20:31 -
Langkah kaki seseorang baru saja terdengar pada kedua daun telinga Angel.Malam ini terasa begitu sunyi bagi Angel. Ya, walaupun kadang semasa hidupnya, Choi sang mama selalu giat bekerja dan pulang dikala subuh. Tapi, memang suasana kali ini sangat berbeda bagi Angel. Apalagi, papa Angel juga bahkan tak tinggal satu atap lagi dengan dirinya. Pihak keluarga papa Angel, lebih tepatnya sepupu papa Angel memaksa agar papa Angel kembali ke rumahnya saja dibandingkan tinggal di satu atap yang sama dengan Angel.Alasan keluarga papa Angel sangat klasik.Angel anak durhaka.Angel anak yang tidak tahu diuntungkan.Yang paling sering diingat oleh Angel yang tak lain adalah hal yang menyakitkan bagi Angel, mereka menganggap kalau Angel-lah yang merupakan seorang pembunuh di sini.Uhm ... Untuk masalah Evie yang tinggal di apartemen Angel. Evie sudah tidak tinggal di apartemen Angel, karena dia sudah memiliki pekerjaan senBeberapa hari berlalu. Semua sibuk di keadaan mereka masing-masing.Angel yang sibuk di dunia sekolahnya yang satu bulan lagi akan berakhir. Evie yang sibuk sekolah di pagi hari hingga siang hari dan berakhir bekerja di malam harinya. Hilde yang sibuk bekerja sebagai bartender terpercaya Nick hampir dua puluh empat jam. Sedangkan Nick, dia sangat sibuk untuk meminta maaf kepada Angel, walau dia tahu kalau bukan dia yang bersalah di sini."Ngel ... Lo mau balik sama gue nanti pas lo pulang sekolah?" tawar Nick."Enggak usah," jawab Angel datar.Nick menghela napas panjang, Angel benar-benar berbeda dari sebelumnya. Angel sangat dingin kepadanya, padahal wanita itu dulunya sangat cerewet kepadanya. Tapi, kenapa sekarang malah berbanding terbalik?"Jadi, lo mau pulang sekolah sama siapa?" tanya Nick."Sama Evie," jawab Angel datar."Bukannya Evie-""Aku tahu kalau kamu yang meminta Evie untuk tidak pulang sekolah bersama denganku.
Sekolah, 16:26 -Bryan tengah berjalan di koridor sekolah sambil memegang tas ranselnya. Ada sedikit luka pada bagian punggungnya sehingga dia tak bisa memakai tas ranselnya dengan baik.Bryan meringis pelan saat merasakan ngilu pada punggungnya, tetapi dia berusaha meredam suara ringisannya walaupun kadang tanpa sadar dia meringis pelan.Saat dia hendak keluar dari pintu utama sekolah, dia tak sengaja bertemu dengan Angel."Sore, Angel!" sapa Bryan dengan ramahnya kepada Angel.Angel yang tengah memegang setumpuk buku paket langsung menghentikan langkah kakinya dan tersenyum ramah ke arah Bryan."Selamat sore juga, Bry," sapa Angel balik."Lo kenapa enggak balik? Sekolah udah mulai mau sepi nih," tanya Bryan.Bryan heran, biasanya Angel akan pulang lebih cepat bersama Evie kalau sudah selesai bel berbunyi."Ah ... Aku mau ke perpustakaan dulu, Bry," jawab Angel sambil mengangkat buku paket yang dia pegang.
