"Kumohon, Tuan Ernest!"
Rosalia memejamkan matanya, ia tak sanggup melihat apa yang ingin Ernest lakukan kepada dirinya. Tapi... Satu menit, dua menit, hingga beberapa menit berlalu, ia yang berpikir bahwa Ernest akan menyentuhnya sontak mengerutkan kening ketika ia tidak lagi merasakan pergerakan Ernest."Dia... Berhenti?" perlahan-lahan Rosalia membuka matanya, hanya sedikit. Mencoba mengintip apa yang sedang Ernest lakukan. Namun pria berparas dewasa dan tampan itu justru saat ini hanya diam dan sedang menatap ke arahnya. "Tu-Tuan Ernest?" kini Rosalia membuka lebar matanya. Ia hampir tak percaya bahwa saat ini netra Ernest yang tertuju padanya terlihat sangat sendu. Sayangnya itu tak berlangsung lama, karena Ernest segera mengubah ekspresinya setelah ia menegur Ernest."Mengapa menangis? Apa kamu takut kalau aku akan menyentuhmu lagi?!"Nada suara Ernest terdengar kesal, seakan Ernest merasa tersinggung akan sikapnya."A-aku...""Lihat itu!" Ernest membalikkan tubuh Rosalia yang semula membelakangi kaca hingga kini menghadap ke arah kaca. Dengan kondisi pakaian yang sedikit terbuka di bagian pundak hingga ke dada, maka bekas kemerahan yang ia tinggalkan semalam di sekitar pundak dan dada Rosalia langsung terlihat di pantulan kaca. Bekas-bekas itu laksana kelopak mawar di atas kulit Rosalia yang putih dan bersih. "Semalam aku telah memberi tanda pada tubuhmu, Rosalia Heart! Tanda bahwa aku telah menyentuhmu, dan sejak itu kamu resmi menjadi mainanku. Selain itu, aku pikir Rose tidak mungkin akan memiliki tanda seperti ini, bukan?"Rosalia yang semula takut pada Ernest kini terdiam setelah ia melihat semua bercak kemerahan yang tertinggal pada kulitnya. Ia juga merutuki perbuatan Ernest yang mirip seekor anjing yang sedang menandai wilayahnya. "Tu-Tuan Ernest, apa kamu shio anjing?" gumamnya pelan, terlalu pelan agar Ernest tidak mendengar ucapannya itu. Tanpa menyadari bahwa Ernest yang kini telah merapatkan tubuh ke punggungnya justru telah mendengar dengan sangat jelas semua kata-katanya."Shio-ku memang anjing, dan karena aku sudah memberi tanda padamu. Jadi jangan pernah melakukan sesuatu yang akan membuatku marah nantinya. Jika tidak, maka jangan salahkan aku jika aku akan menggigitmu!" seiring Ernest menyelesaikan kalimatnya, ia perlahan-lahan menarik kembali resleting dress yang berada di punggung Rosalia ke atas. "Mulai besok kamu akan tinggal bersamaku!" titahnya tanpa ingin dibantah."Maaf, aku tidak bersedia!"Ernest menatap pantulan wajah Rosalia yang terpantul di cermin toilet dengan memicingkan matanya untuk memberi peringatan pada Rosalia agar tidak lagi membantahnya."Ingat, kamu masih belum membayarku untuk jasaku semalam. Dan satu lagi, coba pikir! Bagaimana jika Kakakku sampai tahu bahwa gadis yang akan dijodohkan kepada putranya ternyata tidak lagi suci? Bukan hanya tidak suci, tapi kamu juga bukan Rose. Jadi ini adalah sebuah penipuan!"Rosalia membeku, keberaniannya yang baru saja hadir langsung menguap bak asap yang tertiup oleh hembusan angin."Hanya aku yang bisa membantumu untuk melalui perjodohan ini, Rosalia Heart. Karena itu, patuhlah!" Ernest mengusap kepala Rosalia dengan lembut lalu membuka pintu toilet dan pergi begitu saja. Meninggalkan Rosalia yang masih termangu menatap cermin toilet.10 menit kemudian Rosalia kembali ke ruang tamu mansion, ia melihat Ernest kini telah berbincang kembali dengan kedua keponakannya. Sementara Ayah dan Ibunya serta Carlisle dan Charlotte justru menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk ia mengerti."Ada apa ini? Apakah Paman Carlisle dan Bibi Charlotte sedang menungguku?" pikirnya. Untuk sesaat ia menepis pikiran itu lalu kembali duduk di samping Ibunya. Hingga..."Apa itu benar, Rose?"Rosalia menatap