Share

Bab 7. Hari Pertama.

Author: Abigail Briel
last update Last Updated: 2023-10-14 23:41:02

Keesokan harinya, siang hari.

"Nona Rose?"

Tokk!! Tokk!!

"Anda diminta untuk datang ke Gail Group menemui Tuan Ernest."

Rosalia yang tengah menyimpan pakaian ke dalam lemari sontak menatap pintu kamar.

"Nona Rose?"

"Sebentar!" Rosalia pun bergegas meninggalkan pekerjaannya lalu melangkah ke arah pintu untuk membukakan pintu.

Pagi ini, usai ia menyelesaikan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya. Ia dijemput oleh Ben dan dibawa ke mansion milik Ernest yang tampak lebih luas dari mansion milik keluarganya. Baginya semua wajar saja, apalagi Ernest termasuk dalam deretan 3 pria terkaya di Eropa. Meski keluarga Gail sangat terkenal dulunya, tapi sejak Ernest yang mengelola Gail Group. Kekayaan keluarga Gail langsung masuk dalam jajaran Konglomerat yang memiliki harta tidak habis selama 7 turunan.

"Anne?" Rosalia menatap wanita paruh baya yang berdiri tepat di hadapannya setelah ia membuka pintu kamar.

Anne, wanita paruh baya ini baru ia temui beberapa jam yang lalu ketika ia tiba di mansion Ernest. Saat itu, Anne yang merupakan kepala pelayan di mansion ini membukakan pintu untuk menyambutnya. Sepertinya Ernest telah memberitahukan tentang kedatangannya hari ini pada Anne.

"Nona Rose." Anne membungkuk di hadapan Rosalia, "Tuan Ernest baru saja menelpon, beliau meminta anda untuk pergi ke Gail Group."

"Mengapa?" tanya Rosalia bingung.

"Ada berkas milik Tuan yang ketinggalan di mansion, sementara Asisten Ben saat ini sedang sibuk menemani Tuan. Jadi..."

"Oh." Rosalia tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya, "Baik, berikan berkas itu padaku." Ujarnya.

Anne menyerahkan berkas yang baru saja ia ambil dari ruang kerja Ernest lalu menyerahkannya pada Rosalia.

"Nona ingin makan dulu sebelum pergi?" tanyanya pada Rosalia.

Rosalia menggeleng pelan, "Tidak, terima kasih. Nanti aku akan makan di jalan." Ia diam sejenak seakan ada sesuatu yang terlupakan olehnya, dan setelah beberapa saat... Rosalia kembali menatap Anne. "Oh ya, Anne. Apakah ada supir di sini?"

"Tentang itu, Nona Rose jangan khawatir. Tuan sudah mempersiapkan supir untuk mengantar Nona ke Gail Group. Sekarang supir mansion sedang menunggu Nona di bawah."

"Baik, aku akan turun sebentar lagi!"

Anne langsung berpamitan setelah mendengar jawaban dari Rosalia, sementara Rosalia segera bergegas mengambil ponsel miliknya tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Beberapa jam yang lalu, setibanya ia di mansion Ernest dan diantarkan ke salah satu kamar tamu yang sedang ia tempati sekarang... Rosalia langsung mengganti dress yang ia kenakan dengan celana panjang dan hodie yang biasanya selalu ia kenakan di mansion milik keluarganya.

Tapi, pakaiannya yang tidak biasa itu membuat supir yang akan mengantarnya ke Gail Group, sontak mengerutkan kening saat melihatnya.

Rosalia mengacuhkan tatapan supir itu dan langsung masuk ke kursi penumpang. Bahkan dengan santai ia memerintahkan supir mansion Ernest agar segera menjalankan mobil.

Selama di perjalanan, sesekali supir mansion melirik Rosalia dari kaca spion yang terletak di hadapannya. Merasa sedikit bingung terhadap wanita pilihan Majikannya kali ini. Walaupun ia jarang dipergunakan oleh Ernest untuk mengantar Majikannya itu, namun terkadang di saat Ben diperintahkan Ernest untuk menggantikan Ernest mengurus sebuah project. Maka ia lah yang biasanya akan menjemput Ernest. Saat itu ia beberapa kali melihat Ernest berpisah dengan seorang wanita, baik di parkiran Gail Group atau pun di depan sebuah hotel mewah. Dan semua wanita yang pernah ia lihat selalu berdandan glamour juga tampak sangat feminin. Berbeda dengan gadis kecil yang sedang ia antarkan ke kantor Ernest sekarang.

