Share

Bab 8. Keributan Di Lobby Gail Group.

"Apa yang terjadi di sini? Mengapa sangat berisik sekali?!"

Rosalia yang tengah meronta sontak berpaling ke arah asal suara, begitu juga dengan kedua Security Gail Group yang sedang memegang lengannya.

"Asisten Ben, wanita ini memaksa untuk menemui Tuan Ernest." Lapor salah seorang Security yang sedang menahan Rosalia.

"Itu benar, Asisten Ben. Tidak hanya itu, wanita ini juga memberikan alasan yang sama seperti semua wanita yang ingin menemui Tuan Ernest sebelumnya." Timpal Security yang satunya.

Pria yang tadi menegur, yang tak lain adalah Ben... Sontak mengerutkan keningnya.

Lima menit yang lalu, Ben baru mendapat telpon dari supir mansion yang telah ditugaskan untuk mengantarkan Rosalia ke Gail Group. Dan ketika menghubunginya, supir mansion mengatakan padanya kalau Rosalia telah berada di Gail Group untuk memberikan berkas Ernest yang tertinggal di mansion. Karena itulah Ben segera meninggalkan kantor Ernest untuk menjemput Rosalia.

"Asisten Ben, ini aku! Rose!!" teriak Rosalia tak mau kalah.

Mendengar kata-kata dari gadis yang sedang ditahan oleh kedua Security gedung, Ben dengan cepat menghampiri kedua Security tersebut. Setibanya di hadapan kedua Security, ia memperhatikan wajah gadis belia yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan memohon. Penampilan gadis itu sangat berbeda dengan Rosalia yang telah ia jemput pagi ini di mansion keluarga Heart. Tapi wajah cantik itu yang sedang menengadah padanya sekarang, memang benar wajah Rosalia.

"Nona Rose?" Ben membelalakkan matanya setelah ia merasa yakin bahwa gadis belia yang berada di tangan Security Gail Group itu adalah gadis yang seharusnya ia jemput. "Kalian... Lepaskan dia! Gadis ini adalah tamu Tuan Ernest," titahnya pada kedua Security.

Kedua Security saling bertukar pandang dengan wajah bingung, dan sesaat setelahnya mereka pun melepaskan lengan Rosalia. Lalu melemparkan pandangan kesal pada Kedua Resepsionis wanita yang sedang saling berbisik antar satu sama lain.

"Sial! Apa mereka sengaja mengerjai kita?" bisik salah seorang Security pada rekannya.

Security lainnya mengangguk setuju. Berselang beberapa saat, kedua Security langsung meminta maaf pada Rosalia dan Ben. Mereka memohon agar Ben tidak menceritakan kesalah pahaman ini pada Ernest yang terkenal sangat arogan di Gail Group.

"Baik, tapi mulai hari ini... Tolong kalian ingat wajah ini dengan baik! Kapan pun Nona Rose datang ke Gail Group, tidak ada seorang pun yang boleh melarangnya menemui Tuan Ernest. Paham!" Usai memperingatkan kedua Security, Ben melemparkan tatapan tajam pada kedua Resepsionis yang sedang bertugas. "Peringatan ini juga untuk kalian!!" tunjuknya pada kedua orang Resepsionis wanita yang langsung menundukkan kepala mereka.

"Nona Rose? Mari ikuti aku!" Ben berpaling pada Rosalia dan mempersilakan Rosalia untuk melangkah terlebih dahulu.

Dengan canggung dan menutupi sebagian wajahnya dengan berkas yang ia bawa, Rosalia pun melangkahkan kakinya dan di susul oleh Ben yang langsung mensejajari langkahnya.

"Mengapa Nona tidak menghubungiku ketika Nona sampai di parkiran agar aku bisa menjemput Nona?" tanya Ben, sudut bibirnya sedikit berkedut kala ia melihat tingkah Rosalia yang seolah salah tingkah. Sesekali gadis belia itu mengangkat map coklat untuk menutupi wajahnya, dan sesaat setelahnya Rosalia kembali menurunkan mapnya. Entah siapa yang dihindari gadis itu di Gail Group.

"Nona Rose?"

"Ah, eh, apa?" Rosalia mendongak.

Ben merapatkan bibirnya menyaksikan betapa imutnya ekspresi terkejut yang tampak di wajah Rosalia.

"Pantas saja Tuan Ernest tergila-gila pada Nona Rosalia, gadis ini sangat unik dan menarik." Bisiknya dalam hati, "Mari, Nona!" Ben menahan pintu lift yang khusus diperuntukkan untuk Ernest.