Ibunya dengan wajah bingung, "Apa yang benar?" ujarnya dalam hati."Rose, beberapa menit yang lalu Ernest telah menjelaskan semuanya kepada Paman kalau kamu tidak ingin tinggal di mansion ini karena takut pada Paman dan Bibi, apa itu benar?""Kapan aku mengatakan hal itu?" Rosalia melemparkan tatapannya pada Ernest yang kebetulan juga sedang menatapnya. Ernest tersenyum padanya, tapi ada kelicikan yang tampak pada senyum itu. Dan itu membuat Rosalia ingin memukul wajah tampan Ernest dengan kepalan tangannya. Namun, ia tentu saja tidak melakukannya. Tidak di sini, di hadapan kedua orang tuanya. Tidak juga di hadapan Carlisle, Charlotte dan kedua pria yang akan dijodohkan padanya. "Eng, Paman. Ma-maafkan ketidak sopananku." Rosalia kembali berpaling pada Carlisle, ia juga menundukkan kepalanya sebagai permintaan maaf atas kelancangan ucapannya. Meski ia tidak pernah mengatakan hal itu sama sekali, tapi siapa yang akan percaya padanya apabila kata-kata itu keluar dari mulut Ernest?"Rose, kamu tidak perlu takut!" tukas Charlotte lembut.Rosalia tersenyum kaku. Yah, sejujurnya ia memang belum siap untuk tinggal bersama Carlisle dan Charlotte, terlebih lagi ia juga masih bingung bagaimana akan melakukan pendekatan terhadap Oliver dan Edward yang selalu memasang wajah dingin di hadapannya.Andai, ia tidak tinggal di bawah atap yang sama dengan Charlotte dan Carlisle, mungkin saja ia akan mencoba untuk melakukannya karena ia tidak perlu merasa canggung terhadap kedua orang tua Oliver dan Edward itu. Dan sekarang, solusi untuk masalah tempat tinggal ini sepertinya telah diselesaikan dengan baik oleh Ernest."Haruskah aku berterima kasih padanya?" Rosalia mengerucutkan bibirnya dengan sebal."Baik." Carlisle dan Charlotte yang menghadapi kebisuan Rosalia akhirnya mengangguk pasrah.Sebenarnya Carlisle bisa saja memaksa, tetapi dia tidak berani menghancurkan perjodohan yang telah diaturkan oleh Ayahnya dengan Ayah Alston. Selain itu, dia dan Charlotte telah sempat berdiskusi sebelumnya tentang usulan Ernest yang mengusulkan agar Rose, Oliver, dan juga Edward tinggal bersamanya selama masa perkenalan."Sepertinya itu cukup baik, setidaknya Rose tidak perlu merasa canggung terhadap Ernest. Bukan begitu, Ernest?"Ernest mendehem pelan lalu menganggukkan kepalanya kepada Saudaranya. "Benar," sahutnya sambil tertawa dalam hati. Ia senang karena apa yang telah ia rencanakan ternyata berjalan dengan sangat mulus sekali.Sore ini, ketika pulang dari Gail Group... Ia sebenarnya mendapat informasi dari Ben bahwa malam ini kedua orang tua Rosalia akan membawa Rosalia ke mansion milik keluarganya untuk bertemu dengan Saudara lelakinya dan kedua keponakannya yang semula akan dijodohkan dengan Rose. Dan entah mengapa saat itu ia malah merasa sangat kesal setelah mendengar informasi tersebut. Ia, benar-benar tidak rela jika Rosalia akan menikah dengan salah seorang keponakannya. Karena gadis belia berwajah cantik itu yang telah berani menggodanya di Klub, telah menarik perhatiannya dengan reaksinya di kala ia menyentuh Rosalia. Baginya, saat itu Rosalia terlihat sangat manis dan sangat berbeda dengan semua wanita yang pernah ia tiduri sebelumnya."Sudah diputuskan, besok Rose akan diantar ke mansion Ernest!" pungkas Carlisle.Keesokan harinya, siang hari. "Nona Rose?"Tokk!! Tokk!! "Anda diminta untuk datang ke Gail Group menemui Tuan Ernest."Rosalia yang tengah menyimpan pakaian ke dalam lemari sontak menatap pintu kamar. "Nona Rose?""Sebentar!" Rosalia pun bergegas meninggalkan pekerjaannya lalu melangkah ke arah pintu untuk membukakan pintu. Pagi ini, usai ia menyelesaikan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Ia dijemput oleh Ben dan dibawa ke mansion milik Ernest yang tampak lebih luas dari mansion milik keluarganya. Baginya semua wajar saja, apalagi Ernest termasuk dalam deretan 3 pria terkaya di Eropa. Meski keluarga Gail sangat terkenal dulunya, tapi sejak Ernest yang mengelola Gail Group. Kekayaan keluarga Gail langsung masuk dalam jajaran Konglomerat yang memiliki harta tidak habis selama 7 turunan. "Anne?" Rosalia menatap wanita paruh baya yang berdiri tepat di hadapannya setelah ia membuka pintu kamar. Anne, wanita paruh baya ini baru ia temui beberapa jam yang lalu ketika ia tiba di