Di matanya, Rosalia sebenarnya tidak jelek, malah bisa dikatakan kalau gadis belia itu yang tengah mengutak-atik ponselnya di kursi penumpang, memiliki wajah yang sangat cantik bak seorang model kelas atas. Hanya saja pakaian yang Rosalia kenakan pada tubuhnya, terlalu biasa. Sama sekali tidak menunjukkan bahwa gadis itu adalah putri dari seorang Bangsawan seperti yang telah Ernest ucapkan pagi ini di hadapan para pelayan mansion sebelum Majikannya itu pergi meninggalkan mansion.

"No-Nona?"

"Ya."

"Apakah Tuan tidak akan marah jika Nona menemui Tuan seperti ini?"

Rosalia yang tengah membalas chat dari Rose, segera menghentikan gerakan tangannya dan mengangkat wajahnya. Ia menatap supir mansion yang baru saja melontarkan pertanyaan itu padanya.

"Eng, maaf?"

"Kita akan ke Gail Group, Nona Rose."

"Lalu?"

"Pa-pakaian, Nona..."

Baru menyadari apa yang ia kenakan pada tubuhnya, Rosalia tanpa sadar menjerit histeris. "Arrghhh!!"

Supir mansion yang terkejut mendengar teriakan tersebut reflek menginjak rem mobil dan membanting setir ke kiri.

"No-Nona, apa Nona baik-baik saja?" tanyanya cemas sembari memalingkan wajahnya ke arah Rosalia setelah mobil berhenti sempurna di sisi kiri jalan.

Rosalia tidak menjawab, ia justru mematung melihat pakaian yang ia kenakan di tubuhnya.

"Bagaimana ini?" ia menggigit bibirnya, jika ia pulang kembali ke mansion Ernest untuk berganti pakaian, tentunya akan memakan waktu. Sedangkan jika ia menemui Ernest dengan pakaian santainya saat ini di Gail Group... Bukankah itu sama saja dengan mencoreng wajah Ayah dan Ibunya jika ia sampai dikenali sebagai putri dari keluarga Heart?

"Nona?"

Setelah mendapatkan ide bagaimana harus mengantarkan dokumen Ernest tanpa dikenali, Rosalia pun menutupi rambutnya dengan topi hodienya.

"Bagaimana jika aku menemui Tuan Ernest seperti ini?" usulnya sambil menatap supir mansion, meminta pendapat tentang penampilannya.

"Nona, Nona terlihat seperti orang dari agen pengiriman barang!" tukas sang supir.

"Bagus, itu artinya tidak akan ada seorang pun yang akan mengenaliku, kan?"

Sang supir mengangguk pasrah, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah melihat apa yang Rosalia lakukan. Ia lebih memilih untuk segera menjalankan kembali mobil menuju Gail Group.

Setibanya di parkiran Gail Group, supir mansion memberitahu Rosalia ke mana ia harus pergi untuk mengantarkan berkas milik Ernest.

"Nona, nanti Nona katakan saja pada Resepsionis yang bertugas hari ini jika kedatangan Nona atas perintah Tuan Ernest. Setelah Nona selesai, kembalilah ke sini. Aku akan menunggu Nona di sini."

Rosalia menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan parkiran. Di saat masuk ke lobby Gail Group yang luas dan tampak mewah, Rosalia sama sekali tidak berani mengangkat wajahnya. Ia takut kalau ada seseorang yang akan mengenalinya di lobby ini.

Dengan menutup sebagian wajahnya menggunakan berkas yang ia bawa, Rosalia pun menghampiri meja Resepsionis. Ada dua wanita cantik di balik meja itu, kedua wanita itu menatapnya dengan wajah bingung.

"Nona, bisakah saya bertemu dengan Tuan Ernest? Saya harus menyerahkan berkas ini kepada beliau."

Kedua Resepsionis wanita itu mengerutkan kening, sedikit curiga dengan niat dari gadis yang ada di hadapan mereka sekarang.

Di Gail Group, sudah bukan rahasia lagi jika setiap harinya ada saja wanita yang sengaja datang mengunjungi Gail Group demi bertemu Ernest. Alasan para wanita tersebut terkadang sangat tidak masuk akal, dan biasanya Ernest akan langsung meminta Resepsionis agar menghubungi Security gedung demi mengusir para wanita itu.

