Keesokan harinya, siang hari.
"Nona Rose?"Tokk!! Tokk!!"Anda diminta untuk datang ke Gail Group menemui Tuan Ernest."Rosalia yang tengah menyimpan pakaian ke dalam lemari sontak menatap pintu kamar."Nona Rose?""Sebentar!" Rosalia pun bergegas meninggalkan pekerjaannya lalu melangkah ke arah pintu untuk membukakan pintu.Pagi ini, usai ia menyelesaikan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Ia dijemput oleh Ben dan dibawa ke mansion milik Ernest yang tampak lebih luas dari mansion milik keluarganya. Baginya semua wajar saja, apalagi Ernest termasuk dalam deretan 3 pria terkaya di Eropa. Meski keluarga Gail sangat terkenal dulunya, tapi sejak Ernest yang mengelola Gail Group. Kekayaan keluarga Gail langsung masuk dalam jajaran Konglomerat yang memiliki harta tidak habis selama 7 turunan."Anne?" Rosalia menatap wanita paruh baya yang berdiri tepat di hadapannya setelah ia membuka pintu kamar.Anne, wanita paruh baya ini baru ia temui beberapa jam yang lalu ketika ia tiba di mansion Ernest. Saat itu, Anne yang merupakan kepala pelayan di mansion ini membukakan pintu untuk menyambutnya. Sepertinya Ernest telah memberitahukan tentang kedatangannya hari ini pada Anne."Nona Rose." Anne membungkuk di hadapan Rosalia, "Tuan Ernest baru saja menelpon, beliau meminta anda untuk pergi ke Gail Group.""Mengapa?" tanya Rosalia bingung."Ada berkas milik Tuan yang ketinggalan di mansion, sementara Asisten Ben saat ini sedang sibuk menemani Tuan. Jadi...""Oh." Rosalia tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya, "Baik, berikan berkas itu padaku." Ujarnya.Anne menyerahkan berkas yang baru saja ia ambil dari ruang kerja Ernest lalu menyerahkannya pada Rosalia."Nona ingin makan dulu sebelum pergi?" tanyanya pada Rosalia.Rosalia menggeleng pelan, "Tidak, terima kasih. Nanti aku akan makan di jalan." Ia diam sejenak seakan ada sesuatu yang terlupakan olehnya, dan setelah beberapa saat... Rosalia kembali menatap Anne. "Oh ya, Anne. Apakah ada supir di sini?""Tentang itu, Nona Rose jangan khawatir. Tuan sudah mempersiapkan supir untuk mengantar Nona ke Gail Group. Sekarang supir mansion sedang menunggu Nona di bawah.""Baik, aku akan turun sebentar lagi!"Anne langsung berpamitan setelah mendengar jawaban dari Rosalia, sementara Rosalia segera bergegas mengambil ponsel miliknya tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.Beberapa jam yang lalu, setibanya ia di mansion Ernest dan diantarkan ke salah satu kamar tamu yang sedang ia tempati sekarang... Rosalia langsung mengganti dress yang ia kenakan dengan celana panjang dan hodie yang biasanya selalu ia kenakan di mansion milik keluarganya.Tapi, pakaiannya yang tidak biasa itu membuat supir yang akan mengantarnya ke Gail Group, sontak mengerutkan kening saat melihatnya.Rosalia mengacuhkan tatapan supir itu dan langsung masuk ke kursi penumpang. Bahkan dengan santai ia memerintahkan supir mansion Ernest agar segera menjalankan mobil.Selama di perjalanan, sesekali supir mansion melirik Rosalia dari kaca spion yang terletak di hadapannya. Merasa sedikit bingung terhadap wanita pilihan Majikannya kali ini. Walaupun ia jarang dipergunakan oleh Ernest untuk mengantar Majikannya itu, namun terkadang di saat Ben diperintahkan Ernest untuk menggantikan Ernest mengurus sebuah project. Maka ia lah yang biasanya akan menjemput Ernest. Saat itu ia beberapa kali melihat Ernest berpisah dengan seorang wanita, baik di parkiran Gail Group atau pun di depan sebuah hotel mewah. Dan semua wanita yang pernah ia lihat selalu berdandan glamour juga tampak sangat feminin. Berbeda dengan gadis kecil yang sedang ia antarkan ke kantor Ernest sekarang.Di matanya, Rosalia sebenarnya tidak jelek, malah bisa dikatakan kalau gadis belia itu yang tengah mengutak-atik ponselnya di kursi penumpang, memiliki wajah yang sangat cantik bak seorang model kelas atas. Hanya saja pakaian yang Rosalia kenakan pada tubuhnya, terlalu biasa. Sama sekali tidak menunjukkan