"Apa yang terjadi di sini? Mengapa sangat berisik sekali?!"Rosalia yang tengah meronta sontak berpaling ke arah asal suara, begitu juga dengan kedua Security Gail Group yang sedang memegang lengannya. "Asisten Ben, wanita ini memaksa untuk menemui Tuan Ernest." Lapor salah seorang Security yang sedang menahan Rosalia. "Itu benar, Asisten Ben. Tidak hanya itu, wanita ini juga memberikan alasan yang sama seperti semua wanita yang ingin menemui Tuan Ernest sebelumnya." Timpal Security yang satunya. Pria yang tadi menegur, yang tak lain adalah Ben... Sontak mengerutkan keningnya. Lima menit yang lalu, Ben baru mendapat telpon dari supir mansion yang telah ditugaskan untuk mengantarkan Rosalia ke Gail Group. Dan ketika menghubunginya, supir mansion mengatakan padanya kalau Rosalia telah berada di Gail Group untuk memberikan berkas Ernest yang tertinggal di mansion. Karena itulah Ben segera meninggalkan kantor Ernest untuk menjemput Rosalia. "Asisten Ben, ini aku! Rose!!" teriak Rosal
"Tuan Ernest, bukankah kamu yang telah memintaku agar secepatnya ke Gail Group untuk mengantarkan berkas milikmu!" Rosalia mengerucutkan bibirnya lalu menyerahkan berkas yang ia bawa. Tapi, ia tidak menyerahkannya secara langsung pada Ernest, melainkan meletakkannya ke atas meja yang ada di hadapan Ernest. "Tugasku sudah selesai!" tanpa menunggu jawaban Ernest, Rosalia kemudian membalikkan tubuhnya. Berjalan menuju lift tempat beberapa saat yang lalu ia baru saja keluar dari lift tersebut. "Siapa yang telah mengijinkanmu untuk pergi?" cetus Ernest dingin. Kedua alis tebalnya menyatu ke tengah, dan sesaat setelahnya ia melirik Ben lalu memberi isyarat agar Ben segera meninggalkan ruangannya. "Baik, Tuan." Ben langsung pergi begitu saja melewati Rosalia yang justru kini telah menghentikan langkahnya. "Nona Rosalia, tolong jaga sikapmu. Sebaiknya Nona tidak memancing kemarahan Tuan di sini." Bisiknya, ketika ia berpapasan dengan Rosalia. Kata-kata Ben itu, membuat Rosalia mendelik gusa
"Jelaskan apa maksud ucapanmu di mobil tadi?" Rosalia yang sejak 10 menit lalu telah duduk bersama Ernest di dalam room privasi yang terdapat di resto mewah 'Les Jardin'... Menatap Ernest yang sedang berbicara dengan seorang pelayan resto dengan wajah gusar. "Tuan Ernest, jangan mengacuhkanku!" Ernest melirik Rosalia yang terlihat menyimpan kekesalan padanya lalu memberi isyarat pada pelayan resto agar segera pergi. Sepeninggal pelayan resto, Ernest pun menatap Rosalia dengan wajah datar. Baru kali ini ia menemukan ada wanita yang berani mengganggunya ketika ia sedang berbicara. "Hmmm... Kalau aku tidak salah, bukankah kamu termasuk salah seorang gadis yang sangat pintar di sekolahmu? Dan tentang kata-kataku tadi, bagiku itu sudah cukup jelas.""Cukup jelas? Di mana? Karena aku sama sekali tidak mengerti." "Tentu saja tentang perjodohan Rose dengan keluarga Gail."Rosalia mengerutkan keningnya. Sebelumnya ia memang tidak diberitahu apapun tentang perjodohan Rose dengan keluarga Gai
