Share

Bab 02 - Into Life part II

Bab 02 - My Life Part II

Setelah sarapan pagi yang bisa mereka lakukan setiap hari, selanjutnya Merry biasanya akan membawa Liera pergi entah membawanya ke tempat pekerjaan lainnya atau pergi ke salon, walau Merry menganggap Liera seperti anak kecil tapi gadis masih butuh perawatan, tapi kali ini Merry ingin membawa Liera ke toko bunganya yang sudah dijalankan bisnisnya lebih dari tiga tahun yang lalu.

Hari ini Liera mengunakan kaos putih lengan panjang dengan motif bunga di tepi kaos kanannya dan celana pendek diatas lututnya, dia mengurai rambutnya dan memakai bando pita sebagai pemanis, satu hal lagi Merry tidak pernah mengatur Liera dalam urusan berpakaian karena menurutnya style pakaian sangatlah penting untuk suatu penampilan.

Dengan tas selempang Liera berjalan keluar dari kamarnya, dia segera menuju halaman untuk menemui sang ibu yang sudah dalam mobil, sebelum masuk gadis itu melambaikan tangannya pada sang ibu dan tersenyum padanya, lalu tak lama kemudian dirinya masuk kedalam mobil berwarna biru itu.

"apa kita akan ke toko bunga milik Ibu?" tanya Liera di sela-sela dirinya sedang memakai sabuk pengaman untuk dirinya, Liera adalah gadis yang ceria dan juga sangat ramah, selama hidupnya dia jauhkan dari kata mengenal pria apalagi cinta, dia hanya tahu jika dirinya tidak pernah lepas dari kehidupan ibunya, menurut Liera bersama sang ibu sudah cukup bahagia dan akan sangat menyenangkan jika Liera menjadi gadis penurut untuk ibunya.

"Ya, ada banyak hal Ibu harus lihat, pastikan jika sabuk pengamanmu terpasang dengan baik Liera, kita akan segera berangkat." ucap Merry, dia menyalakan mesin mobil dan segera menghilangkan halaman rumah.

Liera sangat suka jika hari libur tiba, dimana dia bisa melihat jalanan yang tidak hanya sebatas jalanan sekolah dengan rumahnya, ketika mereka sudah melewati area perkomplekkan rumah elit, Liera melihat banyak sekali bangun dan pertokoan di pusat kota, layaknya seperti anak kecil yang senang diajak pergi bersama ibu atau ayahnya, itu sama dengan reaksi Liera saat ini tersenyum dan terus bersenandung gembira.

Toko bunga Merry terletak di pusat kota dekat dengan toko buku dan beberapa toko pakaian, Merry bisa saja membuka bisnis lain tapi dia punya alasan tersendiri membuka toko bunga di pusat kota, bahkan di toko itu disediakan tempat kursus membungkus bunga menjadi sebuah hiasan yang indah dan dapat disimpan dengan baik untuk waktu yang lama.

Sesampainya di tempat toko yang bertuliskan 'flower Lovely' Liera dan Merry langsung memasuki toko yang tidak terlalu ramai di dalam sana hanya ada beberapa wanita yang sedang mengikuti kelas kursus merangkai bunga.

"selamat datang Nyonya Merry." ucap salah satu karyawan yang menjaga di kasir.

Merry mengangguk pada karyawannya, dia membuka kacamata hitamnya lalu meletakkannya di jas peach yang dia kenakan, lalu menyuruh Liera untuk duduk di Sofa yang memang disediakan disana.

 "Liera, Ibu kedalam sebentar untuk menyapa para tamu, duduklah disini sebentar, Liera mengerti?" 

Liera mengangguk "Liera mengerti Ibu."

Leira melihat-lihat toko bunga sang ibu dan sesekali dia akan menyentuh dan cium aroma bunga yang memiliki khasnya tersendiri, namun saat dia ingin mengambil bunga mawar merah tiba-tiba saja tangan bersentuhan dengan tangan lebih besar, tentu saja Liera langsung menjauhkan tangannya dari pria itu dan secara tidak sengaja menatap wajah pria tampan di sampingnya. 

'Keira?' ucapnya, suara itu begitu kecil saat tangannya tidak sengaja menarik tangan Liera saat gadis itu ingin meninggalkan dirinya, mungkin sangking kecil suara tersebut mungkin Liera tidak akan mendengar apa yang dikatakan pria itu.

Ini pertama kalinya bagi Liera tubuhnya bersentuhan dengan seorang pria secara tidak sengaja, dia begitu takut hingga ingin pergi menjauhi pria itu namun tangannya malah semakin digenggam oleh pria berjas silver itu, semakin menatap pria dihadapannya Liera semakin bingung dengan tubuhnya yang memberikan reaksi berlebihan.