bahwa gadis itu adalah putri dari seorang Bangsawan seperti yang telah Ernest ucapkan pagi ini di hadapan para pelayan mansion sebelum Majikannya itu pergi meninggalkan mansion."No-Nona?""Ya.""Apakah Tuan tidak akan marah jika Nona menemui Tuan seperti ini?"Rosalia yang tengah membalas chat dari Rose, segera menghentikan gerakan tangannya dan mengangkat wajahnya. Ia menatap supir mansion yang baru saja melontarkan pertanyaan itu padanya."Eng, maaf?""Kita akan ke Gail Group, Nona Rose.""Lalu?""Pa-pakaian, Nona..."Baru menyadari apa yang ia kenakan pada tubuhnya, Rosalia tanpa sadar menjerit histeris. "Arrghhh!!"Supir mansion yang terkejut mendengar teriakan tersebut reflek menginjak rem mobil dan membanting setir ke kiri."No-Nona, apa Nona baik-baik saja?" tanyanya cemas sembari memalingkan wajahnya ke arah Rosalia setelah mobil berhenti sempurna di sisi kiri jalan.Rosalia tidak menjawab, ia justru mematung melihat pakaian yang ia kenakan di tubuhnya."Bagaimana ini?" ia menggigit bibirnya, jika ia pulang kembali ke mansion Ernest untuk berganti pakaian, tentunya akan memakan waktu. Sedangkan jika ia menemui Ernest dengan pakaian santainya saat ini di Gail Group... Bukankah itu sama saja dengan mencoreng wajah Ayah dan Ibunya jika ia sampai dikenali sebagai putri dari keluarga Heart?"Nona?"Setelah mendapatkan ide bagaimana harus mengantarkan dokumen Ernest tanpa dikenali, Rosalia pun menutupi rambutnya dengan topi hodienya."Bagaimana jika aku menemui Tuan Ernest seperti ini?" usulnya sambil menatap supir mansion, meminta pendapat tentang penampilannya."Nona, Nona terlihat seperti orang dari agen pengiriman barang!" tukas sang supir."Bagus, itu artinya tidak akan ada seorang pun yang akan mengenaliku, kan?"Sang supir mengangguk pasrah, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah melihat apa yang Rosalia lakukan. Ia lebih memilih untuk segera menjalankan kembali mobil menuju Gail Group.Setibanya di parkiran Gail Group, supir mansion memberitahu Rosalia ke mana ia harus pergi untuk mengantarkan berkas milik Ernest."Nona, nanti Nona katakan saja pada Resepsionis yang bertugas hari ini jika kedatangan Nona atas perintah Tuan Ernest. Setelah Nona selesai, kembalilah ke sini. Aku akan menunggu Nona di sini."Rosalia menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan parkiran. Di saat masuk ke lobby Gail Group yang luas dan tampak mewah, Rosalia sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya. Ia takut kalau ada seseorang yang akan mengenalinya di lobby ini.Dengan menutup sebagian wajahnya menggunakan berkas yang ia bawa, Rosalia pun menghampiri meja Resepsionis. Ada dua wanita cantik di balik meja itu, kedua wanita itu menatapnya dengan wajah bingung."Nona, bisakah saya bertemu dengan Tuan Ernest? Saya harus menyerahkan berkas ini kepada beliau."Kedua Resepsionis wanita itu mengerutkan kening, sedikit curiga dengan niat dari gadis yang ada di hadapan mereka sekarang.Di Gail Group, sudah bukan rahasia lagi jika setiap harinya ada saja wanita yang sengaja datang mengunjungi Gail Group demi bertemu Ernest. Alasan para wanita tersebut terkadang sangat tidak masuk akal, dan biasanya Ernest akan langsung meminta Resepsionis agar menghubungi Security gedung demi mengusir para wanita itu."Ah, lagi-lagi wanita yang tergila-gila pada Tuan Ernest."Salah seorang dari Resepsionis segera memencet tombol interkom dan memanggil Security untuk segera menghampiri meja Resepsionis. Tak lama kemudian dua orang Security bertubuh kekar masuk ke lobby dan berhenti di belakang Rosalia, lalu menarik Rosalia untuk meninggalkan lobby.Rosalia yang merasa bingung mengapa tiba-tiba ia diseret di depan beberapa karyawan Gail Group, tentu saja langsung memberontak dengan berteriak keras."Kalian... Kalian berani menyeretku? Apa kalian tidak tahu kalau Tuan Ernest sedang menunggu berkas yang sedang kubawa?!"' jerit Rosalia."Apa yang terjadi di sini? Mengapa sangat berisik sekali?!"Rosalia yang