Home / Romansa / My Little Wife, It's Mine! / chapter 73 - Still Wishing

Share

chapter 73 - Still Wishing

Author: Lioramy93
last update Huling Na-update: 2023-11-21 15:48:30

Julian sepertinya di buat kembali pada masa lalu, ingatannya membawa dirinya pada kejadian asing tapi semua terasa begitu familiar, dia melihat dirinya di dalam kemacetan di lalu lintas jalan, dirinya mencoba kembali melangkah untuk melihat dengan jelas.

Tapi saat melangkah mendaki Julian melihat dirinya yang keluar dari mobil dengan perasaan kesalnya, mengejar seseorang yang juga keluar dari mobil, dalam sebuah keributan itu dan kekacauan keadaan.

Membuat Julian tidak bisa melangkah mendekati, kakinya terpaku dan dirinya takut untuk melihat apa yang terjadi pada dirinya saat ini, dia benci melihat kecelakaan, karena kecelakaan Sean yang membuat Julian saat itu trauma dan bahkan sempat membuat Julian tidak bisa melihat jalanan kota dengan tenang, apalagi berada di padatnya kemacetan.

"Tidak!" Teriak Julian saat melihat dirinya berlari untuk mendekati pria yang dirinya kejar, Julian tidak bisa melihat wajah itu dengan jelas, hingga akhirnya Julian melihat dirinya jatuh bersama pria yang dirinya selamatkan, dengan posisi kepalanya menghantam keras pembatas jalan.

Seketika Julian merasakan benturan itu juga di kepalanya, dia sampai terduduk di jalan sambil memegang kepalanya, dirinya masih ingat terus menerus ingatannya, lalu sampai berubah menjadi berada di rumah sakit.

Julian kini menatap dirinya yang terbaring di ranjang, tatapan teralihkan saat seorang gadis berlari masuk ke dalam, dengan air mata yang membasahi pipinya, bola mata Julian terbuka lebar, Itu Leira. Melihat keadaan itu membuat sesak dadanya hingga Julian harus mengusap dadanya.

"Apa yang terjadi padamu, Julian? Maafkan aku, aku janji tdak akan pergi lagi,"

Julian mulai mengerti kenapa saat itu Leira begitu kecewa saat dirinya tidak mengenalinya, Julian terus melihat kejadian seperti itu layaknya sebuah film yang hanya berwarna hitam dan putih, hingga dimana Leira yang tertidur sampai menunggunya terbangun.

"Apa kita saling mencintai?" Tanya Julian dalam dirinya, jika saling mencintai kenapa harus dirinya lupa tentang Leira, apa karena terlalu mencintainya hingga rasanya tidak bisa membuat Julian melupakannya.

Julian membuka kedua matanya, saat merasa sebuah petikan jari terdengar di telinga, dia mengusap air matanya yang mengalir, bingung tapi terapi ini sedikit membantu, dan benar terapi ini memberikan efek, baru beberapa detik membuka mata Julian langsung merasa kepalanya begitu pusing.

"Aku membangunkanmu karena kamu berusaha untuk memaksakan diri, kamu sudah berteriak dan merasakan sakit hanya melihat alam sadar itu, jadi untuk ini kita selesaikan sekarang," Ucap Sang dokter, dia juga sudah mencatat seluruhnya dan karena ini tahap awal tidak bisa terlalu membiarkan waktu lama untuk Julian, pria itu harus beradaptasi dahulu.

Julian mengangguk, dia mencoba untuk bangun dari ranjang, tapi sakit di kepalanya luar biasa rasanya, membuatnya harus berpegangan agar tidak jatuh, hingga akhirnya Julian hanya bisa melihat kegelapan setelah memejamkan matanya.

"Pasien Julian!"

Teriak dokter itu membuat kedua orang yang menunggu di luar terpaksa membuka pintu ruangan, Sean dan Jake langsung berlari mendekati Julian yang sudah tergeletak di lantai walau dokter berusaha membangunkannya.