"Maaf" ucap pria itu lagi, dia langsung melepaskan tangan gadis yang ketakutan itu.

Dan benar saja saat dirinya ingin mengajukan suatu gadis berpita merah muda itu sudah berlari menjauh dari dirinya dengan cepat. "kenapa dia mirip sekali dengan Keira?"

Kita kembali pada Liera yang bersembunyi di tempat kasir, dia menatap tangan kanannya sambil menggigit tangan kirinya, kehangatan dari tangan pria itu masih terasa di dalam telapak tangannya, Liera bingung dan tidak mengerti apa dari arti dari sebuah sentuhan tidak sengaja itu yang memiliki dampak yang begitu hebat dalam dirinya. Dia terus menatap telapak tangan kanannya hingga 5 menit berlalu.

'aku kenapa? Jantungku seperti akan meledak jika seperti ini, aku tidak ingin mati!' ucap Liera, dia sampai menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia tidak mengerti apapun dengan tubuhnya yang benar-benar memiliki reaksi yang berbeda darinya.

Dari reaksi yang berlebihan membuat Liera ingin sekali melihat wajah pria itu namun ketika dia melihat kearah tempat tadi dia ingin mengambil mawar pria itu sudah tidak ada disana, membuat Liera juga sedih secara tidak sengaja.

"Liera?"

"Liera?"

"Liera??" 

"Liera kamu tidak mendengar Ibu?" 

"Ya, Ibu? Apa?" ucap Liera, dia lupa jika dirinya pergi kesini bersama dengan sang ibu, bertemu dengan pria itu saja bisa membuat Liera kehilangan konsentrasinya, seperti Liera benar-benar harus kerumah sakit untuk mengobati jantungnya yang terus berdetak kencang.

"Ibu, bisakah kita kerumah sakit?" 

"apa? Rumah sakit? Kau terluka? Coba perlihatkan pada Ibu." ucap Merry dengan panik, pasalnya dia meninggalkan Liera dengan keadaan baik kenapa saat kembali gadis itu meminta rumah sakit, Merry sampai menarik Liera untuk memeriksa tubuhnya. 

"tidak ada yang terluka, Liera mencoba berbohong pada Ibu?"

Liera langsung mengelengkan kepalanya dan melambaikan tangannya pada sang ibu sebagai tanda jika dia tidak berkata bohong "Liera tidak berbohong Ibu, Liera benar-benar sakit, bukan terluka."

Merry mengangkat sebelah alis kirinya, dia tidak mengerti pada yang Leira maksud 'sakit tapi bukan terluka?' lalu apa tujuan mereka ke rumah sakit? Penyakit apa yang Liera maksud? Merry yakin jika putri selalu melakukan pemeriksaan rutin untuk kesehatannya. 

"sakit apa yang Leira rasakan?"

"Ibu, tidak dengar? Jantung Liera berdetak begitu kencang seperti akan meledak!! Liera takut terjadi sesuatu pada tubuh Liera. Ibu, jadi bisakah kita berangkat sekarang."ucap Liera, dia menarik tubuh sang ibu untuk keluar dari toko bunganya.

"tidak perlu Liera, jika jantung Liera berdetak kencang, Liera hanya perlu meniup jari telunjuk dan secara perlahan jantung itu akan kembali normal." ucap Merry, dia sangat senang saat mengelus rambut Liera yang panjangnya sampai bisa mencapai pinggangnya.

"benarkah?"

Liera langsung mengikuti instruksi dari sang ibu dengan baik, dia meniup jari telunjuk kanannya seperti meniup lilin ulang tahun, dan tangan kiri digunakan untuk merasakan detak jantung yang mulai normal kembali.

"Ibu memang hebat, Liera pikir ini akan sangat sulit disembuhkan"

"baiklah, ibu ingin memilih beberapa bunga sebelum kita pergi ke makam nenek dan kakek"

"boleh Liera juga membantu?"

"kenapa tidak, ayo kita memilih bersama" 

Liera bersenyum pada sang ibu, dia menerima uluran tangan dari Merry untuk mengajaknya memilih bunga. Merry pikir dia sudah sangat lama tidak berkunjung ke makam kedua orang tuanya jadi karena hari ini banyak waktu luang dia ingin mengunjunginya sekarang, karena tepat kematian sang ibu merry tidak bisa menyempatkan diri untuk berkunjung kesana.

Dengan keranjang di tangannya Liera membantu sang ibu memilih bunga yang bisa dijadikan sebuah buket bunga untuk kakek dan neneknya yang tidak pernah Liera lihat maupun Keira sang kakak yang belum kembali dari tiga hari yang lalu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status