semakin cepat, karena diriku semakin takut dan panik.

Tetapi semakin lama dalam pelukannya, perasaanku mulai tenang hingga aku bisa bernapas dengan legah. Aku merasakan kehangatan dalam dirinya, dan merasakan dia bukanlah pria yang jahat. Tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi lagi padaku. Pria ini menutupi kedua mataku dengan satu tangannya, hingga aku hanya bisa melihat kegelapan. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah ini. Benar- benar gelap dan hening, tetapi aku tidak pernah mendengar suara keamanan yang bejat itu bahkan suara pintu lift terbuka.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Elsya Rasya Gabriel
kenapa tiap bab2 slalu di ulang2
goodnovel comment avatar
Suci Saraswati
Tarik sys... Semongko aah mantap ?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status