Sebelum memasuki lift, Rosalia celingak-celinguk memperhatikan wajah beberapa karyawan dan karyawati Gail Group yang diam-diam melirik padanya. Bahkan ia melihat beberapa karyawati saling berbisik pada rekannya setelah melihat ia dan Ben berjalan bersama.

"Emmm, Asisten Ben. Mengapa hanya lift ini yang kosong?" tanyanya bingung sembari mendongak dan menatap Ben yang masih menunggu ia memasuki lift.

"Sebaiknya Nona masuk dulu, nanti aku akan menjelaskannya di dalam." Seraya mengulurkan salah satu tangannya, Ben memberi isyarat agar Rosalia segera memasuki lift.

Meski bingung dan merasa canggung, Rosalia pun mengangguk patuh. Ia masuk ke dalam lift dan disusul oleh Ben yang langsung menutup pintu lift setelah ia dan Rosalia berada di dalam lift.

Tak lama kemudian, lift pun mulai bergerak ke arah lantai atas di mana kantor Ernest berada.

"Asisten Ben?"

"Ya, Nona Rosalia."

Bibir Rosalia berkedut, ia hampir berteriak ketika Ben menyebut namanya.

"A-Asisten Ben, kamu sudah tahu siapa aku?" tanyanya tak percaya dengan kedua mata membola.

Ben mengangguk, "Aku lah yang telah diperintahkan oleh Tuan untuk menyelidiki tentang Nona dan Nona Rose. Jadi, yah aku tahu siapa Nona."

"Untuk apa? Mak-maksudku mengapa Tuan Ernest memintamu untuk menyelidikiku dan juga Kakakku?"

"Nona belum tahu?" sudut bibir Ben terangkat sedikit seiring ia melirik Rosalia. Dan di saat ia melihat Rosalia menggeleng, ia lalu membuka kembali mulutnya. "Tuan Ernest adalah seorang Casanova, Nona."

"Hmmm... Apa hubungannya menjadi seorang Casanova dengan menyelidiki tentang siapa aku? Apa selain menjadi Casanova Tuan Ernest juga memiliki cita-cita untuk menjadi seorang detektif?" sungut Rosalia sebal.

Ben tergelak, sudah lama sekali ia tidak pernah tertawa seperti ini. Apalagi dengan menjadi Asisten Ernest ia harus menyesuaikan mimik wajahnya dengan Bos-nya itu.

"Maafkan aku, Nona." Ujar Ben setelah ia berhasil menghentikan tawanya, "Begini, maksudku... Sebagai seorang Casanova, biasanya Tuan Ernest tidak akan pernah peduli dengan wanita yang pernah ditemuinya. Tapi tidak dengan Nona. Dan jika Nona ingin tahu alasannya, sebaiknya Nona tanyakan hal ini langsung kepada Tuan Ernest nanti."

"Untuk apa?" Rosalia mencebik, "Pria itu terlalu menakutkan! Di saat aku membuka mulutku sedikit saja di hadapannya, dia akan langsung menghukumku! Jadi... Bukankah akan lebih baik jika aku tidak berbicara padanya?"

"Nona pasti akan segera berbicara pada Tuan, mari Nona!" Ben memencet tombol untuk membuka lift lalu meminta Rosalia untuk keluar terlebih dahulu.

Di depan lift yang telah terbuka, Rosalia langsung disuguhkan dengan pemandangan ruang kantor yang sangat mewah. Ruangan itu sangat luas bahkan dua kali lebih luas dari ruang kantor milik Ayahnya yang ada di Heart Corporate. Dan di ujung ruangan tersebut, tampak sebuah meja kerja dan sebuah kursi kerja yang tinggi. Saat ini posisi kursi tersebut sedang memunggunginya, dan ada sebuah lengan terlihat menggantung di salah satu pegangan kursi, yang menandakan bahwa ada seseorang yang sedang duduk di kursi tersebut.

"Tuan Ernest, Nona Rosalia sudah datang." Lapor Ben.

Di hadapan Rosalia kursi berbahan kulit itu berputar perlahan, dan dalam hitungan detik kini ia sudah mengetahui siapa yang berada di kursi itu. Wajah arogan nan menawan, rahang tegas tanpa senyum, dan... Kedua alis tebal yang hampir menyatu di tengah.

"Ternyata begini penampilanmu yang sebenarnya?"

Ujaran sinis terlontar dari bibir pemilik wajah arogan itu, siapa lagi dia kalau bukan Ernest yang sangat Rosalia takuti.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
ernest buat aku aja kalau ngga
goodnovel comment avatar
MAF_0808
udah nikahnya ama ernest aja aku lebih setuju
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
pasti si ernest jadi makin tertarik sama rosalia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status