Jake tahu, karena selama ini membantu Sean dalam penyembuhannya, pria itu juga berulang kali jatuh pingsan saat terapi terakhir, tapi melihat Julian entah kenapa Jake selalu tahu.

"Apa yang terjadi pada kakak Julian?" Tanya Sean, setelah memindahkan sang kakak ke ranjang ruang rawat, Sean bertanya pada sang dokter.

"Inilah resiko ringan yang dirinya terima, semakin lama ingatannya kembali efeknya akan semakin besar, jadi pertimbangkan kali untuk melakukan lagi, aku selalu menyarankan untuk menyuruh kalian yang membuatnya mengembalikan ingatannya," Ucap sang dokter.

"Untuk saat ini semua proses berjalan baik, Pasien Julian hanya perlu istirahat saja,"

________

Leira duduk sambil menikmati ice americano, ini pertama kalinya dirinya menikmati kopi pahit itu, tapi lama-lama rasanya menyenangkan, sedikit mengurangi pikiran dalam dirinya karena kepahitan itu, Leira menghela nafas. Aneh kenapa dirinya jadi merasa sudah dewasa, sejak Julian mengajarkan dirinya tentang banyak hal, Leira semakin bisa beradaptasi dengan kakak keira atau istrinya.

Dia duduk di sebuah cafe sambil menunggu sang kakak dan ibu yang menemui seseorang, tatapannya tertuju pada jalanan kota, akhirnya pekan memang selalu ramai bukan? Jadi, wajar jika jalan di penuhi banyak orang.

Tatapan Leira beralihkan saat ponsel di dalam tasnya berdering, tangan terulur untuk melihat, baru saja berharap jika Julian menghubungi, tapi nama Asyla tertulis jelas disana.

Jadi menambahkan pertanyaan dalam dirinya, apa yang sedang pria itu lakukan? Bagaimana dengan kondisinya? Apakah dia tidak berniat mencari dirinya?

"Ya, Asyla?"

Asyla :"Leira? Kamu tidak lupa bukan dengan pernikahanku minggu depan? Aku sudah pakaian yang akan kau gunakan nanti, Leira aku harap kamu mau menjadi pendampingku nanti,"

Leira mengusap keningnya, bagaimana dirinha bisa lupa hari penting sahabatnya, bahkan Asyla sampai mengingatkan, seharusnya tidak boleh seperti ini, Leira harus mencoba untuk melihat dunia lagi, dia tidak bisa terpuruk pada keadaan sedih ini.

"Terima kasih Asyla, aku pastikan akan ada di sampingmu di hari penting itu, aku akan segera melihat barang yang kamu kirim, karena saat ini sedang berada di luar," Ucap Leira, pantas saja kemarin ibunya terus mengatakan jika ada paket untuknya.

Asyla :"Aku senang mendengarnya, bagaimana kabar Julian? Atau kau sedang keluar bersamanya?"

Leira terkejut, apakah Asyla tidak tahu tapi seharusnya dokter jake memberitahu bukan?

"Asyla, sepertinya aku ada urusan penting, jadi aku akan menghubungimu lagi nanti, kamu pasti gugup bukan untuk pernikahanmu ini, banyaklah istirahat dan sampai jumpa,"

Leira memutuskan sambungan itu secara sepihak, dia tidak tahu harus mencerita bagaimana nantinya, Asyla tidak boleh terlibat oleh masalahnya, gadis itu sudah sibuk dengan pernikahannya, jadi biarkan saja nanti dirinya bercerita pada temannya.

"Kenapa? Kenapa aku sekarang terus berusaha menghindari? Liera, ayolah! Kenapa kamu seperti ini!" Tanya Leira pada dirinya, gadis itu mengusap wajahnya dan berulang kali menghela nafa, rasa lelah ini terus membuat dirinya tidak bisa berpikir apapun.

"Aku tidak bisa seharipun berhenti meyakini apa pilihanku!"

"Kenapa? Kenapa pergi kebahagian itu, kenapa malah jadi semakin buruk seperti ini?"