tengah meronta sontak berpaling ke arah asal suara, begitu juga dengan kedua Security Gail Group yang sedang memegang lengannya. "Asisten Ben, wanita ini memaksa untuk menemui Tuan Ernest." Lapor salah seorang Security yang sedang menahan Rosalia. "Itu benar, Asisten Ben. Tidak hanya itu, wanita ini juga memberikan alasan yang sama seperti semua wanita yang ingin menemui Tuan Ernest sebelumnya." Timpal Security yang satunya. Pria yang tadi menegur, yang tak lain adalah Ben... Sontak mengerutkan keningnya. Lima menit yang lalu, Ben baru mendapat telpon dari supir mansion yang telah ditugaskan untuk mengantarkan Rosalia ke Gail Group. Dan ketika menghubunginya, supir mansion mengatakan padanya kalau Rosalia telah berada di Gail Group untuk memberikan berkas Ernest yang tertinggal di mansion. Karena itulah Ben segera meninggalkan kantor Ernest untuk menjemput Rosalia. "Asisten Ben, ini aku! Rose!!" teriak Rosal
"Tuan Ernest, bukankah kamu yang telah memintaku agar secepatnya ke Gail Group untuk mengantarkan berkas milikmu!" Rosalia mengerucutkan bibirnya lalu menyerahkan berkas yang ia bawa. Tapi, ia tidak menyerahkannya secara langsung pada Ernest, melainkan meletakkannya ke atas meja yang ada di hadapan Ernest. "Tugasku sudah selesai!" tanpa menunggu jawaban Ernest, Rosalia kemudian membalikkan tubuhnya. Berjalan menuju lift tempat beberapa saat yang lalu ia baru saja keluar dari lift tersebut. "Siapa yang telah mengijinkanmu untuk pergi?" cetus Ernest dingin. Kedua alis tebalnya menyatu ke tengah, dan sesaat setelahnya ia melirik Ben lalu memberi isyarat agar Ben segera meninggalkan ruangannya. "Baik, Tuan." Ben langsung pergi begitu saja melewati Rosalia yang justru kini telah menghentikan langkahnya. "Nona Rosalia, tolong jaga sikapmu. Sebaiknya Nona tidak memancing kemarahan Tuan di sini." Bisiknya, ketika ia berpapasan dengan Rosalia. Kata-kata Ben itu, membuat Rosalia mendelik gusa
"Jelaskan apa maksud ucapanmu di mobil tadi?" Rosalia yang sejak 10 menit lalu telah duduk bersama Ernest di dalam room privasi yang terdapat di resto mewah 'Les Jardin'... Menatap Ernest yang sedang berbicara dengan seorang pelayan resto dengan wajah gusar. "Tuan Ernest, jangan mengacuhkanku!" Ernest melirik Rosalia yang terlihat menyimpan kekesalan padanya lalu memberi isyarat pada pelayan resto agar segera pergi. Sepeninggal pelayan resto, Ernest pun menatap Rosalia dengan wajah datar. Baru kali ini ia menemukan ada wanita yang berani mengganggunya ketika ia sedang berbicara. "Hmmm... Kalau aku tidak salah, bukankah kamu termasuk salah seorang gadis yang sangat pintar di sekolahmu? Dan tentang kata-kataku tadi, bagiku itu sudah cukup jelas.""Cukup jelas? Di mana? Karena aku sama sekali tidak mengerti." "Tentu saja tentang perjodohan Rose dengan keluarga Gail."Rosalia mengerutkan keningnya. Sebelumnya ia memang tidak diberitahu apapun tentang perjodohan Rose dengan keluarga Gai
Selama hampir 30 menit Rosalia membisu, hingga sedan yang dikemudikan oleh Ernest memasuki halaman Gail Group. Menyaksikan sedan Ernest melambat, 2 petugas valey segera berlari menyusul sedan tersebut. Setibanya di depan pintu lobby, dan setelah sedan berhenti sempurna... Kedua petugas valey segera membukakan pintu untuk Rosalia dan Ernest. Untuk sesaat Rosalia termangu sembari berpikir haruskah ia mengikuti Ernest kembali ke dalam Gail Group? Namun, suara Ernest yang telah turun dari sedan sontak menyentakkannya dari lamunannya. "Turunlah!"Saat ini Ernest berdiri tepat di sampingnya, di sebelah pintu sedan yang telah terbuka. Ceo Gail Group yang sangat ia takuti itu sedang mengulurkan tangan padanya. Seolah ia dan Ernest sedang berkencan sekarang. "Tuan Ernest, aku... Aku pikir sebaiknya aku kembali ke mansionmu agar aku tidak mengganggumu." Ucap Rosalia canggung sembari meraih tangan Ernest lalu keluar dari dalam sedan. "Nanti kita pulang bersama!" tanpa ingin dibantah, Ernest