Selama hampir 30 menit Rosalia membisu, hingga sedan yang dikemudikan oleh Ernest memasuki halaman Gail Group. Menyaksikan sedan Ernest melambat, 2 petugas valey segera berlari menyusul sedan tersebut. Setibanya di depan pintu lobby, dan setelah sedan berhenti sempurna... Kedua petugas valey segera membukakan pintu untuk Rosalia dan Ernest. Untuk sesaat Rosalia termangu sembari berpikir haruskah ia mengikuti Ernest kembali ke dalam Gail Group? Namun, suara Ernest yang telah turun dari sedan sontak menyentakkannya dari lamunannya. "Turunlah!"Saat ini Ernest berdiri tepat di sampingnya, di sebelah pintu sedan yang telah terbuka. Ceo Gail Group yang sangat ia takuti itu sedang mengulurkan tangan padanya. Seolah ia dan Ernest sedang berkencan sekarang. "Tuan Ernest, aku... Aku pikir sebaiknya aku kembali ke mansionmu agar aku tidak mengganggumu." Ucap Rosalia canggung sembari meraih tangan Ernest lalu keluar dari dalam sedan. "Nanti kita pulang bersama!" tanpa ingin dibantah, Ernest
"Nona Rose, makan malam telah siap!"Rosalia beranjak dengan malas dari atas ranjang menuju pintu kamar. Di saat ia membuka pintu, Anne sedang berdiri di depan pintu sambil menatap ke arahnya. "Aku akan turun, Anne." Tukasnya. "Sebaiknya begitu, Nona. Karena saat ini Tuan Oliver dan Tuan Edward telah menunggu Nona di ruang makan.""Mereka sudah pulang?" mata Rosalia membola tak percaya. Setahunya... Sebagai Ceo dari Gail Industries dan Gail Mart, ia sangat mengerti bahwa pekerjaan Oliver dan Edward seharusnya sangat padat. Dan untuk pulang makan malam di mansion, sepertinya itu sesuatu yang sangat mustahil untuk dilakukan oleh kedua putra Carlisle itu. Siang ini, ketika ia kembali dari Gail Group, Anne sempat berkata padanya kalau suruhan Oliver dan Edward telah mengantar barang kedua kakak beradik itu ke mansion Ernest. Hanya saja, mungkin Rosalia tidak akan segera bertemu dengan Oliver dan Edward yang terkenal sangat sibuk. Kecuali di hari weekend. Tapi sekarang... "Ini memang sa
"Apakah kamu bukan Rose?"Rosalia menghembuskan nafasnya di pinggir kolam renang ketika ia mengingat percakapannya dengan Gail bersaudara di meja makan beberapa saat yang lalu. Sebelum ia datang ke mansion Ernest, sempat terpikirkan olehnya bahwa tidak akan semudah itu untuk mendekati Oliver dan Edward. Bahkan ia masih berharap kalau Rose akan kembali untuk membantunya. Namun jawaban Rose... [Maaf, Rosi. Aku benar-benar tidak siap untuk masuk ke dalam keluarga Gail. Seperti yang pernah kukatakan padamu, aku sangat mengenal Oliver dan Edward. Aku tahu bagaimana pandangan mereka terhadapku. Mereka... Mereka tidak menyukai seorang kutu buku yang selalu berwajah serius sepertiku. Tapi itu berbeda denganmu, Rosi. Kamu selalu berwajah ceria dan tidak terlihat membosankan. Jadi, kemungkinan mereka akan menyukaimu. Bukankah para Bangsawan memang selalu begitu? Tertarik pada wanita yang mampu membawa diri mereka dengan baik?]Inilah balasan yang dikirimkan Rose padanya di saat ia bertanya bis
Di dalam kamar setelah percakapan singkatnya dengan Ernest, Rosalia kini tengah termangu menatap langit-langit kamar. Tadi, ia tidak tahu harus berbicara apa ketika Ernest memohon agar ia mau memilih Ernest. Karena saat itu ia masih merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Selain itu, bukankah ingin mengenal kedua putra Carlisle juga adalah permintaannya? Jadi bagaimana mungkin dia mengecewakan Carlisle yang telah menyetujui usulnya itu? "Dengan kondisimu sekarang, hanya aku yang akan menerimamu, Rosalia Heart!"Kata-kata Ernest ini terus terngiang di telinganya, kata-kata itu Ernest ucapkan sebelum Ernest pergi meninggalkannya. "Apa yang harus kulakukan?" Rosalia menggigit bibirnya dengan resah, bahkan sesekali ia akan memukul spring bed empuk yang tengah ia tiduri saat ini hanya untuk melampiaskan perasaannya. Meski begitu, hatinya sangat setuju atas ucapan Ernest tentang kondisinya yang tidak lagi perawan. Dan jika Oliver dan Edward sampai mengetahui hal ini, apakah kedua putr