Leira tersentak saat seseorang menyentuh bahunya, dia menolah kebelakang dan melihat sang kakak bersama sang ibu, dia mencoba menunjukan senyuman terpaksa pada mereka.

"Kenapa kalian lama sekali? Aku menunggu cukup lama disini," Ucap Leira, dia mengambil ponsel miliknya dan kembali memasukkannya ke dalam tas.

"Tapi aku harus rapat dadakan dengan managerku dan ibu juga harus ikut karena ibu asistenku, ayo kita pergi sekarang!"

Leira mengangguk dia mengambil americano yang tinggal setengah, membawanya ikut bersamanya meninggalkan cafe.

"Kemana kita akan pergi?" Tanya Leira, saat dirinya sudah masuk ke dalam mobil, tangan sibuk memasang sabuk pengaman untuk dirinya.

Keira yang sudah menyalakan mesin mobil menolah ke arah belakang, melihat sang adik dan sang ibu.

"Entahlah, yang penting kita menghabiskan waktu bersama."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • My Little Wife, It's Mine!   The Ending

    Satu tahun kemudian.Suatu pagi di rumah sederhana yang menjadi sebuah pertemuan dan menjadi akhir kebahagian.suara tangisan seorang bayi mewakili indahnya pagi hari, dengan iringan kicauan burung, cahaya matahari juga tidak ingin kalah untuk menyambut mereka, menjadi sebuah awalan di pagi hari dengan kisah baru untuk kisah selanjutnya.keluarga kecil yang kini menjadi suatu kebahagiaan tidak ternilai, itulah kisah ini.dari perjanjian menjadi sebuah ikatan benang antara Julian dan Liera yang membawa mereka pada indahnya falling love, padahal awal hanya sebuah persetujuan paksaan tapi kini berubah menjadi ketulusan untuk rela bersama.Liera membuka matanya setelah rasanya tangisan bayinya semakin menggema di dalam ruangan, dan hal yang dirinya lihat adalah pemandangan dimana Julian tertidur di sofa sambil memeluk putra mereka yang menangis, dia tersenyum. biasanya Julian membangunkan dirinya saat tengah malam putranya menangis,

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 80 - In suddenly

    "Benarkah? Kamu janji?" Tanya Liera dengan wajah penuh harapan menatap Julian yang ada di sampingnya, berharap jika pria itu akan segera mengangguk ucapannya.Walau kehadiran seseorang yang ada di dalam perutnya sungguh memberikan rasa bahagia luar biasa, Liera juga ingin dimanjakan oleh Julian, setidaknya kini dirinya sudah hamil, tidak perlu ada kebohongan lagi untuk membuat Ayah Julian menekan dirinya lagi.Setidaknya untuk saat ini itulah kebahagian yang harus segera diberikan pada yang lain.Liera tidak bisa membayangkan bagaimana nanti dirinya saat mulai membesar perutnya, ketika dirinya akan lebih sering menghabiskan waktu untuk menceritakan banyak hal pada anaknya, Liera sempat membaca ibu hamil akan sering meminta sesuatu yang aneh, dia ingin membayangkan bagaimana sulitnya Julian untuk mencari hal yang sangat dirinya inginkan.Dengan diam-diam Liera mengelus perutnya yang masih rata, dari dalam hatinya dia menyampaikan sebuah pesan

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 79 - The Best Gift

    Beberapa hari kemudian.Akhir pekan, Sebenarnya Julian dan Liera ingin menghabiskan liburan mereka di pantai, tapi kemarin keduanya mendapatkan undangan dari ayah Julian untuk menghadiri acara yang pria itu buat.Julian awalnya ingin menikah karena pasti acara itu untuk pertemuan para partner kerja ayahnya, tapi Liera mengatakan jika dirinya ingin datang dan mengharapkan Julian untuk menceritakan apa sebelumnya merekadiskusikan, jadi tidak alasan untuknya nolak.Julian membuka matanya, dia masuk setelah Liera tidak ada di sampingnya, ini aneh kenapa dia bangun lebih siang dan kenapa Liera juga tidak membangunkan dirinya?Fokus Julian teralihkan saat mendengar suara yang aneh dari berasal dari bathroom, suara seseorang yang sedang mengeluarkan isi perutnya, Julian langsung mengibaskan selimut di tubuhnya, berjalan mendekat dan tangan terulur membuka pintu.Dan benar, Julian langsung diberikan pandangan dimana Liera yang sedang berhada