"Nona Rose, makan malam telah siap!"Rosalia beranjak dengan malas dari atas ranjang menuju pintu kamar. Di saat ia membuka pintu, Anne sedang berdiri di depan pintu sambil menatap ke arahnya. "Aku akan turun, Anne." Tukasnya. "Sebaiknya begitu, Nona. Karena saat ini Tuan Oliver dan Tuan Edward telah menunggu Nona di ruang makan.""Mereka sudah pulang?" mata Rosalia membola tak percaya. Setahunya... Sebagai Ceo dari Gail Industries dan Gail Mart, ia sangat mengerti bahwa pekerjaan Oliver dan Edward seharusnya sangat padat. Dan untuk pulang makan malam di mansion, sepertinya itu sesuatu yang sangat mustahil untuk dilakukan oleh kedua putra Carlisle itu. Siang ini, ketika ia kembali dari Gail Group, Anne sempat berkata padanya kalau suruhan Oliver dan Edward telah mengantar barang kedua kakak beradik itu ke mansion Ernest. Hanya saja, mungkin Rosalia tidak akan segera bertemu dengan Oliver dan Edward yang terkenal sangat sibuk. Kecuali di hari weekend. Tapi sekarang... "Ini memang sa
"Apakah kamu bukan Rose?"Rosalia menghembuskan nafasnya di pinggir kolam renang ketika ia mengingat percakapannya dengan Gail bersaudara di meja makan beberapa saat yang lalu. Sebelum ia datang ke mansion Ernest, sempat terpikirkan olehnya bahwa tidak akan semudah itu untuk mendekati Oliver dan Edward. Bahkan ia masih berharap kalau Rose akan kembali untuk membantunya. Namun jawaban Rose... [Maaf, Rosi. Aku benar-benar tidak siap untuk masuk ke dalam keluarga Gail. Seperti yang pernah kukatakan padamu, aku sangat mengenal Oliver dan Edward. Aku tahu bagaimana pandangan mereka terhadapku. Mereka... Mereka tidak menyukai seorang kutu buku yang selalu berwajah serius sepertiku. Tapi itu berbeda denganmu, Rosi. Kamu selalu berwajah ceria dan tidak terlihat membosankan. Jadi, kemungkinan mereka akan menyukaimu. Bukankah para Bangsawan memang selalu begitu? Tertarik pada wanita yang mampu membawa diri mereka dengan baik?]Inilah balasan yang dikirimkan Rose padanya di saat ia bertanya bis
Di dalam kamar setelah percakapan singkatnya dengan Ernest, Rosalia kini tengah termangu menatap langit-langit kamar. Tadi, ia tidak tahu harus berbicara apa ketika Ernest memohon agar ia mau memilih Ernest. Karena saat itu ia masih merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Selain itu, bukankah ingin mengenal kedua putra Carlisle juga adalah permintaannya? Jadi bagaimana mungkin dia mengecewakan Carlisle yang telah menyetujui usulnya itu? "Dengan kondisimu sekarang, hanya aku yang akan menerimamu, Rosalia Heart!"Kata-kata Ernest ini terus terngiang di telinganya, kata-kata itu Ernest ucapkan sebelum Ernest pergi meninggalkannya. "Apa yang harus kulakukan?" Rosalia menggigit bibirnya dengan resah, bahkan sesekali ia akan memukul spring bed empuk yang tengah ia tiduri saat ini hanya untuk melampiaskan perasaannya. Meski begitu, hatinya sangat setuju atas ucapan Ernest tentang kondisinya yang tidak lagi perawan. Dan jika Oliver dan Edward sampai mengetahui hal ini, apakah kedua putr
Di kafe langganannya, Rosalia tersenyum menatap layar ponselnya. Beberapa saat yang lalu setelah ia memesan dua lapis pancake dan segelas capucino, ia lalu menghubungi Luna. [Tunggu aku, jangan ke mana-mana! Ada yang ingin kukatakan padamu.]Itu chat terakhir yang ia terima dari Luna. Untuk masalah Sahabat karibnya yang satu itu, ia benar-benar tidak bisa menolak apapun permintaan Luna. Setelah hampir 15 menit, ketika ia baru menyelesaikan pancakenya... Akhirnya Luna pun tiba. "Rosi!" Sembari tersenyum senang Luna berlari kecil menghampiri meja Rosalia dan langsung menarik kursi yang terdapat tepat di seberang Rosalia. "Hei, aku dengar dari Ayahku katanya kamu sekarang tinggal bersama Tuan Ernest Gail, apa itu benar?" Luna menatap Rosalia dengan wajah penasaran. Rosalia tersenyum kecut pada Sahabat karibnya itu yang selalu mendapatkan informasi sangat cepat layaknya seorang paparazi. "Luna, Ayahmu tidak mungkin begitu saja memberitahumu tentang kepindahan ku, bukan? Jadi kamu past