"Ah, lagi-lagi wanita yang tergila-gila pada Tuan Ernest."

Salah seorang dari Resepsionis segera memencet tombol interkom dan memanggil Security untuk segera menghampiri meja Resepsionis. Tak lama kemudian dua orang Security bertubuh kekar masuk ke lobby dan berhenti di belakang Rosalia, lalu menarik Rosalia untuk meninggalkan lobby.

Rosalia yang merasa bingung mengapa tiba-tiba ia diseret di depan beberapa karyawan Gail Group, tentu saja langsung memberontak dengan berteriak keras.

"Kalian... Kalian berani menyeretku? Apa kalian tidak tahu kalau Tuan Ernest sedang menunggu berkas yang sedang kubawa?!"' jerit Rosalia.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Nheng Hernii ShaianKk Misua II
kenapa juga rosi gak ganti dulu baju nya sihh
goodnovel comment avatar
ida Sari
knp juga rosi berpakaian seperti itu lagi apalagi mau menemui Ernest di kantor pasti orng berpikir rosi cuma mencari alasan untuk bertemu sama Ernest padahal itu Krn di suruh sama Ernest sendiri
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
sampai sini, masih betah dan pengen lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 196. Aku Bersumpah Rosi!

    Ini sudah dua hari sejak terakhir Ernest datang menemui Rosalia di rumah peristirahatan milik Ayah mertuanya. Dan selama dua hari ini, suaminya itu sudah tidak pernah lagi mengganggu dirinya. Tidak menemuinya sama sekali. Membuat Rosalia menjadi bingung dan juga berpikir, apakah Ernest benar-benar telah menyerah padanya. "Ed, aku ingin kembali bekerja!" cetusnya di meja makan, saat ia sarapan pagi bersama Edward. Namun Edward hanya menatapnya dengan wajah seolah kurang yakin kalau ia sudah siap untuk bekerja. "Bagaimana tubuhmu, Rosi? Kau yakin ingin melakukan hal ini?"Rosalia mengangguk tegas, keseriusannya itu juga ia tunjukkan lewat tatapan matanya yang tertuju pada Edward. "Aku bosan, Ed," ungkapnya, mencoba menjelaskan alasan tentang mengapa ia memutuskan untuk pergi bekerja. Sesaat, ia sempat menangkap raut wajah Edward tiba-tiba tampak aneh. Seolah ada sesuatu yang sedang disembunyikan Edward darinya. Tapi apa? "Baik, tapi sebaiknya aku menghubungi Luis terlebih dahulu, b

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 195. Halusinasi Atau Nyata?

    Di dalam kamarnya, duduk bersandar di atas ranjang, Rosalia terus menunggu seandainya Ernest naik ke lantai dua rumah peristirahatan. Lalu menggedor pintu kamarnya sambil berteriak marah memanggil namanya. Tapi hal itu tidak terjadi sama sekali, terlalu hening, terlalu sepi, membuat ia ingin menangis. Tak lama, suara sedan terdengar di pekarangan rumah. Suara itu seolah bergerak menjauh, pergi menjauhi rumah peristirahatan. "Dia menyerah? Haha ... ternyata hanya begitu." Rosalia tertawa lirih, dan di penghujung tawanya, ia justru terisak pelan. Menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, meringkuk, dan terus terisak di sana hingga ia tertidur. 1 jam kemudian, gagang pintu kamar Rosalia tiba-tiba bergerak turun. Berselang beberapa detik, pintu itu yang ternyata tidak terkunci bahkan didorong perlahan dari luar oleh sesosok tubuh tinggi besar. Sesaat, pria ini melemparkan pandangannya ke arah ranjang. Menatap cukup lama pada Rosalia yang telah tampak pulas, baru kemudian melangkah perlah

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 194. Permohonan Maaf.