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 78 - talk to heart

    Sesampainya di Vila mereka.Ketika Liera menginjakkan kakinya setelah sekian lama tidak kembali ada rasa senang yang tidak bisa di jelaskan, apalagi ketika Julian membuka pintu dan mengajaknya masuk ke dalam bersama.Lampu menyala dan seluruh ruangan terlihat jelas, Liera tersenyum tidak ada yang berubah dan semua masih sama, hanya saja dibuat lebih rapi dari sebelumnya, mungkin Julian menatanya saat Liera berkata ingin kembali.Julian melepaskan yang dirinya kenakan, melangkah untuk menuju dapur, dirinya akan langsung membuat makan malam karena di perjalanan Julian sempat mendengar suara perutnya yang minta di isi, pria itu membuka lemari kulkas dan melihat apa yang akan dirinya buatkan, tapi sebelum memulai masuk.Pria itu mengambik nasi instan dan meletakan ke dalam oven, jika memasak nasi waktunya tidak akan cukup, jadi dia mengunakan nasi instan, karena itulah kebiasaan saat Liera tidak ada di rumah sakit.Liera berijalan mendekat se

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 77 - Take My Hand

    Liera dan Kiera berjalan bersama menuju parkiran mobil, setelah berpamitan dengan Asyla dan Jake, keduanya memutuskan untuk pulang.Liera menatap layar ponselnya, ada satu pesan masuk dari Julian.Jika sudah sampai rumah, bisakah aku menghubungimu?>Liera tidak langsung menjawab pesan itu, rasanya sudah cukup bukan seharian bertemu dengannya, Liera hanya sedang mematangkan pikirannya, apakah keputusannya sudah benar atau belum, dan entah kenapa juga kepalanya sedikit pusing, dia juga ingin memakan sesuatu."Jadi kakak menyusul karena takut aku tidak memiliki teman?" Tanya Liera, setelah dirinya memasak sabuk pengaman dan setelah mobil sang kakak sudah meninggalkan area itu."lbu juga menyuruhku, jadi setelah pertemuan itu selesai aku memutuskan untuk kesini, tidak disangka akan ada Julian disana, kau bahkan biasa saja." Ucap Kiera, dia tidak kesal seharusnya Liera memberitahunya, tapi jika tidak kesana mungkin juga K

  • My Little Wife, It's Mine!   chapter 76 - At My worst

    "Liera, pulanglah, aku sungguh merasa kosong kau tidak ada di villa," ucap Julian, dia merapikan rambut Liera yang sempat berantakan, jika dilihat seperti ini Liera banyak berubah, raut wajahnya, terus bibir dan pipinya sedikit kurus, apakah banyak hal dirinya pikirkan?Tapi semua tertutup dengan kecantikan hari ini, gaun yang sedikit membuat Julian kesal karena hampir mengekspos seluruh punggung istrinya, siapa yang telah merekomendasikan pakaian ini padanya?Liera mengangkat kepalanya untuk menatap Julian, dia ingin sekali pulang tapi setelah apa yang terjadi banyak hal membuat Liera terus mempertimbangkan banyak hal, dia tidak terus dibutakan oleh kebersamaan, dia juga tidak bisa terus menipu dan pura-pura tidak tahu."Kamu tahu, aku datang kesini setelah membatalkan jadwal rapatku, karena aku tidak mau menerima surat cerai yang kau kirim, Liera kenapa kamu melakukan itu? Aku tidak akan melupakanmu." Ucap Julian, itu benar. Dia baru saja akan kemba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status