Besoknya -Sekolah, 12:36 -"Ngel, mau ke kantin bareng gue enggak?" tanya Evie.Angel yang memasukkan semua alat tulisnya di dalam tas langsung mengalihkan pandangannya ke arah Evie."Uhm ... Aku mau kerjakan beberapa soal dulu baru mau ke kantin, Vie. Lagi pula, aku belum ada rasa lapar sedikitpun," jawab Angel lembut."Ya udah deh kalau gitu. Gue nungguin lo aja dulu buat kerja soalnya, habis itu kita ke kantin sama-sama," ujar Evie.Angel menatap ke arah Evie dengan sebelah alis yang terangkat."Tumben banget kamu asal terima saja, Vie. Biasanya kamu enggak bisa banget kalau aku tolak kamu untuk ke kantin. Ada apa ini?" tanya Angel curiga.Evie memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan pertanyaan curiga dari Angel."Jadi, di sini gue salah lagi, anjir?! Gue nolak mau lo salah. Gue terima mau lo, salah juga. Serba salah banget gue!" kesal Evie.Angel terkekeh."Habisnya aku cuma he
Sekolah, 17:23 -"Lo tadi bilang kalau hari ini lo mau pulang bareng gue, kan?" tanya Evie sambil melirik ke arah Angel yang tengah memasukkan beberapa alat tulisnya ke dalam tas.Angel hanya menganggukkan kepalanya sambil berdeham malas sebagai jawaban."Tumben sekali kamu menawarkan aku untuk pulang bersama. Apa kamu sudah sadar kalau aku tidak sebodoh dengan apa yang kamu pikirkan?" tanya Angel dengan sinis dan menyindir sambil melirik ke arah sahabatnya.Evie hanya bisa tertawa bodoh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Bukannya gue nggak tahu kalau lo ternyata tahu yang sebenarnya. Tapi, gue cuma berusaha buat lo biar lo bisa dekat dan kembali lagi sama Nick," ujar Evie tanpa rasa takutnya.Angel memutar kedua bola matanya dengan begitu malas saat mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu."Aku tahu kalau kamu melakukan semua itu hanya untuk bonus mu yang bertambah tinggi, kan? Aku tahu kalau pria tua itu menjanjikan ka
"Lo mau pulang bareng gue, nggak?" tawar sahabat Angel, Evie Belinda."Angel mau pulang sendiri aja," jawab Angel tanpa menatap Evie sedikitpun karena dia fokus untuk memasukkan alat sekolahnya ke dalam tas."Jadi lo pulang sama siapa?""Ha?!"Angel langsung menatap linglung ke arah sahabatnya itu."Aku... Aku pulang sendiri..." jawab Angel dengan nada suara yang pelan, dia sedang berbohong.Evie yang mendengarkan itu langsung memicingkan kedua matanya, dia berusaha mengintimidasi sahabatnya itu.Angel menghela nafas panjang saat dia melihat tatapan mengintimidasi dari Evie."Beneran, ih! Angel beneran pulang sendiri," jawabnya yang berusaha untuk meyakinkan Evie dan tidak lupa dia mengerucutkan bibirnya dengan begitu lucu.Evie berdehem pelan."Ya udah! Lo balik aja sama gue, daripada lo harus pulang sendiri," ucap
Angel kini tengah berdiri di balkon apartemen milik Nick dengan kedua bola mata yang memandang dengan begitu kesal ke depan."Apa, sih?! Mana ada aku nyusahi?! Aku pergi pun nggak macam-macam karena palingan tidur doang. Udah, kan?! Itu aja dan nggak ada yang lainnya," ucap Angel dengan begitu kesal sambil menghentakkan kedua kakinya diatas lantai dengan begitu gemas.Nick langsung menarik pinggang gadis mungil itu untuk masuk kembali ke dalam kamar dan berhasil membuat gadis mungil itu semakin merasa kesal."Apa, sihhhhh?! Ngapain main tarik-tarik aja?!"Nick tersenyum miring lalu kemudian perlahan mengelus lembut leher Angel."Nanti lehernya berurat kalau teriak mulu," ucapnya dengan nada suara tenang.Angel perlahan memejamkan matanya saat dia merasakan tangan kekar itu mengelus lembut lehernya.Nick yang melihat respon sensual dari angel langsung mendecih sinis.
Kini Nick berjalan turun ke lantai 1, lebih tepatnya ke dance floor untuk bertemu tamu VIP yang dimaksud Hilde.Seketika Nick menghentikan langkahnya saat hampir sampai di depan sofa, matanya menatap serius ke arah depan.Nick melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap tajam ke depan dan detik berikutnya dia tersenyum tipis.Nick melangkahkan kakinya untuk berjalan pelan dan perlahan menurunkan pandangannya untuk menatap ke arah bawah, objek yang tengah berbaring di atas sofa.Jolie tersenyum menggoda dan perlahan dia terbangun dari posisinya untuk duduk dihadapan Nick."Gue udah lama datang ke bar ini cuma untuk cari pemiliknya doang," ucapnya.
Nick kini berjalan ke arah parkiran, tetapi langkah kakinya terhenti karena seseorang menahan pergelangan tangannya dengan cepat."Lo mau ke mana?" tanya Hilde."Apart," jawabnya singkat."Sialan!" Hilde menghembuskan nafasnya dengan kasar."Lo tadi katanya mau lembur. Ngapain tiba-tiba mau balik ke apart?!""Gue nggak mood pas jumpa jodoh lo tadi.""Siapa, anjir?!" tanya Hilde bingung."Jolie," jawab Nick dengan tenang dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Hilde."Anj! Lo kalau bicara jangan semena-mena. Ya kali kalau dia jodoh gue! Bangsat lah!" kesal Hilde.Nick hanya tersenyum tipis dan kembali melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju parkiran."Lo beneran nggak tinggal di sini?!" Hilde kembali memastikan.Nick tidak menggubris pertanyaan sahabatnya itu dan lebih memilih untuk melanjutka