    Malam hari, usai makan malam. Rosalia terus mengunci dirinya di dalam kamar, duduk termangu di atas ranjang sambil menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya yang sengaja ia tekuk. Hari ini ia jengkel sekali, sangat jengkel atas semua yang telah Ernest lakukan padanya. Dan ... bagaimana bisa suaminya itu merayunya, menggodanya, menyentuhnya dengan tangan yang pernah menyentuh Barbara sebelumnya, tanpa merasa bersalah pada dirinya? Ernest anggap apa dirinya? 'Itu karena kau juga sengaja membiarkannya melakukan hal itu padamu, Rosi! Kau ... selalu takluk ketika Ernest menyentuhmu. Kau selalu menyerah di bawah kecupannya. Pria itu menyadarinya, Rosalia Heart! Dia mengetahui kelemahanmu!'Rosalia memiringkan kepalanya, mencoba mengacuhkan semua jeritan yang diteriakkan hatinya padanya. Meski ia tahu kalau semua itu memang benar adanya. Yah, ia memang selemah itu di hadapan Ernest. Itu benar, dan ia tidak menampiknya. Ia juga sadar kalau ia tidak bisa melihat sekelilingnya karena h

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 193. Apakah Sudah Terlambat?

    Perlahan-lahan, Edward membalikkan tubuhnya. Dan ia sontak membeku saat telah berhadapan sempurna dengan Pamannya. Sebab wajah Ernest kini tampak sangat menakutkan. Beberapa saat yang lalu, Ernest hampir berhasil melepaskan satu-satunya kain yang masih melekat di tubuh Rosalia, namun konsentrasinya tiba-tiba terganggu oleh suara bel. Selama beberapa saat ia mencoba untuk mengacuhkannya, tapi naasnya ... suara bel kedua justru membuat Rosalia seketika membuka matanya. Istrinya itu menatap lekat ke arahnya, ia bahkan melihat ada kebencian di wajah Rosalia saat itu. Dan lebih sialnya lagi, suara bel kembali terdengar. Semakin sering, hingga Rosalia yang semula telah terpengaruh oleh sentuhannya, langsung mendorong tubuhnya. Istrinya itu bahkan segera memunguti semua pakaiannya dan bergegas berlari ke kamar mandi. Keributan itu tentu saja membuat Ernest meradang. Karena gara-gara suara bel, gairahnya yang semula telah berada di puncak, akhirnya langsung terjun bebas akibat penolakan Ros

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 192. Apakah Rosalia Yang Telah Membuka Pintu?

    Pukul 11 siang, Edward, Ben, dan juga Elio tampak memasuki lobby hotel. Ketika ketiganya telah memasuki lift, Edward yang sudah menahan kesabarannya sejak turun dari mobil, langsung membuka mulutnya. "Ini terlalu siang!" protesnya pada Ben, "Kau dengar? Rosi pasti sangat kelaparan sekarang," sungutnya. Ben tidak menanggapi celotehan Edward itu, melainkan melirik arloji mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sekarang sudah pukul 11? Seharusnya saat ini Tuan sudah terbangun, 'kan? Dan juga sudah berbicara pada Nyonya, 'kan? Apa mereka baik-baik saja?" gumamnya pelan, ada keresahan di dalam nada suara Ben. Begitu pula kala ia melihat lampu lift yang menunjukkan pergantian lantai semakin mendekati lantai tempat di mana kamar Ernest berada. Tepat di saat lift tiba dan pintu lift telah terbuka, dengan wajah ragu ia keluar dari lift. Edward masih berkicau bak burung merpati yang belum diberi makan, namun Ben sengaja menulikan telinganya. Ia bahkan tidak mengerti sejak kapan Edwar

  • 30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.    Bab 191. Dua Hati Yang Saling Merindukan.

    'Jangan!' erang hati Ernest, saat Rosalia tiba-tiba membuka piyama yang ia kenakan. Lalu mengusap tubuhnya yang memanas dengan menggunakan ... apapun itu, kini benda sialan itu sedang menari-nari di atas kulit tubuhnya. Membuat ia sontak menahan nafas ketika benda itu perlahan bergerak turun dan menyusuri perutnya. Menuju ke area ... "Bagaimana ini? Tubuh Ernest semakin panas, apa yang harus kulakukan sekarang? Dan di mana mereka?"Fiuh, Ernest menghela nafas lega. Karena bertepatan ia membuka matanya— di saat yang sama Rosalia tiba-tiba melemparkan pandangannya ke arah pintu kamar. Namun tangan istrinya itu masih mengusap perutnya, bahkan handuk yang Rosalia genggam di tangannya hampir menyentuh ... Ernest melirik benda lembut berwarna putih itu sambil kembali menahan nafas. Sebab, jika benda sialan itu sampai menyentuh miliknya, Rosalia pasti akan segera tahu kalau ia telah terjaga. 'Jangan ke sana! Ukh ....' Ia sontak merapatkan bibirnya kala jari kelingking Rosalia tiba-tiba me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status